Hanya Satu IDI untuk Rakyat Indonesia

Kamis, 09 Juni 2022 - 14:26 WIB
loading...
Hanya Satu IDI untuk...
Zaenal Abidin (Foto; Ist)
A A A
Zaenal Abidin
Ketua Umum PB IDI periode 2012-2015 dan Sekjen PB IDI periode 2006 - 2009

YUDI Latif menulis dalam buku “Pendidikan yang Berkebudayaan” bahwa karena pemerintah membutuhkan tenaga-tenaga medis terampil maka sejak 1822 dimulailah pelatihan juru medis melalui kursus-kursus vaksinator. Kursus-kursus ini kemudian dikembangkan menjadi Sekolah Dokter Djawa pada 1851.

Awalnya sekolah kejuruan ini diperuntukkan bagi anak priyai, namun anak priyai lebih suka bersekolah di Sekolah Radja. Nah, untuk menarik minat pendaftar pemerintah memberi sejumlah insentif berupa beasiswa dan janji menjadi pegawai pemerintah.

Khusus untuk Sekolah Dokter Djawa sejak 1891 dibuatkan pengaturan khusus yang memungkinkan para siswa yang berminat masuk sekolah ini bisa masuk ke Europeesch Lagere School (ELS). Dan, pada akhirnya banyak dari keluarga priyai rendahan yang berminat. Bahkan sering dari keluarga pedagang serta penduduk desa. Tahun 1900-1902, Sekolah Dokter Djawa diubah menjadi STOVIA (School tot Opleiding van Artsen).

Menjelang Lahirnya IDI
Situasi politik awal kemerdekaan menyebabkan dokter-dokter pribumi masih kesulitan mendirikan organisasi yang berskala nasional, walau sudah aktif berorganisasi. Karena itu tidak dapat dipungkiri banyak dokter menjadi pejuang kemerdekaan NKRI. Ketika itu dokter-dokter pribumi tersebar di daerah pendudukan dan daerah republik federal. Belum lagi saat itu terdapat empat macam dokter berdasarkan kelulusannya. Ada dokter Jawa lulusan Sekolah Dokter Jawa, ada Indische Arts lulusan sekolah dokter pribumi STOVIA dan NIAS Surabaya, serta dokter lulusan Faculteit Medica Batavia (1927), dan bahkan ada dokter Indonesia lulusan luar negeri.

Tahun 1948 barulah dokter-dokter Indonesia memiliki kesempatan mendirikan organisasi profesi, namanya Perkumpulan Dokter Indonesia (PDI). Pendiriannya dimotori oleh para dokter muda di bawah pimpinan dr. Darma Setiawan Notohadmojo. PDI lahir pada awal revolusi kemerdekaan sehingga berfungsi pula sebagai badan perjuangan di daerah-daerah pendudukan Belanda. Pada waktu yang hampir besamaan, berkembang juga Persatuan Perthabiban Indonesia (Perthabin) Cabang Yoyakarta.

Dua tahun setelah berdirinya PDI dan Perthabin, para pimpinan kedua organisasi profesi itu mengadakan pertemuan guna mendirikan sebuah organisasi kedokteran Indonesia yang baru. Tanggal 30 Juli 1950 pimpinan PDI dan Perthabin mengadakan rapat di rumah dr. Soeharto, Jalan Kramat 106 Jakarta (kini adalah Apotek Titimurni). Perthabin diwakili oleh dr. Abdul Rasjid dan dari PDI hadir dr. Soeharto, dr. Bahder Djohan, dr. Seno Sastroamidjojo dan lain-lain.

Peserta rapat berpendapat bahwa pada era sebelum kemerdekaan, dokter-dokter pribumi belum sempat mendirikan organisasi profesi sendiri. Walau sebelumnya pernah ada Verinigin van Indonesische Artsen sebagai tempat dokter pribumi berkumpul namun tidak berlangsung lama, dibubarkan oleh pendudukan Jepang. Karena itu, peserta rapat menginginkan sebuah perkumpulan dokter baru yang aggotanya hanya terdiri dari para dokter pribumi saja. Mereka pun bersepakat membentuk Dokter Warga Negara Indonesia (WNI).

Dokter Bahder Djohan menuturkan kesannya pada rapat 30 Juli 1950 itu dalam Majalah Kedokteran Indonesia 1962 berikut ini. “Kalau bukan karena moral yang tinggi dan tanggung jawab yang penuh keinsyafan dan kesadaran yang tinggi dari pemuka kedua pihak, maka kemungkinan akan terjadi suatu perpecahan. Tetapi moral yang tinggi dari kedua mereka yang bertanggung jawab telah membawa penyelesaian yang mulia…”

Pelajaran yang dapat dipetik dari para pendiri IDI di atas adalah bila ingin mendirikan organisasi profesi dokter maka para pendirinya harus memiliki moral tinggi, tanggung jawab yang penuh keinsyafan, disertai kesadaran yang tinggi bahwa mereka akan mendirikan organisasi profesi yang luhur. Tanpa nilai luhur seperti yang dikatakan dr. Bahder Djohan di atas maka organisasi IDI tidak terbentuk. Andai pun lahir, tidak akan bertahan sampai sekarang. Sebab, pasti ditolak oleh para dokter serta tidak akan diterima masyarakat. Ibarat bunga, “layu sebelum berkembang.”
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Jadi Penasihat Khusus...
Jadi Penasihat Khusus Presiden Bidang Kesehatan, Terawan: Saya Tentara, Siap Melaksanakan Tugas
Komunitas Dokter Entrepreneur...
Komunitas Dokter Entrepreneur Indonesia Resmi Dibentuk, Ini Pengagasnya
Usut Kematian Mahasiswi...
Usut Kematian Mahasiswi Program Dokter Spesialis Undip, Menkes Gandeng Polisi
8 Pati TNI Angkatan...
8 Pati TNI Angkatan Udara Pensiun, 2 di Antaranya Dokter
Budi Santoso Dipecat...
Budi Santoso Dipecat seusai Tolak Dokter Asing, PKS: Kampus Merdeka Hanya Nama Belaka
Soal Pemecatan Dosen...
Soal Pemecatan Dosen FK Unair, Mahfud MD: Pemberhentian Harus Sesuai Prosedur
Bantah Hubungi Rektor...
Bantah Hubungi Rektor Unair untuk Pecat Prof Budi Santoso, Kemenkes: Itu Fitnah!
Tingkatkan Kompetensi...
Tingkatkan Kompetensi Dermatolog Tanah Air dengan Cadaver Training di Manila
Niat Menkes Datangkan...
Niat Menkes Datangkan Dokter Asing Dipertanyakan DPR: Kebutuhannya Apa?
Rekomendasi
Tempe, Jaranan, dan...
Tempe, Jaranan, dan Teater Mak Yong Diajukan ke UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia
Wanita Tampar Askar...
Wanita Tampar Askar Masjid Nabawi, Polisi Madinah Turun Tangan
Sehari Jelang Lebaran,...
Sehari Jelang Lebaran, Lalu Lintas di Jakarta Lengang
Berita Terkini
Jelang Lebaran, Serambi...
Jelang Lebaran, Serambi My Pertamina Bagi-bagi THR untuk Anak-anak
23 menit yang lalu
H-1 Lebaran, Arus Lalin...
H-1 Lebaran, Arus Lalin di Tol Cipali dan Pantura Cirebon Ramai Lancar
2 jam yang lalu
Kemenko Polkam Nilai...
Kemenko Polkam Nilai Kebijakan WFA Efektif Urai Kepadatan Mudik Lebaran
3 jam yang lalu
Prabowo Salat Idulfitri...
Prabowo Salat Idulfitri di Masjid Istiqlal Dilanjutkan Open House di Istana
6 jam yang lalu
3 Letjen TNI Teman Seangkatan...
3 Letjen TNI Teman Seangkatan Jenderal Agus Subiyanto, Salah Satunya Peraih Adhi Makayasa
8 jam yang lalu
PCINU Yordania dan Perusahaan...
PCINU Yordania dan Perusahaan Air Mineral Salurkan Bantuan Kemanusiaan untuk Warga Palestina
9 jam yang lalu
Infografis
Iran Gelar Parade Angkatan...
Iran Gelar Parade Angkatan Laut 3.000 Kapal untuk Bela Gaza
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved