Bersama Bamusi, Basarah dan Yasonna Ziarah ke Makam Taufiq Kiemas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) menggelar rangkaian haul ke-9 Taufiq Kiemas . Haul diawali dengan ziarah ke makam suami Megawati Soekarnoputri itu di Taman Makam Pahlawan, Rabu (8/6/2022).
Ziarah diisi dengan pembacaan Surat Yasin dan Tahlil oleh Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), organisasi sayap PDI Perjuangan. Adapun acara lain dalam rangkaian haul adalah peresmian Masjid At Taufid di Lenteng Agung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua DPR Puan Maharani.
Hadir dalam ziarah Santayana Kiemas, Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly, Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah, dan Ketua Umum Bamusi Hamka Haq. Terlihat hadir anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR Abidin Fikri, Trimedya Panjaitan, Yunahar Gunhar. Lalu Ketua Badiklat PDIP Daryatmo Mardiyanto dan Ketua Umum Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) Wanto Sugito.
"Almarhum adalah tokoh bangsa, negarawan kita yang telah meluruskan sejarah lahirnya Pancasila. Beliau gugur setelah meresmikan Patung Bung Karno di Ende, tempat Bung Karno merenung dan menggali nilai-nilai luhur yang kemudian dirumuskan menjadi Pancasila," kata Ahmad Basarah.
Basarah mengungkapkan, saat ini yang menjadi tugas bersama adalah meneruskan apa yang telah diperjuangan dan dicita-citakan Taufiq Kiemas.
Yasonna H Laoly dalam sambutannya menyampaikan, meninggalnya Taufiq Kiemas adalah kehilangan besar, bukan hanya bagi PDIP tapi juga bangsa Indonesia. "Tetapi, perjuangan Pak Taufiq telah membimbing langkah perjuangan yang tetap relevan hingga sekarang ini," kata Yasonna.
Sementara itu, Hamka Haq mengungkapkan, almarhum Taufiq Kiemas pernah berpesan PDIP tidak boleh meninggalkan 5 kelompok dan harus menjalin kerja sama. Pertama, harus menjalin kerjasama dengan umat Islam, tanpa mengurangi agama lainnya. Sebab Islam bagian dari mayoritas dari bangsa Indonesia.
Kedua, tidak boleh meninggalkan suku terbesar di Indonesia yaitu Jawa. Karena itu hargailah adat istiadat serta budayanya.
Ketiga, PDIP harus menjalin hubungan dengan institusi yang 100% memiliki jiwa nasionalis, yaitu TNI dan Polri. Keempat, PDI Perjuangan harus tetap menjalin kerja sama dengan partai-partai nasionalis terbesar. "Sebab dulu pernah satu waktu terjadi, saat itu di Palembang, rakernas bersama PDI Perjuangan dan Golkar," ujarnya.
Kelima, PDIP jangan sampai merenggangkan hubungan dengan media atau pers. Sebab, media akan menyampaikan, apa hal yang baik ataupun tidak baik.
Lihat Juga: Pramono Anung Dapat Dukungan Masyarakat Batak Bersatu, Yakin Menang Satu Putaran di Pilkada Jakarta
Ziarah diisi dengan pembacaan Surat Yasin dan Tahlil oleh Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), organisasi sayap PDI Perjuangan. Adapun acara lain dalam rangkaian haul adalah peresmian Masjid At Taufid di Lenteng Agung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua DPR Puan Maharani.
Hadir dalam ziarah Santayana Kiemas, Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly, Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah, dan Ketua Umum Bamusi Hamka Haq. Terlihat hadir anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR Abidin Fikri, Trimedya Panjaitan, Yunahar Gunhar. Lalu Ketua Badiklat PDIP Daryatmo Mardiyanto dan Ketua Umum Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) Wanto Sugito.
"Almarhum adalah tokoh bangsa, negarawan kita yang telah meluruskan sejarah lahirnya Pancasila. Beliau gugur setelah meresmikan Patung Bung Karno di Ende, tempat Bung Karno merenung dan menggali nilai-nilai luhur yang kemudian dirumuskan menjadi Pancasila," kata Ahmad Basarah.
Basarah mengungkapkan, saat ini yang menjadi tugas bersama adalah meneruskan apa yang telah diperjuangan dan dicita-citakan Taufiq Kiemas.
Yasonna H Laoly dalam sambutannya menyampaikan, meninggalnya Taufiq Kiemas adalah kehilangan besar, bukan hanya bagi PDIP tapi juga bangsa Indonesia. "Tetapi, perjuangan Pak Taufiq telah membimbing langkah perjuangan yang tetap relevan hingga sekarang ini," kata Yasonna.
Sementara itu, Hamka Haq mengungkapkan, almarhum Taufiq Kiemas pernah berpesan PDIP tidak boleh meninggalkan 5 kelompok dan harus menjalin kerja sama. Pertama, harus menjalin kerjasama dengan umat Islam, tanpa mengurangi agama lainnya. Sebab Islam bagian dari mayoritas dari bangsa Indonesia.
Kedua, tidak boleh meninggalkan suku terbesar di Indonesia yaitu Jawa. Karena itu hargailah adat istiadat serta budayanya.
Ketiga, PDIP harus menjalin hubungan dengan institusi yang 100% memiliki jiwa nasionalis, yaitu TNI dan Polri. Keempat, PDI Perjuangan harus tetap menjalin kerja sama dengan partai-partai nasionalis terbesar. "Sebab dulu pernah satu waktu terjadi, saat itu di Palembang, rakernas bersama PDI Perjuangan dan Golkar," ujarnya.
Kelima, PDIP jangan sampai merenggangkan hubungan dengan media atau pers. Sebab, media akan menyampaikan, apa hal yang baik ataupun tidak baik.
Lihat Juga: Pramono Anung Dapat Dukungan Masyarakat Batak Bersatu, Yakin Menang Satu Putaran di Pilkada Jakarta
(abd)