Soal Protokol Kesehatan di Kawasan Wisata, Ini Penjelasan Dokter Reisa

Selasa, 23 Juni 2020 - 16:59 WIB
loading...
Soal Protokol Kesehatan...
Tim Komunikasi Publik Gugasnas Percepatan Penanganan COVID-19, dr Reisa Broto Asmoro pun membeberkan protokol kesehatan yang wajib dijalankan saat berada di kawasan wisata. Foto/BNPB
A A A
JAKARTA - Kawasan pariwisata alam telah resmi dibuka secara bertahap namun dengan batasan pengunjung maksimal 50% dari kapasitas pengunjung. Tim Komunikasi Publik Gugasnas Percepatan Penanganan COVID-19, dr Reisa Broto Asmoro pun membeberkan protokol kesehatan yang wajib dijalankan saat berada di kawasan wisata.

Bagi pengelola, kata Reisa, penting untuk melakukan pembersihan secara berkala termasuk desinfeksi terutama pada area sarana dan peralatan yang digunakan bersama. “Dan harus ada fasilitas cuci tangan pakai sabun yang memadai dan mudah diakses oleh pengunjung,” ujarnya di Media Center Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19 Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Selasa (23/6/2020). (Baca juga: Update Corona di Indonesia 23 Juni 2020: 47.896 Positif, 19.241 Sembuh, dan 2.535 Meninggal)

Kemudian, melakukan pemeriksaan suhu tubuh di pintu masuk dan perbanyak media informasi wajib pakai masker apabila di keramaian, jaga jarak 1 meter dan cuci tangan di seluruh lokasi.

“Memastikan para pekerja SDM pariwisata memahami cara melindungi diri dari penularan COVID-19 dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Jaga kebersihan pribadi seperti sering cuci tangan konsumsi makanan bergizi rutin olahraga dan cukup istirahat,” jelas Reisa.

Reisa mengingatkan untuk pengelola pariwisata wajib yang pertama membatasi jumlah pengunjung yang masuk. “Disarankan menggunakan sistem online atau pengunjung mendaftar dulu sebelum datang untuk menghindari pengunjung yang berkerumun di pintu masuk.”

Kedua, pengaturan jam operasional. Ketiga, lakukan pengawasan di titik-titik favorit pengunjung dan lokasi foto. Keempat, fasilitas yang membuat pengunjung berdesakan seperti naik kendaraan wisata harus dibatasi dan sesuai protokol kesehatan.

Kelima, mengatur jarak saat antrian dengan memberi penanda di lantai minimal 1 meter. Keenam, mengoptimalkan ruang terbuka untuk tempat penjualan transaksi agar mencegah terjadinya kerumunan.

“Dan ketujuh, menggunakan pembatas atau partisi di meja atau counter sebagai perlindungan tambahan untuk bekerja atau SDM pariwisata yang bertugas di loket pembelian tiket atau customer service,” jelas Reisa.

Sementara itu bagi pengunjung, Reisa meminta untuk memastikan diri dalam kondisi yang sehat sebelum melakukan kunjungan ke lokasi daya tarik wisata. Apabila sakit di rumah saja, istirahat yang cukup dan pastikan imunitas kembali dan tubuh fit sebelum memutuskan keluar rumah.

“Setelah tiba di rumah, terapkan protokol kedatangan seperti mandi dan ganti pakaian dan jangan lupa bersihkan peralatan yang dibawa keluar seperti handphone, kacamata, tas dan barang-barang lainnya dengan desinfektan,” kata Reisa.

Selain itu, lanjut Reisa, pastikan menggunakan masker selama berada di lokasi daya tarik wisata. Hindari mengajak anak yang belum bisa menggunakan masker dengan baik dan benar. Hindari mengajak orang-orang yang rentan terhadap penularan COVID-19 terutama bagi mereka yang memiliki penyakit penyerta.

“Ini penting bapak ibu untuk saling mengingatkan. Kita menghadapi pandemi ini bersama-sama kita lindungi diri sendiri untuk melindungi orang lain. Begitu juga dengan orang lain kedisiplinan dan kepatuhan mereka terhadap protokol kesehatan akan melindungi kita dan banyak orang lainnya,” tegas Reisa. (Baca juga: Anggaran Covid-19 Terus Berubah, Rapid Test Harus Bayar )

Reisa pun mengajak bersama melawan COVID-19 dengan tetap bersatu, kompak, gotong royong, saling ingat dan mengingatkan. “Bahwa pandemi masih terjadi. Dan kita semua harus disiplin menjalankan protokol kesehatan. Apabila kita kompak bersama-sama kita pasti bisa mengalahkan virus corona ini,” tutupnya.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Waspadai Lagi Covid-19,...
Waspadai Lagi Covid-19, Kemenkes Imbau Tetap Prokes dan Hidup Sehat
Pentingnya Taiwan Menghadapi...
Pentingnya Taiwan Menghadapi Pandemi di Masa Depan
Menuju Negara Wisata
Menuju Negara Wisata
Saran Epidemiolog Cegah...
Saran Epidemiolog Cegah Lonjakan Covid-19 saat Libur Nataru
Kasus Covid-19 Naik,...
Kasus Covid-19 Naik, Menko Muhadjir Effendy Minta Masyarakat Jangan Panik
Bupati Bengkulu Selatan...
Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi Dilaporkan ke KPK Terkait Dugaan Korupsi Dana Covid-19
Imbas Kebakaran di Museum...
Imbas Kebakaran di Museum Angkut Batu, Jatim Park Grup Tutup Satu Wahana
Kencana Valley, Destinasi...
Kencana Valley, Destinasi Romantis dan Mewah di Jantung Alam Megamendung Bogor
Gdas Bali: Surga Wellness...
Gdas Bali: Surga Wellness Eksklusif di Tengah Ubud
Rekomendasi
Cukai Rakyat Bisa Jadi...
Cukai Rakyat Bisa Jadi Solusi Pelaku Usaha Rokok Kecil di Madura
Sinopsis Drama Korea...
Sinopsis Drama Korea Tastefully Yours, Kisah Romansa di Balik Keajaiban Kuliner
Banjir Jakarta, 14 RT...
Banjir Jakarta, 14 RT dan 3 Ruas Jalan Terendam
Berita Terkini
8 Marsekal Muda Digeser...
8 Marsekal Muda Digeser Panglima TNI pada Mutasi April 2025, Ini Nama-namanya
TNI Dikerahkan Jaga...
TNI Dikerahkan Jaga Kejaksaan, Ada Perseteruan Penegak Hukum?
Pengamat Soroti Putusan...
Pengamat Soroti Putusan Bawaslu yang Hentikan Dugaan Pelanggaran PSU Bengkulu Selatan
Rancangan Permenkes...
Rancangan Permenkes tentang Kesehatan Perlu Libatkan Semua Elemen
Tumpas: Premanisme Tak...
Tumpas: Premanisme Tak Laku jika Penegakan Hukum Berjalan Baik
Profil Eddie Marzuki...
Profil Eddie Marzuki Nalapraya, Jenderal TNI Berjuluk Bapak Pencak Silat yang Pernah Jabat Wagub Jakarta
Infografis
Ini Alasan Mengapa Tanaman...
Ini Alasan Mengapa Tanaman Ganja Harus Ditanam di Ketinggian
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved