Penuhi Kebutuhan Nasional, Kapasitas Produksi Alat Tes PCR Ditingkatkan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah bersiap meningkatkan produksi alat tes polymerase chain reaction (PCR) untuk mendiagnosis virus Corona (Covid-19). Saat ini, alat tes tersebut telah diproduksi dengan kapasitas sebanyak 50 ribu per minggunya oleh BUMN Bio Farma.
(Baca juga: Update Corona 22 Juni 2020: 46.845 Positif, 18.735 Sembuh, dan 2.500 Meninggal)
"Polymerase chain reaction itu sebetulnya sudah bisa diproduksi mandiri di Indonesia. Kemarin saya berkunjung ke Bio Farma itu di sana sudah bisa memproduksi 50 ribu per minggu," ujar Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (22/6/2020).
(Baca juga: Rapid Test Berbayar, Ombudsman Curiga Ada Upaya Cari Keuntungan Pribadi)
Muhadjir mengatakan bahwa apabila kapasitas produksi tersebut ditingkatkan menjadi maka kebutuhan dalam negeri dapat dipenuhi. Dimana diperkirakan kapasitas produksi harus mencapai 2 juta per bulan.
"Beliau (Presiden) sangat mendukung. Dan salah satu sarana yang akan kita gunakan itu adalah gedung yang dulu akan digunakan untuk laboratorium produksi vaksin flu burung. Itu nanti akan kita ubah menjadi gedung bangunan untuk memproduksi PCR," tuturnya.
Nantinya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang membawahi Bio Farma, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dan Kementerian Kesehatan akan berkoordinasi untuk dapat segera mewujudkan rencana tersebut. Menurutnya pihak Bio Farma akan menyiapkan desain konstruksi untuk fasilitas produksi tersebut.
"Bapak Presiden sudah menyetujui dan nanti akan segera diadakan koordinasi antara Kementerian BUMN yang membawahi Bio Farma dengan Menteri PUPR dan Menteri Kesehatan untuk bagaimana supaya PCR itu bisa betul-betul diproduksi di dalam negeri sehingga kita tidak terlalu tergantung dengan impor," pungkasnya.
(Baca juga: Update Corona 22 Juni 2020: 46.845 Positif, 18.735 Sembuh, dan 2.500 Meninggal)
"Polymerase chain reaction itu sebetulnya sudah bisa diproduksi mandiri di Indonesia. Kemarin saya berkunjung ke Bio Farma itu di sana sudah bisa memproduksi 50 ribu per minggu," ujar Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (22/6/2020).
(Baca juga: Rapid Test Berbayar, Ombudsman Curiga Ada Upaya Cari Keuntungan Pribadi)
Muhadjir mengatakan bahwa apabila kapasitas produksi tersebut ditingkatkan menjadi maka kebutuhan dalam negeri dapat dipenuhi. Dimana diperkirakan kapasitas produksi harus mencapai 2 juta per bulan.
"Beliau (Presiden) sangat mendukung. Dan salah satu sarana yang akan kita gunakan itu adalah gedung yang dulu akan digunakan untuk laboratorium produksi vaksin flu burung. Itu nanti akan kita ubah menjadi gedung bangunan untuk memproduksi PCR," tuturnya.
Nantinya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang membawahi Bio Farma, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dan Kementerian Kesehatan akan berkoordinasi untuk dapat segera mewujudkan rencana tersebut. Menurutnya pihak Bio Farma akan menyiapkan desain konstruksi untuk fasilitas produksi tersebut.
"Bapak Presiden sudah menyetujui dan nanti akan segera diadakan koordinasi antara Kementerian BUMN yang membawahi Bio Farma dengan Menteri PUPR dan Menteri Kesehatan untuk bagaimana supaya PCR itu bisa betul-betul diproduksi di dalam negeri sehingga kita tidak terlalu tergantung dengan impor," pungkasnya.
(maf)