Kepala BMKG Sebut Early Warning dan Early Action Jadi Kunci Zero Victim Bencana

Sabtu, 21 Mei 2022 - 21:18 WIB
loading...
A A A
"Hanya saja memang, BMKG masih seperti "penjahit", karena produk dibuat sesuai kebutuhan, belum diproduksi secara massal dan dikomersialisasikan," ujarnya.

Dwikorita mencontohkan produk karya BMKG di antaranya Automated Weather Observing System (AWOS) yang pernah dipasang di landasan pacu ke-3 Bandara Soekarno Hatta dan di Yogyakarta Internasional Airport. AWOS tersebut dilengkapi sejumlah sensor seperti sensor suhu dan kelembaban, sensor tekanan, sensor curah hujan, sensor arah dan kecepatan angin, dan sensor radiasi matahari.

Selain itu, BMKG juga telah memproduksi intensity meter yang berfungsi untuk mendeteksi guncangan pada suatu peralatan tertentu akibat gempa bumi, bukan mengukur kekuatan gempa bumi. Meski buatan BMKG, kata dia, sejak dipasang dan sampai hari ini tetap baik-baik saja dan data yang dihasilkan selalu tepat dan akurat.

Sementara itu, terkait kegiatan Komponen II BMKG, Dwikorita berharap kegiatan tersebut dapat meningkatkan kecepatan, ketepatan dan akurasi informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami, serta memperluas jangkauan informasi tersebut. Beberapa kegiatan IDRIP-BMKG seperti pembangunan InaEEWS, Upgrading Seismograph, WRS Dissemination dan Penguatan Operasional Sistem Peringatan Dini, mendapat dukungan dan arahan penuh dari Komite Penasehat Teknis/Technical Advisory Committee (TAC) IDRIP-BMKG.

"Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapai hal tersebut, kami meningkatkan performa processing layanan informasi gempa bumi dan tsunami dengan HPC (High Performace Computer) untuk melompatkan kecepatan prosessing dan peringatan dini tsunami. Sistem processing yang akan dikembangkan dirancang dan dibangun secara mandiri/karya anak bangsa untuk mewujudkan InaTEWS Merah Putih," pungkasnya.
(kri)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1078 seconds (0.1#10.140)