Polemik Nama JIS: Mau Nginggris atau Ngindonesia?

Sabtu, 14 Mei 2022 - 13:27 WIB
loading...
A A A
Dulu, ada gubernur yang mewajibkan "Indonesianisasi" istilah, misalnya, mall menjadi “mal”, Satay House Senayan menjadi “Satè Khas Senayan”, Boulevard menjadi “Bulevar”, dan lain-lain. Namun, apa boleh buat, kini kita kebanyakan sudah telanjur lebih senang nginggris (atau bahasa Jaksel).

Anda tahu tidak? Kebiasaan nginggris ini bisa mengakibatkan harga-harga menjadi mahal. Ini buktinya:
Kopi Hitam Rp3.000 - Black Coffee Rp15.000
Es Teh Manis Rp2.000 - Ice Tea Rp15.000
Mendoan Rp5.000 - Crispy Salty Soya Bean Rp20.000
Pecel Rp5.000 - Javanese Salad with Peanut Sauce Rp25.000
Perumahan Tepi Sungai Rp300juta/unit - Riverside Residence Rp900juta/unit.

Bahkan, contoh yang lebih parah, ada pertandingan sepakbola yang memperebutkan piala bupati dinamakan "Bupati Cup". Ayo, ada yang tahu, itu bahasa apa? Kalau menurut saya, itu bahasa gado-gado. Inggris tidak, Indonesia pun tidak. Mengapa tidak dibikin saja Regent's Cup atau "Piala Bupati"?

Atau memang sudah tidak ada kebanggaan lagi bagi kita menggunakan bahasa Indonesia?
(kri)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0984 seconds (0.1#10.140)