Pengamat politik Rocky Gerung merespons soal upaya menggoyang kepemimpinan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto. Foto/Tangkapan Layar
AAA
JAKARTA - Pengamat politik Rocky Gerung menilai, upaya menggoyang kepemimpinan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto adalah persekongkolan antara mereka yang membenci Airlangga karena persaingan politik 2024, dan mereka yang ingin mengambil alih Golkar.
Menurut Rocky, mereka yang ingin mengambil alih Golkar, mengambil kesempatan membujuk Presiden untuk tidak ragu, lakukan pembelahan di Golkar.
"Kira-kira begitu yang akan terjadi. Bisa kita bayangkan, akan terjadi pembelahan di Golkar, itu rumus yang sudah biasa lah," ujar Rocky
Menurut Rocky, Airlangga menjadi sasaran karena beberapa alasan, seperti wacana tiga periode atau perpanjangan masa jabatan, dan kebijakan tentang larangan ekspor CPO.
"Sebetulnya ide tiga periode itu kan, Airlangga hanya mengucapkan ulang. Membaca kira-kira keinginan Presiden Jokowi, lalu dia ucapkan tiga periode itu, yang ternyata berbalik. Lalu dia terpaksa disalahkan," ujar Rocky.
"Demikian juga soal CPO, Airlangga sebenarnya kasih solusi rasional. Tetapi orang-orang di sekitar presiden, yang juga berupaya mencari muka, yang menghajar Airlangga," tambahnya.
Di internal Partai Golkar sendiri, alasan yang digunakan untuk menggoyang Airlangga adalah elektabilitas Airlangga sebagai capres yang rendah.
"Nanti belakangan akan disebutkan bahwa Airlangga itu memang pantas digusur karena big data mengatakan, Airlangga tidak pantas jadi presiden. Jadi kesimpulan itu akan dibuat untuk memback up keputusan. Ya, hal yang normal aja," ungkap Rocky.
Untuk faktor eksternal, munculnya isu skandal yang melibatkan urusan-urusan privat Airlangga. Menurut Rocky hal itu sudah pasti ada dalam agenda yang sudah lama diincar.
"Sekarang baru terlihat bahwa memang Airlangga akhirnya digoyang-goyang supaya beringin itu tumbang, dan kalau tumbang kan memang mesti ada yang mengambil keuntungan dari tumbangnya itu," ujar Rocky.
Selain itu Rocky menilai, Golkar diincar untuk menjadi sekoci penyelamat. Menurutnya, setiap tokoh politik, akan diganggu nanti saat selesai memerintah.
"Jadi sebetulnya ada kekhawatiran, sebagai seorang tokoh yang paham tentang nasibnya nanti, bahwa dia bisa juga dipersoalkan secara hukum. Nah karena itu secara normal, Pak Jokowi saat lengser keprabon tentu dia ingin, mesti juga ada sekoci penyelamat," papar Rocky.
Rocky memprediksi, upaya pembelahan Golkar ini akan benar terjadi. "Ini kalau terpaksa mesti kita katakan, akan terjadi pembelahan di situ. Karena kan mesti ada yang dikorbankan, soal CPO, soal tiga periode.Tapi yang saya tau, Pak Airlangga kan orang yang mampu untuk melawan, jadi sambil kita analisis, kita komporin juga supaya Pak Airlangga melakukan strike back gitu, " kata Rocky.
"Tinggal Golkarnya kita tunggu, apa wisdomnya. Ke istana atau justru keluar dan bergabung dengan oposisi. Ya, tentu yang paling bagus bergabung dengan oposisi, supaya ada laga. No Airlangga, no laga," ujar Rocky Gerung.