Doli Kurnia Sebut Pilkada Langsung Medan Seleksi Kepemimpinan Nasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perdebatan efektivitas pemilihan kepala daerah (Pilkada) secara langsung selalu muncul ketika ada kepala daerah yang bermasalah. Salah satu yang disorot adalah kapabilitas kepala daerah, entah gubernur, bupati, atau wali kota, terpilih.
Politisi Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia Tandjung mengatakan pilkada langsung membuat sirkulasi antara elit nasional dan daerah berjalan. Terbukti ada elite politik yang karirnya di Jakarta bisa menjadi kepala daerah, salah satunya, Gubernur Jawa Tengah. (Baca juga: Pilkada untuk Mencari Sosok yang Bisa Memimpin di Masa Krisis)
Sebaliknya, ada juga elit lokal yang merangkak karirnya ke pusat. Ini terjadi pada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengawali karir sebagai Wali Kota Solo. Jokowi kemudian memenangi pertarungan pemilihan gubernur DKI Jakarta. Hingga akhirnya mendudukin kursi RI-1.
“Terjadi proses pematangan di pilkada langsung. Terjadi seleksi kepemimpinan di level nasional, contoh paling fenomenal Jokowi. Jokowi yang mengikuti proses politik demokrasi dari bawah, pernah jadi wali kota, gubernur, dan presiden,” ujarnya dalam diskusi daring dengan tema Mengapa Kita Butuh Kepala Daerah, Sabtu (20/6/2020). (Baca juga: Pilkada Diprediksi Jadi Ajang Menawarkan Solusi Penanganan COVID-19)
Ketua Komisi II DPR Itu mengatakan secara sadar pilkada langsung telah berkontribusi terhadap perkembangan politik dan demokrasi Indonesia. Lulusan Universitas Padjajaran itu menuturkan banyak kepala daerah yang bagus dalam memimpin daerahnya. “Bahwa ada beberapa, misalnya kasus atau tidak cukup kemampuan dan gagal memimpin itu secara otomatis akan terseleksi. Tidak selamanya incumben terpilih berturut-turut,” ucapnya.
Dia mengaku tidak mudah mengukur kesuksesan seorang gubernur, bupati, atau wali kota. Ini membutuhkan suatu parameter yang disepakati bersama. Doli mengakui ada kepala daerah yang lebih unggul dibandingkan yang lain. “Overall dengan adanya proses yang dilakukan partai politik, membuka ruang kepada calon independen, kita sekarang diberikan pilihan yang banyak,” katanya.
Politisi Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia Tandjung mengatakan pilkada langsung membuat sirkulasi antara elit nasional dan daerah berjalan. Terbukti ada elite politik yang karirnya di Jakarta bisa menjadi kepala daerah, salah satunya, Gubernur Jawa Tengah. (Baca juga: Pilkada untuk Mencari Sosok yang Bisa Memimpin di Masa Krisis)
Sebaliknya, ada juga elit lokal yang merangkak karirnya ke pusat. Ini terjadi pada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengawali karir sebagai Wali Kota Solo. Jokowi kemudian memenangi pertarungan pemilihan gubernur DKI Jakarta. Hingga akhirnya mendudukin kursi RI-1.
“Terjadi proses pematangan di pilkada langsung. Terjadi seleksi kepemimpinan di level nasional, contoh paling fenomenal Jokowi. Jokowi yang mengikuti proses politik demokrasi dari bawah, pernah jadi wali kota, gubernur, dan presiden,” ujarnya dalam diskusi daring dengan tema Mengapa Kita Butuh Kepala Daerah, Sabtu (20/6/2020). (Baca juga: Pilkada Diprediksi Jadi Ajang Menawarkan Solusi Penanganan COVID-19)
Ketua Komisi II DPR Itu mengatakan secara sadar pilkada langsung telah berkontribusi terhadap perkembangan politik dan demokrasi Indonesia. Lulusan Universitas Padjajaran itu menuturkan banyak kepala daerah yang bagus dalam memimpin daerahnya. “Bahwa ada beberapa, misalnya kasus atau tidak cukup kemampuan dan gagal memimpin itu secara otomatis akan terseleksi. Tidak selamanya incumben terpilih berturut-turut,” ucapnya.
Dia mengaku tidak mudah mengukur kesuksesan seorang gubernur, bupati, atau wali kota. Ini membutuhkan suatu parameter yang disepakati bersama. Doli mengakui ada kepala daerah yang lebih unggul dibandingkan yang lain. “Overall dengan adanya proses yang dilakukan partai politik, membuka ruang kepada calon independen, kita sekarang diberikan pilihan yang banyak,” katanya.
(cip)