Menuju KTT Presidensi G-20 Taruna Merah Putih Gelar Webinar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Taruna Merah Putih (TMP) menggelar Webinar Nasional dengan mengangkat tema "Dampak Ekonomi dan Politik Presidensi Indonesia di G-20", Kamis, (28/4/2022).
Webinar yang dilaksanakan secara daring melalui zoom tersebut menghadirkan keynote speaker Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi dan tiga narasumber, yakni Pakar Hubungan Internasional Hikmahanto Juwana, Ketua Umum Apindo Haryadi B.S. Sukamdani dan dimoderatori Ketua DPP TMP Bidang Pemuda, Pelajar dan Mahasiswa Nico Siahaan.
Webinar dihadiri oleh Ketua Umum TMP Maruarar Sirait dan Sekjen DPP TMP Restu Hapsari berserta jajaran DPP TMP lainnya, kader TMP se-Indonesia, pengusaha dan pegiat UMKM, pengurus PHRI, akademisi dan media sekitar 400-an peserta.
Ketua Umum TMP Maruarar Sirait dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini merupakan upaya kader muda PDI Perjuangan, dalam hal ini TMP untuk mendukung program pemerintah, antara lain dengan mensukseskan Presidensi Indonesia di G-20.
"Kami menyadari, tentu tidak mudah melakukan agenda besar berskala internasional di tengah situasi pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Namun kami yakin, Pemerintah RI pasti mampu menemukan formula yang tepat dalam upaya memajukan negara dan mengambil langkah-langkah positif dalam membangun dunia pada perhelatan KTT G-20 di bulan November mendatang di Bali," ujar Maruarar.
Selain itu juga, TMP juga mendukung segenap upaya Pemerintah RI untuk terus menegakkan kedaulatan bangsa yang tidak bisa diintervensi oleh pihak manapun.
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto sebagai keynote speaker sekaligus membuka webinar menegaskan Indonesia sebagai Presidensi G-20 merupakan momentum penting bagi bangsa Indonesia untuk kembali menggelorakan konsep politik luar negeri bebas aktif yang dijalankan oleh Presiden Soekarno dulu untuk melawan segala bentuk kolonialisme wajah baru di panggung politik dunia.
Menurut Hasto, posisi Presidensi Indonesia di G-20 sebagai panggung untuk menggelorakan konsepsi Pancasila, karena di dalam Pancasila tidak dikehendaki adanya penjajahan. Pancasila juga pada hakekatnya membawa Indonesia memiliki komitmen kebudayaan dalam geopolitik yang mengutamakan kemanusiaan dan perdamaian.
Webinar yang dilaksanakan secara daring melalui zoom tersebut menghadirkan keynote speaker Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi dan tiga narasumber, yakni Pakar Hubungan Internasional Hikmahanto Juwana, Ketua Umum Apindo Haryadi B.S. Sukamdani dan dimoderatori Ketua DPP TMP Bidang Pemuda, Pelajar dan Mahasiswa Nico Siahaan.
Webinar dihadiri oleh Ketua Umum TMP Maruarar Sirait dan Sekjen DPP TMP Restu Hapsari berserta jajaran DPP TMP lainnya, kader TMP se-Indonesia, pengusaha dan pegiat UMKM, pengurus PHRI, akademisi dan media sekitar 400-an peserta.
Ketua Umum TMP Maruarar Sirait dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini merupakan upaya kader muda PDI Perjuangan, dalam hal ini TMP untuk mendukung program pemerintah, antara lain dengan mensukseskan Presidensi Indonesia di G-20.
"Kami menyadari, tentu tidak mudah melakukan agenda besar berskala internasional di tengah situasi pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Namun kami yakin, Pemerintah RI pasti mampu menemukan formula yang tepat dalam upaya memajukan negara dan mengambil langkah-langkah positif dalam membangun dunia pada perhelatan KTT G-20 di bulan November mendatang di Bali," ujar Maruarar.
Selain itu juga, TMP juga mendukung segenap upaya Pemerintah RI untuk terus menegakkan kedaulatan bangsa yang tidak bisa diintervensi oleh pihak manapun.
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto sebagai keynote speaker sekaligus membuka webinar menegaskan Indonesia sebagai Presidensi G-20 merupakan momentum penting bagi bangsa Indonesia untuk kembali menggelorakan konsep politik luar negeri bebas aktif yang dijalankan oleh Presiden Soekarno dulu untuk melawan segala bentuk kolonialisme wajah baru di panggung politik dunia.
Menurut Hasto, posisi Presidensi Indonesia di G-20 sebagai panggung untuk menggelorakan konsepsi Pancasila, karena di dalam Pancasila tidak dikehendaki adanya penjajahan. Pancasila juga pada hakekatnya membawa Indonesia memiliki komitmen kebudayaan dalam geopolitik yang mengutamakan kemanusiaan dan perdamaian.