Cak Imin: Era Digital Membawa Kehidupan Berbangsa seperti Tanpa Pintu
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menilai era sosial media (digital) telah membawa pada tatanan hidup yang serba transparan. Di mana era digital diibaratkannya seperti hidup tanpa pintu.
Untuk itu, Cak Imin mengingatkan agar situasi ini benar-benar menjadi perhatian serius bagi bangsa Indonesia. Sejak era sosial media atau era digital bahkan jauh sebelum itu, kata dia, Indonesia menjadi pasar bebas dari seluruh pola pikir, cara pandang ideologi, cara kerja, seluruh kekuatan dunia.
"Pemikiran tentang sekularisme, radikalisme, sosialisme, komunisme, dan hedonisme serta pemikiran keagamaan sangat subur. Dan (Indonesia) menjadi lahan tempat semua ideologi dunia hadir dan berkompetisi terbuka," kata Cak Imin dalam acara Webinar Ditjen IKP Kominfo dengan tema 'Menangkal Radikalisme dengan Konten Toleransi Melalui Digital, Selasa (19/4/2022).
Ketua Umum DPP PKB ini mencontohkan bagaimana situasi ketika 2000-an, saat awal-awal ideologi kekerasan berbasis terorisme agama seperti ISIS marak. Saat itu paham ekstremisme itu begitu cepat dengan daya tariknya masuk ke Tanah Air.
Di mana dalam proses penyebaran ideologi ini dilakukan melalui dunia digital dan sosial media secara masif. Dan Indonesia masuk dalam daftar yang ditarget sebagai sasaran konsumen utama ideologi tersebut. "Maka, kita menyaksikan sendiri bagaimana banyak sekali warga bangsa kita direkrut pasukan ISIS," jelasnya.
Situasi ini lanjut Cak Imin, menunjukkan bahwa dunia sosial media telah membawa keadaan kehidupan berbangsa seperti tanpa pintu. "Menerima masuk tamu tanpa kita sadari dan tanpa kita seleksi dengan baik," sambungnya.
Menghadapi keadaan ini, Cak Imin berharap semua warga bangsa agar bisa lebih selektif dan hati-hati dalam mengantisipasinya. "Kita harus disiapkan, harus kita jadikan peluang agar bangsa kita selamat," tandasnya.
Untuk itu, Cak Imin mengingatkan agar situasi ini benar-benar menjadi perhatian serius bagi bangsa Indonesia. Sejak era sosial media atau era digital bahkan jauh sebelum itu, kata dia, Indonesia menjadi pasar bebas dari seluruh pola pikir, cara pandang ideologi, cara kerja, seluruh kekuatan dunia.
"Pemikiran tentang sekularisme, radikalisme, sosialisme, komunisme, dan hedonisme serta pemikiran keagamaan sangat subur. Dan (Indonesia) menjadi lahan tempat semua ideologi dunia hadir dan berkompetisi terbuka," kata Cak Imin dalam acara Webinar Ditjen IKP Kominfo dengan tema 'Menangkal Radikalisme dengan Konten Toleransi Melalui Digital, Selasa (19/4/2022).
Ketua Umum DPP PKB ini mencontohkan bagaimana situasi ketika 2000-an, saat awal-awal ideologi kekerasan berbasis terorisme agama seperti ISIS marak. Saat itu paham ekstremisme itu begitu cepat dengan daya tariknya masuk ke Tanah Air.
Di mana dalam proses penyebaran ideologi ini dilakukan melalui dunia digital dan sosial media secara masif. Dan Indonesia masuk dalam daftar yang ditarget sebagai sasaran konsumen utama ideologi tersebut. "Maka, kita menyaksikan sendiri bagaimana banyak sekali warga bangsa kita direkrut pasukan ISIS," jelasnya.
Situasi ini lanjut Cak Imin, menunjukkan bahwa dunia sosial media telah membawa keadaan kehidupan berbangsa seperti tanpa pintu. "Menerima masuk tamu tanpa kita sadari dan tanpa kita seleksi dengan baik," sambungnya.
Menghadapi keadaan ini, Cak Imin berharap semua warga bangsa agar bisa lebih selektif dan hati-hati dalam mengantisipasinya. "Kita harus disiapkan, harus kita jadikan peluang agar bangsa kita selamat," tandasnya.
(cip)