Waspada, Ponsel Bisa Jadi Medium Penyebaran Virus Corona
loading...
A
A
A
NEW DELHI - Telpon seluler atau ponsel kini sudah menjadi peralatan vital bagi masyarakat. Bahkan, bagi sebagian orang, ponsel merupakan alat yang harus selalu dalam genggaman. Namun, tanpa disadari, ponsel ternyata menjadi salah satu medium penyebaran virus corona (Covid-19). Hal ini tak lain karena banyak orang yang menggunakan ponsel dimana saja. Termasuk saat berada di moda transportasi publik.
Tanpa disadari, seseorang yang telah terjangkit virus corona dan tidak memiliki gejala atau mereka yang menyentuh benda lain yang mengandung virus corona kemudian memegang ponselnya. "Ponsel atau aplikasi layar sentuh memiliki kontribusi dalam penyebaran Covid-19 di seluruh dunia," kata peneliti kesehatan Universitas Bond, Lotti Tajouri, dilansir The Conversation.
Pergerakan ponsel mengikuti pergerakan pemiliknya. Mulai dari rumah, berbelanja, ke tempat umum, transportasu hingga ke tempat bekerja. Apalagi kebanyakn masyarakat jarang membersihkan ponsel. Padahal, orang biasanya mengunakan ponsel minimal tiga jam setiap hari. "Orang yang sibuk dengan ponselnya bisa menyentuh layar ponsel sebanyak 5.000 kali per hari," kata Tajouri.
Para peneliti di India menyarankan merekomendasikan agar membatasi penggunaan ponsel saat bekerja di instiusi kesehatan. Mereka memperingatkan kalau ponsel bisa menjadi alat yang mampu menyebarkan virus corona kepada petugas medis. (Baca: DPR Tak Akui Keputusan Menag Soal Penundaan Haji)
Penelitian yang dipublikasikan di jurnal BMJ Global Health menyebutkan, permukaan ponsel berisiko sangat tinggi menjadi medium penyebaran virus Covid-19. Mereka menyarankan petugas medis untuk mencuci tangan sebelum menggunakan ponsel.
"Belum ada petunjuk penggunaan ponsel untuk mencegah virus corona," kata peneliti Vineet Kumar Pathak, dilansir India Times. Dia mengungkapkan, ponsel bisa menjadi medium untuk mentransmisikan virus ke tangan.
Pakar kesehatan India, K Suresh, mengungkapkan, ponsel merupakan medium yang dipenuhi banyak kuman dan mampu menyebarkannya. Untuk itu, dia menyarankan masyarakat untuk rajin membersihkan ponsel. "Virus di ponsel bisa bertahan selama dua jam hingga sembilan hari seperti bahan logam lainnya," katanya kepada Hindustan Times.
Dua produsen ponsel terbesar di dunia telah mengunggah panduan untuk membersihkan ponsel dengan alkohol 70% atau tisu basah untuk membunuh virus corona. Hanya saja, terlalu sering bersentuhan dengan alkhol juga menyebabkan layar ponsel akan rusak. Suresh juga menyarankan membersihkan ponsel dengan alkhol 70%. Kemudian, pakar teknologi Rajiv Makhni menyarankan agar jangan meminjamkan telepon kepada orang lain. "Selain melalui mulut, virus corona bisa menyebar dari ponsel yang dipakai orang yang terinfeksi," katanya.
Tak hanya menular dengan medium ponsel, hasil penelitian yang dipublikasikan di The New England Journal of Medicine menyebutkan virus corona bisa bertahan di kertas selama empat hari, gelas selama empat hari, kardus selama 24 jam, kayu selama dua hari, plastik selama tiga hari dan logam selama 4 jam.
"Virus corona bisa ditemukan dalam berbagai pemukaan benda. Itu bisa terlihat dalam kasus orang terinfeksi virus corona di kapal pesiar Diamond Princess," demikian analisis baru Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS). Analisi CDC menyebutkan, prosedur disenfektan terhadap benda yang terkena virus corona harus dilakukan. Namun, CDC tidak berani menyimpulkan kalau partikel virus corona pada permukaan tersebut bisa menginfeksi orang. (Baca juga: Sri Mulyani Tidak Ingin Rupiah Terlalu Kuat, Ini Alasannya)
Penelitian lain yang dipublikasikan di The Journal of Hospital Infection menganalisis kajian yang membahas berapa lama virus corona bertahan di luar tubuh manusia. Para peneliti menyimpulkan, virus corona bisa bertahan di permukaan logam, gelas dan plastik sembilan hari. Mereka membandingkan, virus flu hanya bertahan di permukaan benda selama 48 jam saja. Menariknya, virus corona tidak bisa bertahan dan tidak aktif pada temperatur di atas 30 derajat Celsius.
Jangan Bermain Gawai di KRL
Sementara itu, para pengguna Commuterline yang tinggal di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) dianjurkan tidak memainkan gawai seperti handphone dan tablet. Sebab, perangkat tersebut berpotensi tercemar oleh virus.
Dokter spesialis penyakit dalam dari Junior Doctor Network, Edward Faisal, mengatakan bahwa sejumlah virus, termasuk SARS-CoV-2 atau corona jenis baru yang menempel pada gawai dapat bertahan selama lima hari. “Saat virus menempel di gawai kita bisa bertahan sampai lima hari, jangan salah,” katanya.
Menurut Edward, virus yang dapat menempel di gawai berasal dari bermacam-macam faktor. Penularan lebih banyak berasal dari tangan penggunanya yang sebelumnya tercemar. Transmisi virus ke gadget juga bisa berasal dari percikan droplet dari para pengguna KRL. Sebab, droplet ini dapat keluar ketika manusia berbicara apabila tidak memakai masker dan tidak menjaga jarak. (Baca juga: Pimpinan MPR Ikut Sepakat Tunda Pembahasan RUU HIP)
Karena itu, Edward menyarankan agar para pengguna tidak menggunakan gawainya selama di dalam perjalanan menggunakan KRL. “Kalau ada orang ngomong akan bertambah lagi (potensi cemaran virusnya),” katanya.
Selain dapat mengurangi potensi cemaran, alasan lain untuk tidak menggunakan gawai saat berada di dalam KRL adalah agar keluarga di rumah tidak menjadi korban penularan virus. “Jadi, selain risiko untuk kita, juga orang yang di rumah. Jadi kalau kita sayang sama orang yang di rumah dan di sekitar kita, sebaiknya jangan keluarkan handphone,” papar Edward.
Beberapa hal lain yang wajib dilakukan bagi para pengguna KRL adalah menjaga pikiran selalu positif dalam melakukan aktivitas. Kemudian pastikan selalu mencuci tangan menggunakan sabun dan membawa hand sanitizer sebagai pengganti apabila tidak ada fasilitas cuci tangan.
Pengguna KRL juga disarankan tetap mengikuti aturan dari PT KAI Commuterline Indonesia dan memperbarui informasi resmi dari pemerintah tentang upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 agar dapat tetap melanjutkan aktivitas yang aman dan produktif di tengah pandemi.
Guru besar pada Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Universitas Indonesia (UI), Ari Fahrial mengatakan bahwa penyebaran virus tidak dapat terjadi melalui perantara gawai. Namun, yang mungkin bisa terjadi adalah karena droplet dari seseorang melalui gawai yang dipegangnya. Kemudian gawai itu dipegang oleh orang lain sehingga orang itu terpapar.
“Kalaupun ada kemungkinannya karena droplet, namun itu pun sangat kecil. Misalnya saja ponsel dipegang seseorang yang tanpa menggunakan masker. Kemudian ponsel itu diletakkan di meja, lalu meja tersebut disentuh oleh orang lain. Bisa saja penularannya seperti itu walaupun kecil kemungkinannya,” ungkap Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) itu. (Lihat videonya: Polisi Tangkap Penjual Ayam Gelonggongan di Bogor, Jawa Barat)
Penularan yang juga mungkin bisa terjadi adalah dari benda yang digunakan bersama. Karena itu, dia mengingatkan untuk jangan lupa selalu memakai masker sehingga tidak terjadi droplet yang bisa saja menempel di benda yang digunakan bersama.
“Jangan sembarangan meminjamkan benda pribadi seperti ponsel karena kita harus tetap menjaga (kebersihan). Hati-hati dengan benda yang digunakan bersama-sama. Prinsipnya, benda mati tidak bisa menularkan secara langsung, kecuali droplet,” tambahnya.
Penularan virus di tempat kerja pun bisa saja terjadi. Sebagai contoh, ada seorang yang memimpin rapat tanpa menggunakan masker. Kemudian terjadi droplet di meja dari orang tersebut. Lalu meja itu disentuh oleh orang lain maka penyebaran pun terjadi. “Jadi, protokol kesehatan itu harus diterapkan. Mulai dari penggunaan masker hingga menjaga kebersihan,” katanya. (Binti Mufarida/R Ratna Purnama)
Tanpa disadari, seseorang yang telah terjangkit virus corona dan tidak memiliki gejala atau mereka yang menyentuh benda lain yang mengandung virus corona kemudian memegang ponselnya. "Ponsel atau aplikasi layar sentuh memiliki kontribusi dalam penyebaran Covid-19 di seluruh dunia," kata peneliti kesehatan Universitas Bond, Lotti Tajouri, dilansir The Conversation.
Pergerakan ponsel mengikuti pergerakan pemiliknya. Mulai dari rumah, berbelanja, ke tempat umum, transportasu hingga ke tempat bekerja. Apalagi kebanyakn masyarakat jarang membersihkan ponsel. Padahal, orang biasanya mengunakan ponsel minimal tiga jam setiap hari. "Orang yang sibuk dengan ponselnya bisa menyentuh layar ponsel sebanyak 5.000 kali per hari," kata Tajouri.
Para peneliti di India menyarankan merekomendasikan agar membatasi penggunaan ponsel saat bekerja di instiusi kesehatan. Mereka memperingatkan kalau ponsel bisa menjadi alat yang mampu menyebarkan virus corona kepada petugas medis. (Baca: DPR Tak Akui Keputusan Menag Soal Penundaan Haji)
Penelitian yang dipublikasikan di jurnal BMJ Global Health menyebutkan, permukaan ponsel berisiko sangat tinggi menjadi medium penyebaran virus Covid-19. Mereka menyarankan petugas medis untuk mencuci tangan sebelum menggunakan ponsel.
"Belum ada petunjuk penggunaan ponsel untuk mencegah virus corona," kata peneliti Vineet Kumar Pathak, dilansir India Times. Dia mengungkapkan, ponsel bisa menjadi medium untuk mentransmisikan virus ke tangan.
Pakar kesehatan India, K Suresh, mengungkapkan, ponsel merupakan medium yang dipenuhi banyak kuman dan mampu menyebarkannya. Untuk itu, dia menyarankan masyarakat untuk rajin membersihkan ponsel. "Virus di ponsel bisa bertahan selama dua jam hingga sembilan hari seperti bahan logam lainnya," katanya kepada Hindustan Times.
Dua produsen ponsel terbesar di dunia telah mengunggah panduan untuk membersihkan ponsel dengan alkohol 70% atau tisu basah untuk membunuh virus corona. Hanya saja, terlalu sering bersentuhan dengan alkhol juga menyebabkan layar ponsel akan rusak. Suresh juga menyarankan membersihkan ponsel dengan alkhol 70%. Kemudian, pakar teknologi Rajiv Makhni menyarankan agar jangan meminjamkan telepon kepada orang lain. "Selain melalui mulut, virus corona bisa menyebar dari ponsel yang dipakai orang yang terinfeksi," katanya.
Tak hanya menular dengan medium ponsel, hasil penelitian yang dipublikasikan di The New England Journal of Medicine menyebutkan virus corona bisa bertahan di kertas selama empat hari, gelas selama empat hari, kardus selama 24 jam, kayu selama dua hari, plastik selama tiga hari dan logam selama 4 jam.
"Virus corona bisa ditemukan dalam berbagai pemukaan benda. Itu bisa terlihat dalam kasus orang terinfeksi virus corona di kapal pesiar Diamond Princess," demikian analisis baru Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS). Analisi CDC menyebutkan, prosedur disenfektan terhadap benda yang terkena virus corona harus dilakukan. Namun, CDC tidak berani menyimpulkan kalau partikel virus corona pada permukaan tersebut bisa menginfeksi orang. (Baca juga: Sri Mulyani Tidak Ingin Rupiah Terlalu Kuat, Ini Alasannya)
Penelitian lain yang dipublikasikan di The Journal of Hospital Infection menganalisis kajian yang membahas berapa lama virus corona bertahan di luar tubuh manusia. Para peneliti menyimpulkan, virus corona bisa bertahan di permukaan logam, gelas dan plastik sembilan hari. Mereka membandingkan, virus flu hanya bertahan di permukaan benda selama 48 jam saja. Menariknya, virus corona tidak bisa bertahan dan tidak aktif pada temperatur di atas 30 derajat Celsius.
Jangan Bermain Gawai di KRL
Sementara itu, para pengguna Commuterline yang tinggal di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) dianjurkan tidak memainkan gawai seperti handphone dan tablet. Sebab, perangkat tersebut berpotensi tercemar oleh virus.
Dokter spesialis penyakit dalam dari Junior Doctor Network, Edward Faisal, mengatakan bahwa sejumlah virus, termasuk SARS-CoV-2 atau corona jenis baru yang menempel pada gawai dapat bertahan selama lima hari. “Saat virus menempel di gawai kita bisa bertahan sampai lima hari, jangan salah,” katanya.
Menurut Edward, virus yang dapat menempel di gawai berasal dari bermacam-macam faktor. Penularan lebih banyak berasal dari tangan penggunanya yang sebelumnya tercemar. Transmisi virus ke gadget juga bisa berasal dari percikan droplet dari para pengguna KRL. Sebab, droplet ini dapat keluar ketika manusia berbicara apabila tidak memakai masker dan tidak menjaga jarak. (Baca juga: Pimpinan MPR Ikut Sepakat Tunda Pembahasan RUU HIP)
Karena itu, Edward menyarankan agar para pengguna tidak menggunakan gawainya selama di dalam perjalanan menggunakan KRL. “Kalau ada orang ngomong akan bertambah lagi (potensi cemaran virusnya),” katanya.
Selain dapat mengurangi potensi cemaran, alasan lain untuk tidak menggunakan gawai saat berada di dalam KRL adalah agar keluarga di rumah tidak menjadi korban penularan virus. “Jadi, selain risiko untuk kita, juga orang yang di rumah. Jadi kalau kita sayang sama orang yang di rumah dan di sekitar kita, sebaiknya jangan keluarkan handphone,” papar Edward.
Beberapa hal lain yang wajib dilakukan bagi para pengguna KRL adalah menjaga pikiran selalu positif dalam melakukan aktivitas. Kemudian pastikan selalu mencuci tangan menggunakan sabun dan membawa hand sanitizer sebagai pengganti apabila tidak ada fasilitas cuci tangan.
Pengguna KRL juga disarankan tetap mengikuti aturan dari PT KAI Commuterline Indonesia dan memperbarui informasi resmi dari pemerintah tentang upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 agar dapat tetap melanjutkan aktivitas yang aman dan produktif di tengah pandemi.
Guru besar pada Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Universitas Indonesia (UI), Ari Fahrial mengatakan bahwa penyebaran virus tidak dapat terjadi melalui perantara gawai. Namun, yang mungkin bisa terjadi adalah karena droplet dari seseorang melalui gawai yang dipegangnya. Kemudian gawai itu dipegang oleh orang lain sehingga orang itu terpapar.
“Kalaupun ada kemungkinannya karena droplet, namun itu pun sangat kecil. Misalnya saja ponsel dipegang seseorang yang tanpa menggunakan masker. Kemudian ponsel itu diletakkan di meja, lalu meja tersebut disentuh oleh orang lain. Bisa saja penularannya seperti itu walaupun kecil kemungkinannya,” ungkap Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) itu. (Lihat videonya: Polisi Tangkap Penjual Ayam Gelonggongan di Bogor, Jawa Barat)
Penularan yang juga mungkin bisa terjadi adalah dari benda yang digunakan bersama. Karena itu, dia mengingatkan untuk jangan lupa selalu memakai masker sehingga tidak terjadi droplet yang bisa saja menempel di benda yang digunakan bersama.
“Jangan sembarangan meminjamkan benda pribadi seperti ponsel karena kita harus tetap menjaga (kebersihan). Hati-hati dengan benda yang digunakan bersama-sama. Prinsipnya, benda mati tidak bisa menularkan secara langsung, kecuali droplet,” tambahnya.
Penularan virus di tempat kerja pun bisa saja terjadi. Sebagai contoh, ada seorang yang memimpin rapat tanpa menggunakan masker. Kemudian terjadi droplet di meja dari orang tersebut. Lalu meja itu disentuh oleh orang lain maka penyebaran pun terjadi. “Jadi, protokol kesehatan itu harus diterapkan. Mulai dari penggunaan masker hingga menjaga kebersihan,” katanya. (Binti Mufarida/R Ratna Purnama)
(ysw)