Nyawa Sudah di Ujung Senapan, Prajurit TNI AU Ini Lolos dari Maut karena Pangkat Kopral
loading...
A
A
A
Saat itu, seorang Sersan Marinir Belanda datang dan langsung mengusir para relawan yang tengah menyiksanya. Merasa nyawanya di selamatkan, pria kelahiran Malang, 6 Mei 1953 ini kemudian memberanikan diri untuk bertanya kepada Sersan Marinir Belanda tersebut.
”Saya ingat saat perang Korea, pangkat saya Kopral. Pada saat itu saya diserang oleh pasukan dari RRC yang membantu Korea Utara. Saya lari ke hutan untuk menyelamatkan diri selama 10 hari kemudian ditolong oleh helicopter Amerika. Dari peristiwa yang saya alami, saya jadi teringat kamu,” ujar Kuswari menirukan ucapan Marinir Belanda tersebut.
”Saya ingin menolong kamu, di mana tadi saat dirimu akan ditembak oleh para relawan itu, hati saya menjadi iba,” ucap tentara Belanda tersebut kepada Kuswari.
Tidak hanya itu, Marinir Belanda itu juga meminta Kuswari agar tidak jauh-jauh darinya agar terhindar dari penyiksaan yang dilakukan oleh relawan dan tentara KNIL. “Je ikut saya, jangan jauh-jauh dari saya, kamu nanti ketemu tentara KNIL malah nanti diperlakukan tidak manusiawi.
Perintah tersebut pun langsung diikuti Kuswari. Apa yang dikhawatirkan Marinir Belanda terbukti, Kuswari kemudian bertemu dengan tentara KNIL dan relawan Belanda yang langsung memakinya dengan perkataan kasar. Beruntung, Kuswari tidak mengalami penyiksaan karena berada di dekat Marinir Belanda.
Setelah perjanjian damai Belanda-Indonesia dan perintah penghentian tembak menembak serta diberlakukannya pemerintahaan UNTEA di Irian Barat, kekuasaan Belanda pun dinyatakan berakhir. Sejak pengumuman itu, seluruh tentara Indonesia dan sukarelawan keluar dari hutan-hutan di Papua.
”Saya diangkut dengan pesawat Hercules Amerika dari Irian Barat ke Bandara Kemayoran, Jakarta. Setibanya di Jakarta saya sempat kaget mendapat penghormatan senjata. Ternyata penghormatan senjata itu karena saya dan teman-teman dianggap telah gugur dalam Operasi Trikora,” ucapnya
Lihat Juga: Perwira Tinggi Bintang 3 TNI AU Menjabat Lebih dari Setahun, Salah Satunya Kepala Basarnas
”Saya ingat saat perang Korea, pangkat saya Kopral. Pada saat itu saya diserang oleh pasukan dari RRC yang membantu Korea Utara. Saya lari ke hutan untuk menyelamatkan diri selama 10 hari kemudian ditolong oleh helicopter Amerika. Dari peristiwa yang saya alami, saya jadi teringat kamu,” ujar Kuswari menirukan ucapan Marinir Belanda tersebut.
”Saya ingin menolong kamu, di mana tadi saat dirimu akan ditembak oleh para relawan itu, hati saya menjadi iba,” ucap tentara Belanda tersebut kepada Kuswari.
Tidak hanya itu, Marinir Belanda itu juga meminta Kuswari agar tidak jauh-jauh darinya agar terhindar dari penyiksaan yang dilakukan oleh relawan dan tentara KNIL. “Je ikut saya, jangan jauh-jauh dari saya, kamu nanti ketemu tentara KNIL malah nanti diperlakukan tidak manusiawi.
Perintah tersebut pun langsung diikuti Kuswari. Apa yang dikhawatirkan Marinir Belanda terbukti, Kuswari kemudian bertemu dengan tentara KNIL dan relawan Belanda yang langsung memakinya dengan perkataan kasar. Beruntung, Kuswari tidak mengalami penyiksaan karena berada di dekat Marinir Belanda.
Setelah perjanjian damai Belanda-Indonesia dan perintah penghentian tembak menembak serta diberlakukannya pemerintahaan UNTEA di Irian Barat, kekuasaan Belanda pun dinyatakan berakhir. Sejak pengumuman itu, seluruh tentara Indonesia dan sukarelawan keluar dari hutan-hutan di Papua.
”Saya diangkut dengan pesawat Hercules Amerika dari Irian Barat ke Bandara Kemayoran, Jakarta. Setibanya di Jakarta saya sempat kaget mendapat penghormatan senjata. Ternyata penghormatan senjata itu karena saya dan teman-teman dianggap telah gugur dalam Operasi Trikora,” ucapnya
Lihat Juga: Perwira Tinggi Bintang 3 TNI AU Menjabat Lebih dari Setahun, Salah Satunya Kepala Basarnas
(cip)