Bukan Menunda Pemilu, Jokowi Diharapkan Siapkan Pemimpin Baru di 2024

Jum'at, 01 April 2022 - 06:44 WIB
loading...
A A A
Untuk itu, Anis mengajak segenap elite bangsa untuk berpikir bahwa satu warisan atau legacy itu, tidak harus diwujudkan dengan penyelesaian suatu pekerjaan dan kemudian disederhanakan melalui sebuah monumen untuk mengingat keberhasilan.

"Seorang pemimpin itu, harus percaya pada bangsanya sendiri. Yang penting pemimpin itu sudah memulai langkahnya, dan dia tidak bisa memaksakan, bahwa orang yang datang sesudahnya harus mengikutinya. Itu sama saja orang datang sesudahnya 'tidak punya otak, 'tidak bisa berpikir' dan tidak dikasih hak soal itu," tutur Anis.

Anis Matta menilai semua program infrastruktur, termasuk soal pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) yang dilakukan Presiden Jokowi pada dasarnya merupakan kelanjutan dari program presiden sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Jika ada perbedaan lebih kepada skemanya saja. Walaupun tidak ada kesepakatan antara Jokowi dengan SBY, pembangunan infrasktruktur sebelumnya tetap dilanjutkan.

Artinya, dia menambahkan, jika program Presiden Jokowi soal infrakstruktur dan IKN bagus, maka presiden berikutnya akan melanjutkan program tersebut dengan sendirinya tanpa perlu ada kesepakatan seperti yang terjadi antara Presiden SBY dan Presiden Jokowi. Selama programnya bagus, maka dengan sendirinya program itu dilanjutkan presiden berikutnya.

Anis Matta menyadari bahwa godaan liar terhadap ide penundaan pemilu ini sangat besar dan luar biasa dari orang yang kehidupannya dan bisnisnya terkait dengan masa jabatan presiden. Ia sudah menyerukan agar hal ini dibongkar karena ada agenda tersembunyi.

"Dalam tradisi bangsa kita, ada istilah jangan keterlaluan kira-kira begitu. Ini perlu kita perhatikan, karena biasanya ada pembalikan yang berbahaya bagi yang punya ide terhadap dirinya sendiri," tegas mantan Presiden PKS ini.

Oleh karena itu, Anis Matta berharap agar Presiden Jokowi meniru langkah Kanselir Jerman Angela Merkel dengan menyiapkan Olaf Scholz sebagai penggantinya sebelum krisis global terjadi. "Coba lihat apa yang terjadi di Jerman. Kanselir Jerman Olaf Scholz baru naik tiba-tiba ada perang. Yang beruntung Angela Merkel sudah selesai, tanggung jawabnya sudah selesai. Jadi setelah 2024 itu, bukan tanggung jawab Pak Jokowi lagi, tetapi tanggung jawab pemimpin sesudahnya," pungkas Anis Matta.
(rca)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1634 seconds (0.1#10.140)