Pandemi, Kemiskinan, dan Filantropi sebagai Solusi Ekonomi

Rabu, 17 Juni 2020 - 12:38 WIB
loading...
Pandemi, Kemiskinan,...
Ibnu Khajar, Presiden Aksi Cepat Tanggap, menyatakan bahwa setiap elemen bangsa harus bahu-membahu dalam menghadapi dan mencari solusi atas dampak ekonomi yang ada
A A A
JAKARTA - Covid-19 telah menginfeksi sekitar 1,5 juta orang di seluruh dunia pada April 2020, dan berdampak pada sektor ekonomi yang diprediksi akan membesar. Hal ini ditunjukkan oleh penurunan signifikan dalam proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2020.

Ekonomi pun memasuki resesi hingga jutaan orang akan menjadi miskin, tak terkecuali negara Indonesia. Menurut riset yang dilakukan SMERU, jumlah masyarakat pra-sejahtera di Indonesia akan mencapai 1,3 juta di akhir 2020 dengan prediksi terparah adalah 8,5 juta jiwa. Artinya, kemiskinan yang terjadi akan meningkat menjadi 9,7% dengan range maksimal terparah adalah 12,4%.

Dengan kondisi pandemi yang tidak pasti, masyarakat tidak bisa berdiam diri. Sebab, vaksin virus Covid-19 pun belum ditemukan hingga saat ini. Sehingga, tentu saja keadaan ekonomi belum bisa pulih secara total. Selain itu, berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) sebanyak 1,9 juta pekerja formal dan informal mengalami PHK dan dirumahkan oleh 114.340 perusahaan di Indonesia hingga 16 April 2020.
Pandemi, Kemiskinan, dan Filantropi sebagai Solusi Ekonomi

Untuk melanjutkan kehidupan yang ada, masyarakat pun perlu berpikir kreatif untuk tetap produktif, salah satunya adalah merintis usaha rumahan atau usaha ultramikro. Tidak sedikit pula yang memilih jalan pintas yang menyebabkan kehidupan makin terpuruk karena terlilit hutang. Implikasi dari musibah yang ada adalah bahwa Indonesia perlu memperluas program perlindungan sosial untuk membantu golongan pra-sejahtera baru di samping golongan pra-sejahtera yang sudah ada.

Di sisi lain, dampak ekonomi Covid-19 dinyatakan pula sebagai suplai negatif yang meliputi dua hal. Pertama, pekerja terinfeksi Covid-19yang menyebabkan penurunan kapasitas produksi. Kedua, pembatasan aktivitas yang diperlukan sebagai bagian dari penekanan penyakit. Hal ini tentu sangat berdampak langsung dengan sektor ekonomi.

Mengingat skala masalah yang cukup besar, sumber daya yang diperlukan untuk mempersiapkan hal ini juga akan besar. Untuk memastikan efektivitas program perlindungan sosial ini, Indonesia perlu belajar dari program serupa selama krisis masa lalu maupun dari negara lain. Salah satu contoh untuk menekan jumlah golongan pra-sejahtera adalah mengurangi beban pengeluaran masyarakat khususnya untuk masyarakat miskin dan hampir miskin.

Ibnu Khajar, Presiden Aksi Cepat Tanggap, menyatakan bahwa setiap elemen bangsa harus bahu-membahu dalam menghadapi dan mencari solusi atas dampak ekonomi yang ada. “Hingga saat ini, belum ada yang bisa memprediksi kapan masa pandemi Covid-19 ini berakhir. Namun, yang bisa dipastikan, angka pengangguran dan kemiskinan akan terus meningkat. Kita ingin memberikan satu nilai tambah baru di lembaga ACT, di mana ada beberapa segmen masyarakat yang akan kita coba optimalkan dalam program pemberdayaan dan penyediaan pangan,” ungkapnya.

Langkah berikutnya, ACT ingin menjadikan momentum ini sebagai penyelamatan. Bahwa civil society perlu mengambil peran signifikan dalam pengentasan atau pemberdayaan masyarakat yang terdampak Covid-19.

“Kami melihat suatu fenomena bahwa ketika Covid-19 ini orang menahan beras, orang menahan bahan-bahan kebutuhan rumah tangganya. Sehingga, kita terus menggerakan program Operasi Beras Gratis, Operasi Makan Gratis. Artinya, gerakan kedermawanan ini harus segera tumbuh. Di saat yang bersamaan seperti saat ini, masyarakat tidak punya modal untuk usaha perbankan mengurangi modal kerja dan pengucuran kreditnya. ACT juga mengucurkan dana sedekah modal kerja untuk masyarakat usaha mikro Indonesia,” tutupnya.

Kolaborasi bersama masyarakat ini diharapkan mampu menopang perekonomian masyarakat dalam program menawarkan solusi ekonomi. Tidak hanya bersifat karikatif atau charity saja, masyarakat pun harus mampu menciptakan industri filantropi dengan berbagai instrumen di dalamnya.
(ars)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Pleidoi Mantan Ketua...
Pleidoi Mantan Ketua Dewan Pembina ACT Kutip Hadis Nabi Muhammad
Gelapkan Dana Bantuan,...
Gelapkan Dana Bantuan, Eks Ketua Dewan Pembina ACT Dituntut 4 Tahun Penjara
Eks Presiden ACT Divonis...
Eks Presiden ACT Divonis 3,5 Tahun Penjara Kasus Dana Bantuan Korban Lion Air
Tiga Mantan Petinggi...
Tiga Mantan Petinggi ACT Dituntut Empat Tahun Penjara
Didakwa Gelapkan Rp117...
Didakwa Gelapkan Rp117 Miliar, 2 Mantan Petinggi ACT Siapkan Eksepsi
Bareskrim Polri Jerat...
Bareskrim Polri Jerat Tersangka Kasus ACT dengan TPPU
Terima Dana dari ACT,...
Terima Dana dari ACT, Rekening Koperasi Syariah 212 Diblokir PPATK
PPATK: 176 Lembaga Filantropi...
PPATK: 176 Lembaga Filantropi Diduga Selewengkan Dana Bantuan Masyarakat
Polri Ungkap Ketum Koperasi...
Polri Ungkap Ketum Koperasi Syariah 212 Akui Terima Rp10 Miliar dari ACT
Rekomendasi
Cerminan Kartini Masa...
Cerminan Kartini Masa Kini, Ini Mantri Perempuan BRI yang Pantang Menyerah Berdayakan Pengusaha Mikro
Dean James Tampil di...
Dean James Tampil di Liga Europa usai Antar Go Ahead Eagles Juara KNVB Cup
Putin Tiba-tiba Bersedia...
Putin Tiba-tiba Bersedia Berunding dengan Ukraina, Ada Apa?
Berita Terkini
Kedubes Vatikan Dibuka...
Kedubes Vatikan Dibuka untuk Umum, Dikunjungi Warga yang Berkabung Wafatnya Paus Fransiskus
54 menit yang lalu
Rektor Unhan Lantik...
Rektor Unhan Lantik Dave Laksono Jadi Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Pertahanan
1 jam yang lalu
Gibran Buat Konten Bonus...
Gibran Buat Konten Bonus Demografi, PDIP: Jangan Banyak Bikin Video, Kerja Saja Gitu Lho!
1 jam yang lalu
Presiden Prabowo Terima...
Presiden Prabowo Terima Kunjungan Wakil PM Malaysia di Istana Merdeka Sore Ini
3 jam yang lalu
Kemenkes Tutup 3 Prodi...
Kemenkes Tutup 3 Prodi di Fakultas Kedokteran Buntut Laporan Perundungan dan Pelecehan Seksual
4 jam yang lalu
Maknai Hari Kartini,...
Maknai Hari Kartini, Kowani Komitmen Wujudkan Perempuan Indonesia Mandiri
4 jam yang lalu
Infografis
Smartphone dan Komputer...
Smartphone dan Komputer akan Bebas dari Tarif Trump
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved