Ibu Kota Negara
loading...
A
A
A
Kembali pada Sriwijaya sebagai salah satu model Nusantara. Kemungkinan besar negara itu semacam federal dalam arti modern, yang tidak sama dengan konsep seribu lima ratus tahun yang lalu.
Kebesaran Sriwijaya sebagai pusat Asia Tenggara sampai pada benua Asia. Pengaruh dan kekuasaannya menjadi saksi bahwa Nusantara pernah besar sebelum era industrialisasi yang membawa bangsa-bangsa Eropa ke Nusantara untuk berdagang lalu menjajah.
Sriwijaya ini posisinya unik sebagai simbol dalam sejarah pergerakan nasionalisme dan patriotisme Indonesia. Satu sisi para tokoh Sumatera dari Padang seperti Datuk Ibrahim Tan Malaka, M Hatta, Sjahrir dan Agus Salim, dan Moh Yamin terutama mengajak kembali ke Majapahit yang notabenenya adalah Jawa.
Pada waktu revolusi dan kemerdekaan, penelitian tentang Sriwijaya masih belum seperti saat ini. Kebesaran dan wilayah Sriwijaya belum begitu disadari. Tampaknya Moh Yamin mempunyai referensi yang cukup untuk Majapahit dan Gajah Mada. Majapahit ibu kotanya di situs Trowulan mengatur wilayah dalam dan luar pulau Jawa.
Jika ibu kota negara direncanakan pindah ke Kalimantan, tepatnya di dekat kerajaan paling tua di Nusantara, Kutai, ini adalah wacana tidak asing lagi. Kalimantan pernah menjadi pusat. Hutan-hutan yang menjadi jalan menuju lokasi, daerah perbukitan akan memberi warna lain.
Semoga perpisahan politik, ekonomi, agama, pendidikan, dan sektor-sektor lain terjadi di ibu kota baru. Ibu kota baru semoga mampu memilah kepentingan politik, ekonomi, agama, sosial, dan lainnya.
Kebesaran Sriwijaya sebagai pusat Asia Tenggara sampai pada benua Asia. Pengaruh dan kekuasaannya menjadi saksi bahwa Nusantara pernah besar sebelum era industrialisasi yang membawa bangsa-bangsa Eropa ke Nusantara untuk berdagang lalu menjajah.
Sriwijaya ini posisinya unik sebagai simbol dalam sejarah pergerakan nasionalisme dan patriotisme Indonesia. Satu sisi para tokoh Sumatera dari Padang seperti Datuk Ibrahim Tan Malaka, M Hatta, Sjahrir dan Agus Salim, dan Moh Yamin terutama mengajak kembali ke Majapahit yang notabenenya adalah Jawa.
Pada waktu revolusi dan kemerdekaan, penelitian tentang Sriwijaya masih belum seperti saat ini. Kebesaran dan wilayah Sriwijaya belum begitu disadari. Tampaknya Moh Yamin mempunyai referensi yang cukup untuk Majapahit dan Gajah Mada. Majapahit ibu kotanya di situs Trowulan mengatur wilayah dalam dan luar pulau Jawa.
Jika ibu kota negara direncanakan pindah ke Kalimantan, tepatnya di dekat kerajaan paling tua di Nusantara, Kutai, ini adalah wacana tidak asing lagi. Kalimantan pernah menjadi pusat. Hutan-hutan yang menjadi jalan menuju lokasi, daerah perbukitan akan memberi warna lain.
Semoga perpisahan politik, ekonomi, agama, pendidikan, dan sektor-sektor lain terjadi di ibu kota baru. Ibu kota baru semoga mampu memilah kepentingan politik, ekonomi, agama, sosial, dan lainnya.
(poe)