Wacana Penundaan Pemilu 2024, Sekjen PDIP: Berkaca dari Kisah Sastra Jendra
loading...
A
A
A
Sebagai warga bangsa, kata Hasto, semua pihak seharusnya mengikuti seluruh aturan, roh dan jiwa konstitusi. Semua memahami bahwa amendemen I-IV UUD 1945 pada awal 2000-an memang belum sempurna. Namun saat ini, tak tepat jika amendemen dilakukan demi penundaan pemilu.
“Tugas kita di tengah pandemi adalah bergerak satu arah untuk membantu masyarakat Indonesia dengan gotong royong yang dipimpin oleh kader PDI Perjuangan,” tegas Hasto.
Dia berharap pementasan lakon Sastra Jendra ini semakin menyadarkan untuk membangun benteng moral di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk setia pada konstitusi.
“Dan dalam menjalankan konstitusi itu kita diingatkan betapa pentingnya ideologi Pancasila untuk terus menjiwai kehidupan berbangsa dan bernegara,” ucap Hasto.
"Ibu Megawati mengingatkan bahwa berpolitik itu membangun peradaban. Bahwa politik itu berdiri kokoh pada moral dan jalan kebenaran," tambah Hasto. Dengan pagelaran ini, PDIP sekaligus mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk semakin membangun kesadaran dan mencintai kebudayaan kita sendiri.
“Hanya bangsa yang besar, kokoh, berdiri kepada jati diri dan karakter kebudayaannya dan bukan meniru kebudayaan bangsa lain. Mari dengan menikmati wayang ini kita gelorakan semangat Indonesia yang berkepribadian dalam kebudayaan sebagaimana digagas Bung Karno,” pungkas Hasto.
Lihat Juga: Hasto Kristiyanto: Sitti Rohmi Djalilah Penerus Perjuangan Maulana Syekh Zainuddin Abdul Madjid
“Tugas kita di tengah pandemi adalah bergerak satu arah untuk membantu masyarakat Indonesia dengan gotong royong yang dipimpin oleh kader PDI Perjuangan,” tegas Hasto.
Dia berharap pementasan lakon Sastra Jendra ini semakin menyadarkan untuk membangun benteng moral di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk setia pada konstitusi.
“Dan dalam menjalankan konstitusi itu kita diingatkan betapa pentingnya ideologi Pancasila untuk terus menjiwai kehidupan berbangsa dan bernegara,” ucap Hasto.
"Ibu Megawati mengingatkan bahwa berpolitik itu membangun peradaban. Bahwa politik itu berdiri kokoh pada moral dan jalan kebenaran," tambah Hasto. Dengan pagelaran ini, PDIP sekaligus mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk semakin membangun kesadaran dan mencintai kebudayaan kita sendiri.
“Hanya bangsa yang besar, kokoh, berdiri kepada jati diri dan karakter kebudayaannya dan bukan meniru kebudayaan bangsa lain. Mari dengan menikmati wayang ini kita gelorakan semangat Indonesia yang berkepribadian dalam kebudayaan sebagaimana digagas Bung Karno,” pungkas Hasto.
Lihat Juga: Hasto Kristiyanto: Sitti Rohmi Djalilah Penerus Perjuangan Maulana Syekh Zainuddin Abdul Madjid
(hab)