Memoderasi Pemindahan IKN
loading...
A
A
A
Masalah Papua
Papua di timur, sedang bergolak. Papua adalah reoresentasi wilayah Indonesia timur paling tertinggal. Sekali lagi jika tujuannya adalah keseimbangan dan solusi dan dimulai dari departemen teknis yang benar benar bekerja di lapangan, maka perpindahan ibu kota yang dimulai dari departemen teknis dan bukan lambang istana, sebagian bisa untuk menjadi solusi Papua.
Dengan kemajuan internet dan konektifitas sekarang tidak ada salahnya meletakkan misalanya 5 departemen teknis di Papua. Tugasnya adalah berbelanja kepada rakyat setempat dan memberi kesempatan pemuda setempat di berbagai departemen. Seperti juga di Kalimantan akan datang sukarelawan ke sana berupa warung tegal, sate madura, dan simpang raya.
Dengan proposal ini, maka Indonesia akan dimotori oleh tiga titik pertumbuhan, Jakarta di Barat, Kalimantan di Tengah, dan Papua di Timur, Indonesia Conected. Moderasi gap antarwilayah akan terjadi lebih cepat. Dengan pembangunan yang natural perkembangan di Timur dan Tengah masih kalah cepat dan kalah ukuran dibanding Jakarta dan Jawa. Bukannya gap makin sempit atau teratasi dari hari ke hari makin lebar saja.
Papua sama seperti Kalimantan dua pulau besar yang merupakan aset masa depan Indoensia. Selain ketimpangan antarwilayah di dua pulau ini terdapat ketimpangan di dalam, yaitu banyaknya pemain asing. Terjadi ketidakseimbangan antara pemain lokal dan asing. Janganlah orang Indonesia menjadi penonton di negeri sendiri, menjadi buruh masih lumayan, tetapi jika diberi jalan menjadi pemain tentu sangat diharapkan.
Pemberian lisen perkebunan dan pertambangan jangalah berbasis modal tetapi berbasislah kepada SDM. Yaitu sekumpulan sarjana terkait diberi pinjaman tanah, dan juga peralatan dasar, bukan menjadi BUMN baru yang banyak yang sakit bahkan sekarat, tetapi biarlah mereka para sarjana bekerja keras dan sekedar berbagi dengan negara berupa pajak dan bagi hasil atas alat-alat yang dipinjamkan. Pangan kita yang tergantung kepada luar negeri layak menjadi perhatian dalam karya nyata ini.
Papua di timur, sedang bergolak. Papua adalah reoresentasi wilayah Indonesia timur paling tertinggal. Sekali lagi jika tujuannya adalah keseimbangan dan solusi dan dimulai dari departemen teknis yang benar benar bekerja di lapangan, maka perpindahan ibu kota yang dimulai dari departemen teknis dan bukan lambang istana, sebagian bisa untuk menjadi solusi Papua.
Dengan kemajuan internet dan konektifitas sekarang tidak ada salahnya meletakkan misalanya 5 departemen teknis di Papua. Tugasnya adalah berbelanja kepada rakyat setempat dan memberi kesempatan pemuda setempat di berbagai departemen. Seperti juga di Kalimantan akan datang sukarelawan ke sana berupa warung tegal, sate madura, dan simpang raya.
Dengan proposal ini, maka Indonesia akan dimotori oleh tiga titik pertumbuhan, Jakarta di Barat, Kalimantan di Tengah, dan Papua di Timur, Indonesia Conected. Moderasi gap antarwilayah akan terjadi lebih cepat. Dengan pembangunan yang natural perkembangan di Timur dan Tengah masih kalah cepat dan kalah ukuran dibanding Jakarta dan Jawa. Bukannya gap makin sempit atau teratasi dari hari ke hari makin lebar saja.
Papua sama seperti Kalimantan dua pulau besar yang merupakan aset masa depan Indoensia. Selain ketimpangan antarwilayah di dua pulau ini terdapat ketimpangan di dalam, yaitu banyaknya pemain asing. Terjadi ketidakseimbangan antara pemain lokal dan asing. Janganlah orang Indonesia menjadi penonton di negeri sendiri, menjadi buruh masih lumayan, tetapi jika diberi jalan menjadi pemain tentu sangat diharapkan.
Pemberian lisen perkebunan dan pertambangan jangalah berbasis modal tetapi berbasislah kepada SDM. Yaitu sekumpulan sarjana terkait diberi pinjaman tanah, dan juga peralatan dasar, bukan menjadi BUMN baru yang banyak yang sakit bahkan sekarat, tetapi biarlah mereka para sarjana bekerja keras dan sekedar berbagi dengan negara berupa pajak dan bagi hasil atas alat-alat yang dipinjamkan. Pangan kita yang tergantung kepada luar negeri layak menjadi perhatian dalam karya nyata ini.
(abd)