Moeldoko Ingin Indonesia Dikelola dengan Politik Cinta Kasih
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala Staf Presiden (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko menyebut Indonesia akan menjadi negara yang kekayaan, identitas, budaya dan masa depannya hancur jika tidak dijaga. Untuk itu, jangan sampai sinisme, korupsi dan aksi main hakim sendiri berkuasa.
Mantan Panglima TNI ini menginginkan Indonesia dibangun dengan politik cinta kasih. Jika negara ini dikelola dengan politik cinta kasih maka Indonesia akan damai dan sejahtera.
”Yang dimaksud politik cinta kasih adalah menjauhkan diri kita dari rasa kebencian, rasa saling memusuhi. Di antara kita, sesama, seharusnya saling membesarkan, saling membantu bukan saling menyengsarakan. Di antara sesama harus saling mengangkat harkat, derajat dan martabat,” ujarnya, Kamis (10/3/2022).
Dalam setiap kesempatan, kata Moeldoko, Presiden Joko Widodo (Jokowi) selalu mengutarakan Indonesia itu adalah negara yang besar. Negara yang terdiri dari 714 suku dengan jumlah penduduk cukup besar yakni 263 juta lebih jiwa dengan 1.200 bahasa.
Moeldoko tidak ingin Indonesia bernasib seperti Afghanistan. Sebuah negara yang hingga kini masih terjerembab pada konflik dan membuat wilayah itu porak poranda. Padahal, Afghanistan adalah sebuah negara yang tidak terlalu besar yang hanya terdapat tujuh suku besar disana.
”Demikian halnya jumlah penduduknya juga tidak terlalu banyak seperti di Indonesia. Tetapi sudah lebih 40 tahun negara tersebut berkelahi. Sampai sekarang belum menemukan titik temu untuk menyudahi konflik di dalam negerinya,” ucapnya.
Ketika Presiden Jokowi bertandang ke Afghanistan, Presiden Ashraf Ghani saat itu meminta agar Indonesia belajar dari Afganistan. Untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan.
“Pak Jokowi, 40 tahun yang lalu warga kami, khususnya yang wanita setiap sore menyetir mobil sendirian sambil berkeliling kota. Tapi apa yang terjadi sekarang, setelah 40 tahun, para wanita dan anak-anak menjadi korban terhadap sebuah situasi yang belum tahu kapan akan berakhir. Bapak harus jaga Indonesia, negara Anda negara dengan keberagaman yang besar. Belajarlah dari kami, suku kami tidak banyak, tapi sudah perang saudara 40 tahun lebih lamanya,” ucap Moeldoko.
Dari pengakuan Ghani tersebut, Moeldoko menegaskan aset negaradan bangsa yang paling besar yang harus dijaga baik-baik adalah persaudaraan, persatuan dan kesatuan. Jika aset-aset besar tersebut terganggu, maka situasi keamanan, situasi stabilitas akan terganggu.
”Konflik di berbagai negara menjadi poin penting buat pembelajaran warga Indonesia. Ini menjadi poin penting. Setelah semuanya berantakan, baru sadar kalau negaranya hancur lebur, seperti dialami Afghanistan. Jangan sampai Indonesia seperti itu. Ayo, kita jaga bersama-sama negara bangsa ini,” ucapnya.
Mantan Panglima TNI ini menginginkan Indonesia dibangun dengan politik cinta kasih. Jika negara ini dikelola dengan politik cinta kasih maka Indonesia akan damai dan sejahtera.
”Yang dimaksud politik cinta kasih adalah menjauhkan diri kita dari rasa kebencian, rasa saling memusuhi. Di antara kita, sesama, seharusnya saling membesarkan, saling membantu bukan saling menyengsarakan. Di antara sesama harus saling mengangkat harkat, derajat dan martabat,” ujarnya, Kamis (10/3/2022).
Dalam setiap kesempatan, kata Moeldoko, Presiden Joko Widodo (Jokowi) selalu mengutarakan Indonesia itu adalah negara yang besar. Negara yang terdiri dari 714 suku dengan jumlah penduduk cukup besar yakni 263 juta lebih jiwa dengan 1.200 bahasa.
Moeldoko tidak ingin Indonesia bernasib seperti Afghanistan. Sebuah negara yang hingga kini masih terjerembab pada konflik dan membuat wilayah itu porak poranda. Padahal, Afghanistan adalah sebuah negara yang tidak terlalu besar yang hanya terdapat tujuh suku besar disana.
”Demikian halnya jumlah penduduknya juga tidak terlalu banyak seperti di Indonesia. Tetapi sudah lebih 40 tahun negara tersebut berkelahi. Sampai sekarang belum menemukan titik temu untuk menyudahi konflik di dalam negerinya,” ucapnya.
Ketika Presiden Jokowi bertandang ke Afghanistan, Presiden Ashraf Ghani saat itu meminta agar Indonesia belajar dari Afganistan. Untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan.
“Pak Jokowi, 40 tahun yang lalu warga kami, khususnya yang wanita setiap sore menyetir mobil sendirian sambil berkeliling kota. Tapi apa yang terjadi sekarang, setelah 40 tahun, para wanita dan anak-anak menjadi korban terhadap sebuah situasi yang belum tahu kapan akan berakhir. Bapak harus jaga Indonesia, negara Anda negara dengan keberagaman yang besar. Belajarlah dari kami, suku kami tidak banyak, tapi sudah perang saudara 40 tahun lebih lamanya,” ucap Moeldoko.
Dari pengakuan Ghani tersebut, Moeldoko menegaskan aset negaradan bangsa yang paling besar yang harus dijaga baik-baik adalah persaudaraan, persatuan dan kesatuan. Jika aset-aset besar tersebut terganggu, maka situasi keamanan, situasi stabilitas akan terganggu.
”Konflik di berbagai negara menjadi poin penting buat pembelajaran warga Indonesia. Ini menjadi poin penting. Setelah semuanya berantakan, baru sadar kalau negaranya hancur lebur, seperti dialami Afghanistan. Jangan sampai Indonesia seperti itu. Ayo, kita jaga bersama-sama negara bangsa ini,” ucapnya.
(cip)