Belajar Online Momentum Benahi Pendidikan

Selasa, 16 Juni 2020 - 07:15 WIB
loading...
Belajar Online Momentum Benahi Pendidikan
KEPUTUSAN pemerintah tetap melanjutkan tahun ajaran baru bagi sekolah dengan proporsi lebih banyak berpola tanpa tatap muka langsung (online) melegakan. Foto ilustrasi/SINDOnews
A A A
KEPUTUSAN pemerintah tetap melanjutkan tahun ajaran baru bagi sekolah dengan proporsi lebih banyak berpola tanpa tatap muka langsung (online) melegakan. Kebijakan ini tampak moderat. Di tengah pandemi Covid-19 yang masih menjadi misteri kapan akan berhenti ini keputusan tersebut membuat para orang tua tenang.

Ini setidaknya juga menjawab keraguan para pengelola sekolah karena sebelumnya sempat ambigu, apakah akan melangsungkan pola pengajaran atau tidak. Sebagian juga masih ragu apakah usulan proporsi 50% bertatap muka langsung dan 50% belajar di rumah bisa benar-benar efektif.

Keputusan ini seolah menjadi jalan tengah. Sebab, pola online pun tidak menjadi harga mati. Bagi wilayah dalam zona hijau yang menurut keterangan Mendikbud Nadiem Makarim jumlahnya sekitar 6% atau 85 kabupaten/kota, tetap diizinkan menjalankan pengajaran bertatap muka langsung dengan syarat memberlakukan protokol kesehatan ketat.

Dengan tetap melanjutkan tahun ajaran baru, meski secara bertahap pada Juli nanti, para siswa tetap mendapatkan hak mereka dalam pendidikan. Kendati situasi luar rumah yang masih belum ideal dan normal, anak-anak bisa mendapatkan pengetahuan. Dengan tetap belajar pula waktu di rumah pun tetap termanfaatkan dengan baik.

Penyelesaian moderat ini membuat pemerintah daerah juga memiliki keleluasaan membuat aturan teknis yang lebih tepat. Mereka tak harus kaku mengikuti kebijakan pusat seperti selama ini yang kadang tak tepat diterapkan di lapangan. Dengan dasar ini pula, kendati suatu sekolah berani di zona merah, jika memang pengelola memiliki data kuat dan protokol kesehatan memadai, sah-sah saja membuka pendidikan dengan cara bertatap muka langsung. Namun, pelaksanaannya juga tidak boleh gegabah karena harus dimusyawarahkan bersama antara pengelola, wali murid, dan instansi berwenang.

Cara berpikir, bersikap, dan bertindak dengan luwes ini penting karena situasi di tengah pandemi ini memang sangat dinamis. Artinya, bisa saja saat ini pemerintah baru memiliki data 6% wilayah yang masuk kategori hijau dan 94% (429 kabupaten/kota) zona merah. Namun, bulan depan angka tersebut berubah, sangat fluktuatif.

Begitu dinamisnya perkembangan ini, sejatinya pengelolaan pendidikan saat pandemi juga menjadi bagian yang tak enteng, apalagi diremehkan. Pemerintah saatnya menempatkan situasi pandemi Covid-19 ini menjadi momentum besar untuk melakukan revolusi pendidikan. Di kala wabah menerjang di seluruh wilayah Nusantara, pola pendidikan tak bisa dilakukan dengan cara biasa lagi. Pendidikan sistem online selama ini pun bukan lantas dipahami sebagai jawaban tunggal. Apalagi, dalam pelaksanaannya, sistem online ini masih menyisakan persoalan di sana-sini. Mulai pendidik yang asal-asalan memberikan tugas kepada murid demi menggugurkan kewajiban mengajar, anak didik yang tidak bersemangat lagi belajar online karena menjemukan, kebutuhan kuota internet yang semakin besar dan sulit dibeli, sinyal internet sulit dijangkau, hingga orang tua yang tak memiliki waktu luang lagi mendampingi anak-anak mereka adalah contohnya.

Fakta-fakta ini menunjukkan bahwa pola pengajaran online memang belum sempurna. Dan, saat pandemi ini pemerintah seolah dipaksa meraba-raba mencari sistem yang pendidikan terbaik. Persoalan yang masih membelit para tenaga pendidik, anak didik, maupun infrastruktur pendidikan ini perlu dicarikan solusi yang cepat juga tepat. Jangan sampai kebijakan yang muncul terkesan coba-coba. Pemerintah juga harus berada di posisi yang tegas untuk mengawal masalah pendidikan ini. Ketegasan penting agar pemerintah tak menomorsatukan aspek penguatan ekonomi, namun justru mengesampingkan sisi kesehatan dan pendidikan di kala pandemi ini. Langkah ini pun butuh dukungan semua pihak, termasuk kesadaran bersama masyarakat demi mewujudkan bangsa yang cerdas dan berkarakter kuat. (*)
(cip)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1286 seconds (0.1#10.140)