KSAD Dudung Sampaikan Semangat Jenderal Sudirman dan Bung Tomo di Unsri Palembang
loading...
A
A
A
JAKARTA - KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman memberikan kuliah umum di Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang, Sumatera Selatan, Senin (7/3/2022). Temanya adalah Penguatan Karakter Bangsa dalam Implementasi Kampus Merdeka.
Jenderal Dudung mengatakan, kemerdekaan yang dicapai oleh Bangsa Indonesia merupakan hasil jerih payah daripada leluhur dan para founding fathers. Sedikitnya ada dua pahlawan nasional yang dikutip olehnya, yaitu Sutomo atau Bung Tomo dan Jenderal Besar Sudirman.
"Kita lihat Peristiwa 10 November 1945, pimpinan Bung Tomo. Dia hanya berbekalkan bambu runcing bisa mengusir para penjajah sekalipun itu diserang dari darat, laut, dan udara oleh para sekutu," ujar Dudung.
Dudung melanjutkan, dari peristiwa itu, ribuan nyawa masyarakat Indonesia berguguran. Kendati demikian, hal itu tetap dilakukan agar bendera merah putih bisa berdiri tegak.
"Jenderal Sudirman walaupun saat itu kondisi paru-paru tinggal setengah tetapi beliau berjuang demi tegaknya NKRI," ungkapnya.
Dia mengatakan, meskipun Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta sudah diasingkan di penjara oleh Belanda, Jenderal Sudirman menolak menyerah. Dia menuturkan, Panglima TNI pertama itu pamit kepada dua orang pimpinan negara untuk melanjutkan perjuangan dengan cara bergerilya.
"Jenderal Sudirman waktu itu 32 tahun sudah berani untuk menyampaikan tegaknya NKRI. Yang kemudian akhirnya atas perjuangan dia, Yogyakarta bisa direbut kembali," ucapnya.
Jenderal Dudung mengatakan, kemerdekaan yang dicapai oleh Bangsa Indonesia merupakan hasil jerih payah daripada leluhur dan para founding fathers. Sedikitnya ada dua pahlawan nasional yang dikutip olehnya, yaitu Sutomo atau Bung Tomo dan Jenderal Besar Sudirman.
"Kita lihat Peristiwa 10 November 1945, pimpinan Bung Tomo. Dia hanya berbekalkan bambu runcing bisa mengusir para penjajah sekalipun itu diserang dari darat, laut, dan udara oleh para sekutu," ujar Dudung.
Dudung melanjutkan, dari peristiwa itu, ribuan nyawa masyarakat Indonesia berguguran. Kendati demikian, hal itu tetap dilakukan agar bendera merah putih bisa berdiri tegak.
"Jenderal Sudirman walaupun saat itu kondisi paru-paru tinggal setengah tetapi beliau berjuang demi tegaknya NKRI," ungkapnya.
Dia mengatakan, meskipun Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta sudah diasingkan di penjara oleh Belanda, Jenderal Sudirman menolak menyerah. Dia menuturkan, Panglima TNI pertama itu pamit kepada dua orang pimpinan negara untuk melanjutkan perjuangan dengan cara bergerilya.
"Jenderal Sudirman waktu itu 32 tahun sudah berani untuk menyampaikan tegaknya NKRI. Yang kemudian akhirnya atas perjuangan dia, Yogyakarta bisa direbut kembali," ucapnya.
(rca)