Salip PPP, Nasdem, PAN, dan Hanura di Jabar, Sekjen Partai Perindo: Semua Bergerak, Ini Berpengaruh Positif
loading...
A
A
A
JAKARTA - Melonjaknya elektabilitas Partai Persatuan Indonesia (Perindo) di Jawa Barat hingga menembus angka 2,5% dalam survei terbaru yang dirilis Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) menunjukkan tren positif bagi partai.
“Seluruh perangkat partai telah kita gerakkan dengan maksimal dan saya yakin ini juga mendatangkan pengaruh yang cukup positif," kata Sekjen Partai Perindo Ahmad Rofiq, Kamis (17/2/2022).
Faktor lain dari melesatnya elektabilitas partai berlambang Burung Garuda yang mengembangkan sayap itu, yaitu berbagai aksi nyata Partai Perindo yang menunjukkan bagaimana Partai Perindo peduli, turun tangan, tulus dan terus berjuang untuk kesejahteraan rakyat. "Di sisi lain, kita juga ada program Konvensi Rakyat dalam membangun sebuah keterbukaan," ujar Rofiq.
Seperti diketahui, elektabilitas Partai Perindo di Jawa Barat terus melesat hingga menembus 2,5% bahkan menyalip partai politik senior, seperti PPP, Nasdem, PAN dan Hanura.
Hal ini terungkap dari survei terbaru yang dirilis SMRC pada Selasa, 15 Februari 2022. Berdasarkan survei tersebut, PDIP berada di urutan teratas, disusul Gerindra di posisi kedua dan PKS berada di urutan ketiga.
Di bawah PDIP, Gerindra dan PKS, Saidiman menyampaikan terdapat Golkar yang berada di urutan keempat dengan perolehan angka 8,1%. Adapun, Demokrat dengan angka 5,9% berada di posisi kelima, kemudian PKB membuntuti dengan angka 5,1% berada di urutan keenam.
Sementara itu, Partai Perindo berada di peringkat ketujuh dan mampu meraih elektabilitas 2,5%. Di bawah Partai Perindo, ada PPP dengan 2,1% di urutan kedelapan.
Sedangkan, Nasdem dengan elektabilitas 2% berada di urutan kesembilan, PSI 0,5% di urutan kesepuluh dan PAN dengan 0,4% di urutan kesebelas. Ada juga Hanura 0,3%, Garuda 0,2%, Partai Ummat 0,1% dan Berkarya 0,1%.
Kendati demikian, partai yang elektabilitasnya di bawah 3%, masih ada kesempatan untuk peningkatan. Pasalnya, masih ada 32,7% responden yang tak menyebutkan partai mana yang dipilihnya.
"Masih cukup banyak warga yang belum menentukan pilihan 32,7%. Itu artinya ada kemungkinan yang cukup besar untuk terjadi perubahan suara di sana," pungkas Manager Program SMRC Saidiman Ahmad dalam paparannya secara daring.
“Seluruh perangkat partai telah kita gerakkan dengan maksimal dan saya yakin ini juga mendatangkan pengaruh yang cukup positif," kata Sekjen Partai Perindo Ahmad Rofiq, Kamis (17/2/2022).
Faktor lain dari melesatnya elektabilitas partai berlambang Burung Garuda yang mengembangkan sayap itu, yaitu berbagai aksi nyata Partai Perindo yang menunjukkan bagaimana Partai Perindo peduli, turun tangan, tulus dan terus berjuang untuk kesejahteraan rakyat. "Di sisi lain, kita juga ada program Konvensi Rakyat dalam membangun sebuah keterbukaan," ujar Rofiq.
Baca Juga
Seperti diketahui, elektabilitas Partai Perindo di Jawa Barat terus melesat hingga menembus 2,5% bahkan menyalip partai politik senior, seperti PPP, Nasdem, PAN dan Hanura.
Hal ini terungkap dari survei terbaru yang dirilis SMRC pada Selasa, 15 Februari 2022. Berdasarkan survei tersebut, PDIP berada di urutan teratas, disusul Gerindra di posisi kedua dan PKS berada di urutan ketiga.
Baca Juga
Di bawah PDIP, Gerindra dan PKS, Saidiman menyampaikan terdapat Golkar yang berada di urutan keempat dengan perolehan angka 8,1%. Adapun, Demokrat dengan angka 5,9% berada di posisi kelima, kemudian PKB membuntuti dengan angka 5,1% berada di urutan keenam.
Sementara itu, Partai Perindo berada di peringkat ketujuh dan mampu meraih elektabilitas 2,5%. Di bawah Partai Perindo, ada PPP dengan 2,1% di urutan kedelapan.
Sedangkan, Nasdem dengan elektabilitas 2% berada di urutan kesembilan, PSI 0,5% di urutan kesepuluh dan PAN dengan 0,4% di urutan kesebelas. Ada juga Hanura 0,3%, Garuda 0,2%, Partai Ummat 0,1% dan Berkarya 0,1%.
Kendati demikian, partai yang elektabilitasnya di bawah 3%, masih ada kesempatan untuk peningkatan. Pasalnya, masih ada 32,7% responden yang tak menyebutkan partai mana yang dipilihnya.
"Masih cukup banyak warga yang belum menentukan pilihan 32,7%. Itu artinya ada kemungkinan yang cukup besar untuk terjadi perubahan suara di sana," pungkas Manager Program SMRC Saidiman Ahmad dalam paparannya secara daring.
(cip)