Kemenkes: 95% Kasus Covid-19 Didominasi Varian Omicron
loading...
A
A
A
JAKARTA - Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan ( Kemenkes ), Siti Nadia Tarmizi mengatakan, varian Omicron saat ini telah mendominasi kasus Covid-19 di seluruh dunia termasuk Indonesia. Bahkan, angkanya mencapai 95% dari total kasus ini.
"Omicron ini menjadi pemicu tingginya penambahan kasus Covid-19 di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Saat ini Omicron sudah mendominasi varian Covid-19 yang bersirkulasi di masyarakat, baik di level global maupun di level nasional. Angkanya sudah mencapai 95% lebih," kata Nadia saat konferensi pers secara virtual, Rabu (16/2/2022).
Bahkan, kata Nadia, penularan Omicron ini jauh lebih cepat 4-5 kali lipat dibandingkan dengan varian Delta. Per kemarin bahwa kasus puncak daripada Covid-19 tanggal 15 Februari berada pada angka 57.049 dimana angka ini sudah melebihi dari puncak Delta yakni 56.000.
"Hal ini penting untuk dapat kita pahami bersama bahwa penularan Omicron yang jauh lebih cepat 4-5 kali lebih cepat dari Delta, yang tentunya akan berdampak semakin banyak orang yang akan terinfeksi baik yang bergejala maupun yang tidak bergejala," kata Nadia.
Sementara itu, Nadia mengatakan bahwa jika dilihat di situasi global kasus Covid-19 justru menunjukkan adanya penurunan sebanyak 17%. Namun ada penambahan jumlah kematian baru dibandingkan sebelumnya.
"Dan beberapa negara yang saat ini secara global masih melaporkan kasus tertinggi adalah negara Rusia, Jerman, Amerika Serikat, Brazil dan Prancis. Kita tahu bahwa penurunan setelah gelombang besar ini disebabkan oleh penularan daripada varian Omicron di lebih dari 170 negara. Dan terutama peningkatan kasus tadi didominasi oleh negara-negara di regional Amerika dan Eropa," ungkap Nadia.
Baca juga: Luhut: Jakarta Sudah Mulai Melewati Puncak Omicron. Wilayah Lain Bagaimana?
"Omicron ini menjadi pemicu tingginya penambahan kasus Covid-19 di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Saat ini Omicron sudah mendominasi varian Covid-19 yang bersirkulasi di masyarakat, baik di level global maupun di level nasional. Angkanya sudah mencapai 95% lebih," kata Nadia saat konferensi pers secara virtual, Rabu (16/2/2022).
Bahkan, kata Nadia, penularan Omicron ini jauh lebih cepat 4-5 kali lipat dibandingkan dengan varian Delta. Per kemarin bahwa kasus puncak daripada Covid-19 tanggal 15 Februari berada pada angka 57.049 dimana angka ini sudah melebihi dari puncak Delta yakni 56.000.
"Hal ini penting untuk dapat kita pahami bersama bahwa penularan Omicron yang jauh lebih cepat 4-5 kali lebih cepat dari Delta, yang tentunya akan berdampak semakin banyak orang yang akan terinfeksi baik yang bergejala maupun yang tidak bergejala," kata Nadia.
Sementara itu, Nadia mengatakan bahwa jika dilihat di situasi global kasus Covid-19 justru menunjukkan adanya penurunan sebanyak 17%. Namun ada penambahan jumlah kematian baru dibandingkan sebelumnya.
"Dan beberapa negara yang saat ini secara global masih melaporkan kasus tertinggi adalah negara Rusia, Jerman, Amerika Serikat, Brazil dan Prancis. Kita tahu bahwa penurunan setelah gelombang besar ini disebabkan oleh penularan daripada varian Omicron di lebih dari 170 negara. Dan terutama peningkatan kasus tadi didominasi oleh negara-negara di regional Amerika dan Eropa," ungkap Nadia.
Baca juga: Luhut: Jakarta Sudah Mulai Melewati Puncak Omicron. Wilayah Lain Bagaimana?
(abd)