DPR Harap Uji Klinik Vaksin Merah Putih Sukses
loading...
A
A
A
JAKARTA - Komisi IX DPR berharap uji klinik vaksin Merah Putih bisa berjalan lancar dan sukses. Uji klinik vaksin Merah Putih Universitas Airlangga bersama PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia yang dimulai hari ini di Rumah Sakit dr. Sutomo Surabaya disambut baik oleh Anggota Komisi IX DPR Yahya Zaini.
Sebab, hal tersebut dinilai merupakan sejarah bagi kemajuan dunia kesehatan di Tanah Air. “Jika fase pertama dan kedua berjalan lancar, akan dilanjutkan dengan fase ketiga pada April 2022 dengan subjek yang lebih besar lagi. Kita semua berharap uji klinik tersebut berjalan lancar dan sukses, sehingga kita punya kemandirian di bidang vaksin,” kata Yahya Zaini, Rabu (9/2/2022).
Dirinya berharap Indonesia bisa punya vaksin produksi sendiri dengan selesainya uji klinik Vaksin Merah Putih nantinya. Sehingga, Indonesia punya kemandirian di bidang vaksin.
Kemudian, ketergantungan kepada vaksin impor bisa berkurang. "Mengingat pada tahun 2021 lalu, kita menghabiskan anggaran sekitar Rp74 triliun untuk belanja vaksin impor. Jika kita bisa memproduksi sendiri berapa devisa negara yang bisa kita hemat untuk belanja vaksin,” ujar legislator dari Dapil VIII Jawa Timur ini.
Dia mengatakan sebagai anak bangsa patut berbangga karena Vaksin Merah Putih buatan Universitas Airlangga (Unair) merupakan yang pertama di Indonesia dan bahkan di Asia Tenggara. Diperkirakan produksi vaksin Unair tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga bisa untuk ekspor.
Vaksin buatan Unair tersebut juga bisa digunakan untuk vaksin primer dan vaksin booster atau suntikan dosis ketiga. “Sebagai alumni Unair, saya memberikan apresiasi kepada Rektor Unair, para akademisi dan para penelitinya yang telah bekerja keras tak mengenal lelah, walaupun dengan anggaran yang terbatas. Dedikasi keilmuan yang luar biasa telah menjadi motivasi yang kuat untuk menghasilkan karya yang inovatif untuk bangsa,” pungkasnya.
Diketahui, uji klinik fase pertama Vaksin Merah Putih melibatkan sebanyak 90 subjek, sedangkan fase kedua sebanyak 405 subjek. Sebelumnya, BPOM telah memberikan Persetujuan Protokol Uji Klinik (PPUK) Vaksin Merah Putih yang dikembangkan Unair dengan berbasis inactivited virus.
BPOM diperkirakan bakal mengeluarkan Emergency Use Authorization (EUA) pada Juli 2022 jika uji klinik berjalan lancar. BPOM sejauh ini juga telah melakukan pembinaan berupa pemenuhan standar dan persyaratan untuk menghasilkan obat dan vaksin yang aman, berkhasiat, serta bermutu yang diproduksi oleh fasilitas industri farmasi yang memenuhi persyaratan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) berstandar internasional.
Sebab, hal tersebut dinilai merupakan sejarah bagi kemajuan dunia kesehatan di Tanah Air. “Jika fase pertama dan kedua berjalan lancar, akan dilanjutkan dengan fase ketiga pada April 2022 dengan subjek yang lebih besar lagi. Kita semua berharap uji klinik tersebut berjalan lancar dan sukses, sehingga kita punya kemandirian di bidang vaksin,” kata Yahya Zaini, Rabu (9/2/2022).
Dirinya berharap Indonesia bisa punya vaksin produksi sendiri dengan selesainya uji klinik Vaksin Merah Putih nantinya. Sehingga, Indonesia punya kemandirian di bidang vaksin.
Kemudian, ketergantungan kepada vaksin impor bisa berkurang. "Mengingat pada tahun 2021 lalu, kita menghabiskan anggaran sekitar Rp74 triliun untuk belanja vaksin impor. Jika kita bisa memproduksi sendiri berapa devisa negara yang bisa kita hemat untuk belanja vaksin,” ujar legislator dari Dapil VIII Jawa Timur ini.
Dia mengatakan sebagai anak bangsa patut berbangga karena Vaksin Merah Putih buatan Universitas Airlangga (Unair) merupakan yang pertama di Indonesia dan bahkan di Asia Tenggara. Diperkirakan produksi vaksin Unair tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga bisa untuk ekspor.
Vaksin buatan Unair tersebut juga bisa digunakan untuk vaksin primer dan vaksin booster atau suntikan dosis ketiga. “Sebagai alumni Unair, saya memberikan apresiasi kepada Rektor Unair, para akademisi dan para penelitinya yang telah bekerja keras tak mengenal lelah, walaupun dengan anggaran yang terbatas. Dedikasi keilmuan yang luar biasa telah menjadi motivasi yang kuat untuk menghasilkan karya yang inovatif untuk bangsa,” pungkasnya.
Diketahui, uji klinik fase pertama Vaksin Merah Putih melibatkan sebanyak 90 subjek, sedangkan fase kedua sebanyak 405 subjek. Sebelumnya, BPOM telah memberikan Persetujuan Protokol Uji Klinik (PPUK) Vaksin Merah Putih yang dikembangkan Unair dengan berbasis inactivited virus.
BPOM diperkirakan bakal mengeluarkan Emergency Use Authorization (EUA) pada Juli 2022 jika uji klinik berjalan lancar. BPOM sejauh ini juga telah melakukan pembinaan berupa pemenuhan standar dan persyaratan untuk menghasilkan obat dan vaksin yang aman, berkhasiat, serta bermutu yang diproduksi oleh fasilitas industri farmasi yang memenuhi persyaratan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) berstandar internasional.
(rca)