Kandungan BPA di Air Galon Isi Ulang Pengaruhi Kesuburan? Cek Faktanya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan ( BPOM ) kembali mengeluarkan pernyataan terkait kandungan Bisfenol-A atau BPA di dalam air galon isi ulang. Menurut BPOM, kandungan BPA yang berada di atas ambang batas yang ditetapkan, yakni sebesar 0,6 mg/kg, berdampak pada kesehatan balita dan risiko gangguan kesuburan (infertilitas) pada orang dewasa.
Pernyataan BPOM ini mengutip hasil studi Cohort di Korea Selatan (Journal of Korean Medical Science) 2021. Jurnal itu menyebutkan ada korelasi peningkatan infertilitas pada kelompok tinggi paparan BPA dengan odds ratio atau rasio paparan penyakit mencapai 4,25 kali.
Namun, hal ini berbeda dengan pernyataan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya. Ia menegaskan bahwa air kemasan galon guna ulang aman untuk dikonsumsi, baik anak-anak maupun ibu hamil. Menurutnya, isu-isu seputar bahaya penggunaan air kemasan air guna ulang yang dihembuskan pihak-pihak tertentu adalah hoax. "(air kemasan galon guna ulang) Aman. Itu (isu bahaya air kemasan galon guna ulang) hoax," katanya.
Hal senada juga disampaikan Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo. Menurutnya, diperlukan penelitian antar center untuk benar-benar membuktikan bahwa air kemasan galon guna ulang bisa menyebabkan infertilitas atau gangguan kesuburan pada sistem reproduksi pria dan wanita. Jika baru info awal dan belum berbasis bukti yang level of evidence-nya kuat, maka perlu berhati-hati dalam menyampaikan ke publik. "Itu masih butuh riset multi center saya kira agar menjadi bukti yang kuat," ucapnya.
Hasto mengatakan, informasi itu perlu melihat dari center pendidikan di UGM, UNAIR, UI, ditambah di Singapura, USA, dan di negara-negara lain. "Setelah itu baru hasilnya dipadukan dan dilihat seperti apa kesimpulannya," ujarnya.
Fakta di masyarakat juga tidak berkorelasi dengan pernyataan BPOM. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang disusun dari Sensus Penduduk 2020, jumlah penduduk Indonesia bahkan mengalami peningkatan cukup siginifikan dalam 10 tahun terakhir. Ada penambahan jumlah penduduk sebanyak 32,56 juta jiwa atau rata-rata sebanyak 3,26 juta setiap tahun. Tingginya angka kelahiran ini menempatkan jumlah penduduk Indonesia berada pada urutan keempat terbanyak di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat.
Padahal, seperti diketahui, air minum galon guna ulang itu sudah mulai diedarkan pada 1984. Artinya, jika benar air galon guna ulang ini bisa menyebabkan infertilitas, seharusnya tidak terjadi penambahan jumlah penduduk di Indonesia tapi justru turun.
Baca juga: Menkes Tegaskan Air Kemasan Galon Polikarbonat Aman Dikonsumsi
Pada masa pandemi Covid-19 yang masih berlangsung sampai saat ini, angka kelahiran justru semakin meningkat. Hal ini juga menjadi sorotan BKKBN. Menurut data BKKBN, angka kelahiran nasional pada Januari 2021 meningkat sekitar 300.000. Menurut Hasto, penyebabnya adalah karena terganggunya layanan penyediaan kontrasepsi dan konsultasi Keluarga Berencana selama Covid-19. Jadi jelas, penggunaan kontrasepsilah yang bisa mengurangi jumlah kelahiran di Indonesia, bukan karena mengkonsumsi air minum galon guna ulang.
Berbagai testimoni dari masyarakat juga membuktikan bahwa tidak ada korelasinya antara air minum galon guna ulang dengan infertilitas. Ibu Memi di Depok mengaku telah menggunakan galon guna ulang ini di rumah sejak awal nikah. "Tapi, saya tidak pernah ada masalah untuk hamil. Malah saya sudah punya 6 anak," katanya.
Pernyataan BPOM ini mengutip hasil studi Cohort di Korea Selatan (Journal of Korean Medical Science) 2021. Jurnal itu menyebutkan ada korelasi peningkatan infertilitas pada kelompok tinggi paparan BPA dengan odds ratio atau rasio paparan penyakit mencapai 4,25 kali.
Namun, hal ini berbeda dengan pernyataan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya. Ia menegaskan bahwa air kemasan galon guna ulang aman untuk dikonsumsi, baik anak-anak maupun ibu hamil. Menurutnya, isu-isu seputar bahaya penggunaan air kemasan air guna ulang yang dihembuskan pihak-pihak tertentu adalah hoax. "(air kemasan galon guna ulang) Aman. Itu (isu bahaya air kemasan galon guna ulang) hoax," katanya.
Hal senada juga disampaikan Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo. Menurutnya, diperlukan penelitian antar center untuk benar-benar membuktikan bahwa air kemasan galon guna ulang bisa menyebabkan infertilitas atau gangguan kesuburan pada sistem reproduksi pria dan wanita. Jika baru info awal dan belum berbasis bukti yang level of evidence-nya kuat, maka perlu berhati-hati dalam menyampaikan ke publik. "Itu masih butuh riset multi center saya kira agar menjadi bukti yang kuat," ucapnya.
Hasto mengatakan, informasi itu perlu melihat dari center pendidikan di UGM, UNAIR, UI, ditambah di Singapura, USA, dan di negara-negara lain. "Setelah itu baru hasilnya dipadukan dan dilihat seperti apa kesimpulannya," ujarnya.
Fakta di masyarakat juga tidak berkorelasi dengan pernyataan BPOM. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang disusun dari Sensus Penduduk 2020, jumlah penduduk Indonesia bahkan mengalami peningkatan cukup siginifikan dalam 10 tahun terakhir. Ada penambahan jumlah penduduk sebanyak 32,56 juta jiwa atau rata-rata sebanyak 3,26 juta setiap tahun. Tingginya angka kelahiran ini menempatkan jumlah penduduk Indonesia berada pada urutan keempat terbanyak di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat.
Padahal, seperti diketahui, air minum galon guna ulang itu sudah mulai diedarkan pada 1984. Artinya, jika benar air galon guna ulang ini bisa menyebabkan infertilitas, seharusnya tidak terjadi penambahan jumlah penduduk di Indonesia tapi justru turun.
Baca juga: Menkes Tegaskan Air Kemasan Galon Polikarbonat Aman Dikonsumsi
Pada masa pandemi Covid-19 yang masih berlangsung sampai saat ini, angka kelahiran justru semakin meningkat. Hal ini juga menjadi sorotan BKKBN. Menurut data BKKBN, angka kelahiran nasional pada Januari 2021 meningkat sekitar 300.000. Menurut Hasto, penyebabnya adalah karena terganggunya layanan penyediaan kontrasepsi dan konsultasi Keluarga Berencana selama Covid-19. Jadi jelas, penggunaan kontrasepsilah yang bisa mengurangi jumlah kelahiran di Indonesia, bukan karena mengkonsumsi air minum galon guna ulang.
Berbagai testimoni dari masyarakat juga membuktikan bahwa tidak ada korelasinya antara air minum galon guna ulang dengan infertilitas. Ibu Memi di Depok mengaku telah menggunakan galon guna ulang ini di rumah sejak awal nikah. "Tapi, saya tidak pernah ada masalah untuk hamil. Malah saya sudah punya 6 anak," katanya.