Mahfud MD Ungkap 3 Jenis Ekstremisme Mengarah pada Terorisme, Ini Rinciannya

Minggu, 06 Februari 2022 - 07:27 WIB
loading...
Mahfud MD Ungkap 3 Jenis...
Ada tiga jenis ekstremisme yang mengarah pada tindakan terorisme, intoleransi, dan pemecah belah persatuan. Hal ini dikatakan oleh Menko Polhukam) Mahfud MD. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Ada tiga jenis ekstremisme yang mengarah pada tindakan terorisme, intoleransi, dan pemecah belah persatuan. Hal ini dikatakan oleh Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD.

Baca juga: Mahfud MD Sebut Solusi Hadapi Ekstremisme adalah Mempraktikkan Moderasi Beragama

"Tiga jenis ekstremisme yang dapat mengarah pada tindakan terorisme dan intoleransi, serta berpotensi memecah-belah persatuan bangsa yaitu jihadis, takfiri, dan ekstremisme ideologis," jelas Mahfud dalam unggahan instagram @mohmahfudmd, Minggu (6/2/2022).



Kata Mahfud MD, pertama yaitu ekstremisme jihadis, aliran yang paling ekstrem karena melakukan pembunuhan kepada orang lain sebab adanya perbedaan paham. Mahfud tegaskan, kelompok ekstremisme ini juga tidak segan membunuh orang atau kelompok tertentu yang dianggap menghalangi tujuan paham mereka.

"Ekstremisme ini contohnya adalah ISIS dan beberapa kelompok terorisme di Indonesia. Mereka tidak hanya menyerang kelompok yang dianggap sebagai lawan, tetapi juga pihak yang dipandang menghalangi tujuan mereka," kata Mahfud.

Kemudian paham ekstremisme takfiri, Mahfud menilai, kelompok ini memusuhi orang lain yang berbeda dari segala bentuk seperti pemikiran bahkan simbol-simbol tertentu.

"Takfiri adalah paham yang menganggap paham lain, walaupun satu agama, adalah paham yang sesat, kafir, yang tidak saja harus dijauhi tetapi harus dimusuhi," ungkap mantan Menteri Pertahanan era Presiden Gus Dur tersebut.

Terakhir, paham ekstremisme ideologis, menurut Mahfud, paham yang lunak tetapi masih berbahaya. Mahfud menjelaskan, kelompok ini meyakini paham dirinyalah yang paling benar sehingga menganggap paham selainnya adalah salah.

Selain itu, Mahfud mencontohkan kasus ekstremisme ideologis ini yaitu mereka menolak paham nasionalisme seperti Pancasila yang juga dianggap sesat.

"Mereka berupaya mengubah Pancasila dengan mempengaruhi pemikiran melalui lembaga pendidikan dan diskusi, serta brosur-brosur penyusupan bahwa Pancasila salah dan harus diganti," tutupnya.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1776 seconds (0.1#10.140)