Prabowo Genjot Ekspor CN235, Apa Keunggulan dan Keuntungannya?
loading...
A
A
A
Tantangan ini seiring potensi market pesawat tersebut di kancah dunia. Prabowo meminta peningkatan kapasitas produksi bisa dipenuhi PTDI dalam tiga tahun. Saat ini, PTDI masih ada waktu untuk melakukan persiapan segala sesuatunya.
Dia berharap, jajaran manajemen PTDI mampu mengemban amanat ini, sebagai bagian dari kebangkitan industri dalam negeri. Dia juga meminta PTDI bisa mengembalikan kejayaan industri dirgantara nasional yang dulu pernah dicapai.
Prabowo mengungkapkan negara-negara lain telah menyatakan minat terhadap pesawat CN235. Di antaranya, Afrika, Timur Tengah, Amerika Latin, dan beberapa negara Asia dan Eropa. PTDI tercatat sudah memproduksi dan mengirimkan 69 pesawat CN235 pada 2021 di dalam maupun luar negeri.
Hingga saat ini, sekitar 286 unit pesawat itu telah tersebar di dunia. CN235 pertama kali didesain oleh Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang kini bertransformasi menjadi PTDI dan CASA atau sekarang Airbus Defense & Space.
Prototipe pertama bernama Elena, yang diproduksi CASA, melakukan penerbangan perdana pada 11 November 1983. Sedangkan prototipe kedua, Tetuko, diproduksi IPTN terbang untuk pertama kalinya pada Desember 1983. Beberapa negara disebut sudah meminta dan membeli pesawat buatan PTDI ini, seperti Venezuela, Senegal, Burkina Faso, Uni Emirat Arab, Pakistan, Turki, Malaysia, Korea Selatan, Thailand, Nepal, dan Brunei Darussalam.
Dia berharap, jajaran manajemen PTDI mampu mengemban amanat ini, sebagai bagian dari kebangkitan industri dalam negeri. Dia juga meminta PTDI bisa mengembalikan kejayaan industri dirgantara nasional yang dulu pernah dicapai.
Prabowo mengungkapkan negara-negara lain telah menyatakan minat terhadap pesawat CN235. Di antaranya, Afrika, Timur Tengah, Amerika Latin, dan beberapa negara Asia dan Eropa. PTDI tercatat sudah memproduksi dan mengirimkan 69 pesawat CN235 pada 2021 di dalam maupun luar negeri.
Hingga saat ini, sekitar 286 unit pesawat itu telah tersebar di dunia. CN235 pertama kali didesain oleh Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang kini bertransformasi menjadi PTDI dan CASA atau sekarang Airbus Defense & Space.
Prototipe pertama bernama Elena, yang diproduksi CASA, melakukan penerbangan perdana pada 11 November 1983. Sedangkan prototipe kedua, Tetuko, diproduksi IPTN terbang untuk pertama kalinya pada Desember 1983. Beberapa negara disebut sudah meminta dan membeli pesawat buatan PTDI ini, seperti Venezuela, Senegal, Burkina Faso, Uni Emirat Arab, Pakistan, Turki, Malaysia, Korea Selatan, Thailand, Nepal, dan Brunei Darussalam.
(rca)