Prabowo Genjot Ekspor CN235, Apa Keunggulan dan Keuntungannya?

Jum'at, 04 Februari 2022 - 13:47 WIB
loading...
Prabowo Genjot Ekspor...
Pesawat terbang CN235 yang diproduksi PT Dirgantara Indonesia (PTDI) memiliki banyak keunggulan. Foto/Kemhan
A A A
JAKARTA - Pesawat terbang CN235 yang diproduksi PT Dirgantara Indonesia ( PTDI ) memiliki banyak keunggulan. Maka itu, tidak sedikit negara lain yang melirik dan membelinya.

Pengamat militer Beni Sukadis menilai CN235 merupakan pesawat propeller yang memuat penumpang tidak banyak atau sekitar 50 orang. Kata dia, CN235 juga tidak memerlukan landasan panjang atau short take-off and landing (STOL), alias bisa landas atau mendarat di nonaspal, dan sangat mudah perawatannya.

Maka itu, dia mengakui CN235 buatan PTDI ini sudah banyak diminati negara lain. "Bongkar muat yang mudah melalui pintu ramp belakang, misi fleksibilitas tinggi, dan konsumsi BBM ekonomis," ujar Beni, Jumat (4/2/2022).





Beni mengatakan bahwa CN235 bisa menjadi kompetitif di pasaran dibanding pesawat lainnya seperti ATR yang bisa memuat lebih banyak. "Jelas peluang ekspornya sangat besar, terutama negara sahabat yang memiliki anggaran terbatas," katanya.

Menurut dia, meningkatnya pembelian CN235 oleh negara lain juga akan berdampak positif terhadap perekonomian negara lantaran bisa membuka lapangan kerja dan mendatangkan devisa. "Jelas berkontribusi bagi ekonomi Indonesia, terutama terbuka lapangan kerja, peningkatan kesra (kesejahteraan rakyat), dan juga pendapatan negara," imbuhnya.

Kendati demikian, dia berpendapat bahwa keterbatasan dana investasi selama ini membuat kemampuan PTDI dalam memproduksi CN235 terbatas. Sehingga, dibutuhkan lebih banyak kerja sama untuk pendanaan pengembangan pesawat tersebut.



Diberitakan SINDOnews sebelumnya, Prabowo Subianto menyaksikan penandatanganan kerja sama antara PTDI dengan Jet Investment Group SÀRL Yves-Michel DELOCHE di Hanggar Fixed Wing PTDI, Bandung, Jawa Barat, Rabu (2/2/2022). Prabowo meminta PTDI menaikkan kapasitas produksi pesawat CN235 dari empat unit menjadi 24 unit per tahun.

Tantangan ini seiring potensi market pesawat tersebut di kancah dunia. Prabowo meminta peningkatan kapasitas produksi bisa dipenuhi PTDI dalam tiga tahun. Saat ini, PTDI masih ada waktu untuk melakukan persiapan segala sesuatunya.

Dia berharap, jajaran manajemen PTDI mampu mengemban amanat ini, sebagai bagian dari kebangkitan industri dalam negeri. Dia juga meminta PTDI bisa mengembalikan kejayaan industri dirgantara nasional yang dulu pernah dicapai.

Prabowo mengungkapkan negara-negara lain telah menyatakan minat terhadap pesawat CN235. Di antaranya, Afrika, Timur Tengah, Amerika Latin, dan beberapa negara Asia dan Eropa. PTDI tercatat sudah memproduksi dan mengirimkan 69 pesawat CN235 pada 2021 di dalam maupun luar negeri.

Hingga saat ini, sekitar 286 unit pesawat itu telah tersebar di dunia. CN235 pertama kali didesain oleh Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang kini bertransformasi menjadi PTDI dan CASA atau sekarang Airbus Defense & Space.

Prototipe pertama bernama Elena, yang diproduksi CASA, melakukan penerbangan perdana pada 11 November 1983. Sedangkan prototipe kedua, Tetuko, diproduksi IPTN terbang untuk pertama kalinya pada Desember 1983. Beberapa negara disebut sudah meminta dan membeli pesawat buatan PTDI ini, seperti Venezuela, Senegal, Burkina Faso, Uni Emirat Arab, Pakistan, Turki, Malaysia, Korea Selatan, Thailand, Nepal, dan Brunei Darussalam.
(rca)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2011 seconds (0.1#10.140)