Pilih Aktivitas Minim Risiko
loading...
A
A
A
Para ahli sepakat sebagian besar aktivitas rekreasional di luar ruangan memiliki risiko rendah, kecuali olahraga seperti basket. Para pemain basket setidaknya akan melakukan kontak fisik untuk menghadang lawan. Mereka juga tidak mungkin merasa nyaman menggunakan masker selama bermain di lapangan.
Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas dr Reisa Broto Asmoro mengakui bahwa jaga jarak atau physical distancing bisa menurunkan risiko penularan Covid-19 hingga 85%. “Agar kita semua tetap produktif, kami mengajak semua pihak untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru dengan tetap menjaga protokol kesehatan,” kata Reisa di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, kemarin.
Protokol kesehatan, kata Reisa, harus diterapkan dan dipatuhi di semua sektor. Dia mengungkapkan, dari sebuah penelitian yang diterbitkan oleh jurnal ilmiah Lancet menunjukkan bahwa physical distancing atau jaga jarak yang aman adalah sampai 1 meter. Jaga jarak merupakan langkah pencegahan terbaik dalam menurunkan transmission rateatau angka penularan. “Terutama ketika berada di ruang publik seperti transportasi umum,” ungkapnya. (Baca juga: Langgar Karantina di Spanyol, Pangeran Belgia Didenda Rp167 Juta)
Reisa mengatakan, Covid-19 menular melalui droplets atau percikkan air liur, maka wajib bagi masyarakat untuk menggunakan masker, terutama ketika menggunakan transportasi. Serta, hindari kerumunan yang membatasi ruang gerak. “Ingat jaga jarak tadi yang aman minimal 1 meter dari orang lain. Jika hal ini tidak dapat dilakukan, pertimbangkan untuk menggunakan transportasi lain,” tegasnya.
Merujuk jurnal ilmiah Lancet, jika masing-masing menaati protokol ini, maka angka penularan komunitas dapat ditekan sampai hampir ke angka nol. Dengan begitu, adaptasi kebiasaan baru menuju aman Covid-19 dan produktif akan semakin cepat dan mudah dilakukan.
Presiden Joko Widodo Jokowi memperingatkan bahwa ancaman Covid-19 akan terus ada. Hal ini terjadi karena kondisi perkembangan Covid-19 masih dinamis. Ini ditandai degan ada daerah yang kasus barunya turun, tapi juga ada daerah yang kasus barunya meningkat. Demikian pula ada daerah yang juga kasusnya sudah nihil.
Dia memperingatkan bahwa jangan sampai terjadi gelombang kedua Covid-19. Dia meminta jajarannya waspada. “Jangan sampai terjadi gelombang kedua, the second wave. Jangan sampai terjadi lonjakan. Ini yang ingin saya ingatkan kepada kita semuanya,” ungkapnya saat berkunjung ke Kantor Gugus Tugas di Graha BNPB kemarin.
Menurutnya, situasi ini akan terus dihadapi sampai vaksin ditemukan. Bahkan sampai benar-benar dapat dipastikan vaksin tersebut bisa digunakan secara efektif. “Karena kalau vaksinnya sudah ketemu, itu masih harus ada uji klinis, uji lapangan, kemudian juga masih harus diproduksi yang memerlukan waktu. Oleh sebab itu, kita harus beradaptasi dengan Covid-19,” tuturnya.
Bersepeda Makin Digemari
Pada saat pandemi, minat orang untuk berolahraga bersepeda meningkat. Di Jakarta misalnya, peningkatan aktivitas ini tak hanya terlihat di pagi atau sore hari. Namun, di malam hari orang banyak bersepeda dengan berkeliling jalan-jalan utama Ibu Kota. Gambaran tak jauh beda juga terlihat di daerah seperti Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Medan.
Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas dr Reisa Broto Asmoro mengakui bahwa jaga jarak atau physical distancing bisa menurunkan risiko penularan Covid-19 hingga 85%. “Agar kita semua tetap produktif, kami mengajak semua pihak untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru dengan tetap menjaga protokol kesehatan,” kata Reisa di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, kemarin.
Protokol kesehatan, kata Reisa, harus diterapkan dan dipatuhi di semua sektor. Dia mengungkapkan, dari sebuah penelitian yang diterbitkan oleh jurnal ilmiah Lancet menunjukkan bahwa physical distancing atau jaga jarak yang aman adalah sampai 1 meter. Jaga jarak merupakan langkah pencegahan terbaik dalam menurunkan transmission rateatau angka penularan. “Terutama ketika berada di ruang publik seperti transportasi umum,” ungkapnya. (Baca juga: Langgar Karantina di Spanyol, Pangeran Belgia Didenda Rp167 Juta)
Reisa mengatakan, Covid-19 menular melalui droplets atau percikkan air liur, maka wajib bagi masyarakat untuk menggunakan masker, terutama ketika menggunakan transportasi. Serta, hindari kerumunan yang membatasi ruang gerak. “Ingat jaga jarak tadi yang aman minimal 1 meter dari orang lain. Jika hal ini tidak dapat dilakukan, pertimbangkan untuk menggunakan transportasi lain,” tegasnya.
Merujuk jurnal ilmiah Lancet, jika masing-masing menaati protokol ini, maka angka penularan komunitas dapat ditekan sampai hampir ke angka nol. Dengan begitu, adaptasi kebiasaan baru menuju aman Covid-19 dan produktif akan semakin cepat dan mudah dilakukan.
Presiden Joko Widodo Jokowi memperingatkan bahwa ancaman Covid-19 akan terus ada. Hal ini terjadi karena kondisi perkembangan Covid-19 masih dinamis. Ini ditandai degan ada daerah yang kasus barunya turun, tapi juga ada daerah yang kasus barunya meningkat. Demikian pula ada daerah yang juga kasusnya sudah nihil.
Dia memperingatkan bahwa jangan sampai terjadi gelombang kedua Covid-19. Dia meminta jajarannya waspada. “Jangan sampai terjadi gelombang kedua, the second wave. Jangan sampai terjadi lonjakan. Ini yang ingin saya ingatkan kepada kita semuanya,” ungkapnya saat berkunjung ke Kantor Gugus Tugas di Graha BNPB kemarin.
Menurutnya, situasi ini akan terus dihadapi sampai vaksin ditemukan. Bahkan sampai benar-benar dapat dipastikan vaksin tersebut bisa digunakan secara efektif. “Karena kalau vaksinnya sudah ketemu, itu masih harus ada uji klinis, uji lapangan, kemudian juga masih harus diproduksi yang memerlukan waktu. Oleh sebab itu, kita harus beradaptasi dengan Covid-19,” tuturnya.
Bersepeda Makin Digemari
Pada saat pandemi, minat orang untuk berolahraga bersepeda meningkat. Di Jakarta misalnya, peningkatan aktivitas ini tak hanya terlihat di pagi atau sore hari. Namun, di malam hari orang banyak bersepeda dengan berkeliling jalan-jalan utama Ibu Kota. Gambaran tak jauh beda juga terlihat di daerah seperti Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Medan.