Erick Thohir Dorong Percepatan Program Makmur untuk Kesejahteraan Petani
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian BUMN mendorong percepatan Program Makmur. Program Makmur yang sebelumnya bernama Agro Solution merupakan ekosistem bagi petani yang menghubungkan dengan segala kebutuhan seperti teknologi pertanian, lembaga keuangan, asuransi, agro input, offtaker, juga pemerintah daerah.
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan, Program Makmur berbentuk pengawalan dan pendampingan intensif kepada petani dan budidaya pertanian yang didukung teknologi. Erick yakin Program Makmur akan mampu meningkatkan kesejahteraan para petani. Karena itu, tidak menutup kemungkinan, ia akan memperluas Program Makmur untuk para peternak dan nelayan.
"Program ini perubahan menyeluruh karena ada pembiayaan dan penggabungan petani dan RNI dan pihak swasta jadi off taker hasil rekan petani. Ke depannya untuk peternakan dan nelayan tapi bertahap di pertanian dulu," katanya.
Baca juga: Stafsus Erick Thohir Jawab Keluhan Petani Sawit Riau lewat Program Makmur
Untuk membantu menyukseskan Program Makmur, PT Asuransi Kredit Indonesia atau Askrindo melakukan sinergi dengan BUMN Holding Pangan, Holding Pupuk, PTPN, BRI dan Asuransi Jasindo.
Direktur Utama Askrindo Priyastomo mengatakan, dengan terjalinnya sinergi BUMN pada Program Makmur, pemerintah memberikan ekosistem lengkap yang bertujuan meningkatkan produktivitas hingga penghasilan petani dengan tujuan kesejahteraan petani.
"Dalam Program Makmur, Askrindo berperan memberikan penjaminan kepada perbankan yang memberikan penyaluran kredit kepada para petani dalam Program Makmur. Beberapa sektor pertanian yang masuk ke dalam program makmur yakni pertanian padi, jagung, dan tebu," katanya.
Pada tahun sebelumnya, Askrindo telah bersinergi dengan PTPN dan RNI dalam hal Pendanaan UMK (PUMK) pada program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan. Sebanyak Rp11 miliar disalurkan kepada petani tebu melalui PTPN dan Rp5 miliar kepada petani tebu melalui RNI.
"Sinergi penyaluran dana PUMK bagi para petani tebu dapat meningkatkan produktivitas tebu dan berdampak terhadap peningkatan pendapatan dari para petani. Hal ini selaras dengan Tujuan Pembangungan Berkelanjutan pada pilar ekonomi, yakni TPB No 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi)," ujar Priyastomo.
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan, Program Makmur berbentuk pengawalan dan pendampingan intensif kepada petani dan budidaya pertanian yang didukung teknologi. Erick yakin Program Makmur akan mampu meningkatkan kesejahteraan para petani. Karena itu, tidak menutup kemungkinan, ia akan memperluas Program Makmur untuk para peternak dan nelayan.
"Program ini perubahan menyeluruh karena ada pembiayaan dan penggabungan petani dan RNI dan pihak swasta jadi off taker hasil rekan petani. Ke depannya untuk peternakan dan nelayan tapi bertahap di pertanian dulu," katanya.
Baca juga: Stafsus Erick Thohir Jawab Keluhan Petani Sawit Riau lewat Program Makmur
Untuk membantu menyukseskan Program Makmur, PT Asuransi Kredit Indonesia atau Askrindo melakukan sinergi dengan BUMN Holding Pangan, Holding Pupuk, PTPN, BRI dan Asuransi Jasindo.
Direktur Utama Askrindo Priyastomo mengatakan, dengan terjalinnya sinergi BUMN pada Program Makmur, pemerintah memberikan ekosistem lengkap yang bertujuan meningkatkan produktivitas hingga penghasilan petani dengan tujuan kesejahteraan petani.
"Dalam Program Makmur, Askrindo berperan memberikan penjaminan kepada perbankan yang memberikan penyaluran kredit kepada para petani dalam Program Makmur. Beberapa sektor pertanian yang masuk ke dalam program makmur yakni pertanian padi, jagung, dan tebu," katanya.
Pada tahun sebelumnya, Askrindo telah bersinergi dengan PTPN dan RNI dalam hal Pendanaan UMK (PUMK) pada program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan. Sebanyak Rp11 miliar disalurkan kepada petani tebu melalui PTPN dan Rp5 miliar kepada petani tebu melalui RNI.
"Sinergi penyaluran dana PUMK bagi para petani tebu dapat meningkatkan produktivitas tebu dan berdampak terhadap peningkatan pendapatan dari para petani. Hal ini selaras dengan Tujuan Pembangungan Berkelanjutan pada pilar ekonomi, yakni TPB No 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi)," ujar Priyastomo.
(abd)