Mengenang 4 Pahlawan Nasional dari Tanah Papua

Kamis, 13 Januari 2022 - 06:00 WIB
loading...
A A A
Johannes menjadi anggota TNI dan melakukan infiltrasi pada tahun 1954. Dia tertangkap tentara Kerajaan Belanda dan dibuang ke Digul. Dia baru dibebaskan pada 1960.

Ketika Presiden Soekarno mengumandangkan Trikora (menggabungkan wilayah Papua Bagian Barat), dia menjadi contoh sosok orang muda Papua dan bersama Bung Karno ikut menyerukan seluruh masyarakat di wilayah Irian Barat untuk mendukung penyatuan wilayah Irian Barat ke dalam pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada tahun 1962, diadakanlah perjanjian New York.

Johannes menjadi salah satu delegasi bersama Menteri Luar Negeri Indonesia. Isi dari perjanjian itu akhirnya mengharuskan pemerintahan Kerajaan Belanda untuk bersedia menyerahkan wilayah Irian Barat ke tangan pemerintah Republik Indonesia. Mulailah dari saat itu wilayah Irian Barat masuk menjadi salah satu bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Johannes Abraham Dimara meninggal di Jakarta pada 20 Oktober 2000. Dia mendapat tanda penghargaan dari pemerintah berupa Satyalancana Perang Kemerdekaan Kesatuan dan Satyalancana Bhakti. Atas jasanya Pemerintahan RI menganugerahkan Gelar Pahlawan Nasional berdasarkann Keppres No. 113/TK/2011.

3. Silas Papare

Mengenang 4 Pahlawan Nasional dari Tanah Papua


Silas Papare lahir di Serui pada 18 Desember 1918, ia adalah seorang pejuang penyatuan Irian Jaya (Papua) kedalam wilayah Indonesia. Ia sangat gigih dalam memperjuangkan kemerdekaan Papua sehingga dia berurusan dengan apparat keamanan Belanda dalam memerangi kolonialisme Belanda dan pada akhirnya dia dtangkap dan dipenjarakan di Jayapura karena memengaruhi Batalyon Papua untuk memberontak.

Pada saat menjalani masa tahanan di Serui, Papua, Silas berkenalan dengan Sam Ratulangi Gebernur Sulawesi yang diasingkan oleh Belanda ke tempat tersebut. Perkenalannya semakin mendekat keyakinan bahwa Papua harus bebas dan bergabung dengan Republik Indonesia.

Pada Oktober 1949, ia mendirikan Badan Perjuangan Irian di Yogyakarta untuk membantu pemerintah Republik Indonesia memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah NKRI. Silas diminta Soekarno untuk menjadi salah satu seorang delegasi Indonesia dalam New York Agreement yang ditandatangani pada 15 Agustus 1962, yang mengakhiri konfrontasi Indonesia dengan Belanda dalam sengketa Irian Barat. Setelah penyatuan Irian Barat, ia kemudian diangkat sebagai anggota MPRS (Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara).

Mengenang jasa-jasanya Silas Papare, namanya diabadikan menjadi salah satu Kapal Perang Korvet kelas Parchim TNI AL KRI Silas Papare dengan nomor 386. Selain itu didirikan juga Monumen Silas Papare di dekat pantai dan pelabuhan laut Serui. Sementara di Jayapura, nama Silas Papare di abadikan juga sebagai nama Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Politik (STISIPOL) Silas Papare yang berada di Jalan Diponegoro, sedangkan di Kota Nabire nama Silas Papare diabadikan sebagai nama jalan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1624 seconds (0.1#10.140)