6 Istilah dalam Kepengurusan PBNU, Ini Makna dan Tugasnya

Rabu, 12 Januari 2022 - 21:43 WIB
loading...
6 Istilah dalam Kepengurusan PBNU, Ini Makna dan Tugasnya
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf telah mengumumkan susunan pengurus PBNU masa khidmat 2022-2007 di kantornya, Rabu (12/1/2022). FOTO/DOK.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ( PBNU ) KH Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya telah mengumumkan susunan pengurus yang akan membantunya selama masa khidmat 2022-2027. Tak kurang dari 184 nama masuk dalam struktur organisasi Islam terbesar di Indonesia ini.

Susunan organisasi PBNU tidak sama dengan organisasi lainnya. Ada beberapa istilah yang mungkin terdengar asing di telinga orang awam. Mengutip AD/ART hasil keputusan Mukmatar ke-33 NU di Jombang pada 2015 dan sumber lainnya, berikut ini adalah beberapa istilah kepengurusan yang dimiliki oleh organisasi yang didirikan di Surabaya pada 31 Januari 1926 ini.



1. Tanfidziyah
Tanfidziyyah adalah badan pelaksana harian NU yang menjalankan kebijakan atau keputusan yang telah ditetapkan oleh Syuriah. Dalam konteks kenegaraan, tanfidziyyah seperti dewan eksekutifnya.

2. Syuriah
Syuriah adalah pimpinan tertinggi Nahdlatul Ulama. Tugasnya adalah membina dan mengawasi pelaksanaan keputusan organisasi yang dilakukan Tanfidziyah.

3. Rais Am
Rais Am adalah pemimpin tertinggi dari Syuriah yang dibantu oleh wakil, katib, dan a'wan. Rais Aam berfungsi sebagai ketua Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA). Setiap keputusannya secara kolektif dalam Syuriyah bersifat mengikat dan ditaati.

Baca juga: Ini Susunan Lengkap Pengurus PBNU Masa Khidmat 2022-2027

4. Katib Am
Katib Aam adalah orang kedua setelah Rais Aam. Adapun Katib, membantu tugas-tugas Katib Aam.

5. Mustasyar
Mustasyar merupakan jajaran dewan penasihat Syuriah, yang terdiri dari para ulama yang telah berumur dan memiliki banyak pengalaman, baik dalam segi usia maupun ilmu, agama, atau pun spiritualnya.

6. A'wan
A'wan adalah sejumlah ulama terpandang yang bertugas membantu Rais dalam menjalankan kebijakan di Nahdlatul Ulama.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1153 seconds (0.1#10.140)