Epidemiolog Imbau Masyarakat Tidak Sepelekan Varian Omicron
loading...
A
A
A
JAKARTA - Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman meminta masyarakat Indonesia beserta pemerintah dan stakeholder terkait untuk tidak menyepelekan varian apa pun dari Covid-19. Termasuk Omicron yang disebut bergejala ringan atau tanpa gejala.
"Betul bahwa mayoritas gejala Omicron tidak seperti dengan Delta. Tapi itu bukan karena Omicron lemah, tapi karena banyak orang sudah mendapatkan imunitas, sudah divaksin lengkap, atau bahkan pernah terinfeksi dan sudah divaksin lengkap," ujar Dicky Budiman ketika dikonfirmasi, Selasa (11/1/2022). Baca juga: 4 RT di Krukut Micro Lockdown Omicron, Lurah Pasok Pangan Warga
Dia menyebutkan manfaat dari vaksin Covid-19 itulah yang membuat antibodi seseorang dapat menahan beberapa gejala keparahan. Namun kata Dicky Budiman, pada kasus-kasus seperti mengalami badai sitokin, atau kasus yang secara respons virusload yang menginfeksi tinggi maka kasus kematian karena Covid-19 Omicron dapat terjadi.
"Seperti yang terjadi di Australia, atlet usia muda masih 23 tahun, vaksinasi lengkap, tidak ada komorbid tapi meninggal juga. Jadi artinya Omicron sama dengan semua varian Covid-19 lainnya seperti Delta, dalam potensinya menyebabkan badai sitokin, struk, penggumpalan darah, long Covid, dan menyebabkan dampak sisa," tutur Dicky.
Dia meminta pemerintah, stakeholder terkait, dan masyarakat tetap waspada dengan terus meningkatkan capaian Covid-19, mematuhi protokol kesehatan, dan meningkatkan kemampuan testing maupun tracing.
"Jadi jangan salah mengartikan gejala ringan kemudian mengasumsikan Omicron sebagai penyakit ringan, tidak seperti itu. Apa pun varian Covid-19 itu bukan penyakit ringan, jadi akan salah dan rugi sendiri ketika kita abai," pungkas Dicky.
"Betul bahwa mayoritas gejala Omicron tidak seperti dengan Delta. Tapi itu bukan karena Omicron lemah, tapi karena banyak orang sudah mendapatkan imunitas, sudah divaksin lengkap, atau bahkan pernah terinfeksi dan sudah divaksin lengkap," ujar Dicky Budiman ketika dikonfirmasi, Selasa (11/1/2022). Baca juga: 4 RT di Krukut Micro Lockdown Omicron, Lurah Pasok Pangan Warga
Dia menyebutkan manfaat dari vaksin Covid-19 itulah yang membuat antibodi seseorang dapat menahan beberapa gejala keparahan. Namun kata Dicky Budiman, pada kasus-kasus seperti mengalami badai sitokin, atau kasus yang secara respons virusload yang menginfeksi tinggi maka kasus kematian karena Covid-19 Omicron dapat terjadi.
"Seperti yang terjadi di Australia, atlet usia muda masih 23 tahun, vaksinasi lengkap, tidak ada komorbid tapi meninggal juga. Jadi artinya Omicron sama dengan semua varian Covid-19 lainnya seperti Delta, dalam potensinya menyebabkan badai sitokin, struk, penggumpalan darah, long Covid, dan menyebabkan dampak sisa," tutur Dicky.
Dia meminta pemerintah, stakeholder terkait, dan masyarakat tetap waspada dengan terus meningkatkan capaian Covid-19, mematuhi protokol kesehatan, dan meningkatkan kemampuan testing maupun tracing.
Baca Juga
"Jadi jangan salah mengartikan gejala ringan kemudian mengasumsikan Omicron sebagai penyakit ringan, tidak seperti itu. Apa pun varian Covid-19 itu bukan penyakit ringan, jadi akan salah dan rugi sendiri ketika kita abai," pungkas Dicky.
(kri)