Megawati ke Jokowi: Hilang Sepertinya Bonding Itu
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengingatkan kepada masyarakat, termasuk Presiden Jokowi , untuk tidak melupakan para pejuang kemerdekaan Republik Indonesia. Kemerdekaan RI yang dinikmati saat ini adalah hasil perjuangan para pahlawan terdahulu.
Hal ini disampaikan Megawati dalam pidato politiknya saat peringatan HUT ke-49 PDIP, Senin (10/1/2022). Awalnya, putri Presiden Soekarno itu mengatakan bahwa para pejuang kemerdekaan telah memberikan teladan tentang dedikasi bagi negeri. Karena itu, kata Megawati, dirinya selalu meneriakan kata-kata merdeka dalam setiap kesempatan.
"Kalau dulu, saya di mana-mana mengatakan merdeka, orang dengan sinis mengatakan, sudah merdeka kok teriak-teriak merdeka. Karena saya ingin terus mengatakan begitu, karena pada waktu itu (sebelum kemerdekaan), saya sangat tahu, mereka menjawabnya hidup atau mati," kata Megawati.
Menurutnya, begitu banyak pahlawan yang berkorban untuk Indonesia. Sebut saja, Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, Pattimura, Sultan Hasanuddin, Pangeran Antasari, Cut Nyak Dien, Laksamana Malahayati, Ratu Kalinyamat, Raden Kartini, dan masih banyak lagi. Belum lagi peristiwa perlawanan yang begitu menggetarkan hati, seperti Perang Puputan di Bali.
"Ini harus menjadi ingatan kolektif bangsa. Jangan terus seperti sekarang, karena menurut saya, mungkin Indonesia tidak ada lagi perang, tapi hilang sepertinya bonding (ikatan emosional) itu, bonding itu, Pak Jokowi bonding itu, bahwa kita ini merdeka karena ada yang memerdekakan, yang harus kita teruskan adalah perjuangan untuk mengisi kemerdekaan itu," kata Megawati dengan mimik dan intonasi yang penuh tekanan.
Dari sejarah itu, katanya, Indonesia membuktikan sebagai bangsa pejuang. Bangsa yang tidak rela menerima penjajahan dalam bentuk apapun. Bangsa yang terus berkobar-kobar semangatanya agar kemerdekaan sejati menjadi napas kehidupan Indonesia.
Baca juga: Soroti Harga Sembako dan Bumbu Dapur, Megawati: Kok Klasik Amat Ya
"Apa kemerdekaan sejati? ya kemerdekaan lahir batin, dari sini pikiran, dari sini hati dan nurani, kita gembira. kita bisa menyatukan diri, tidak membedekan kaya miskin, tidak membedakan ras, tidak membedakan agama, mustinya itulah Indonesia yang merdeka sejati," katanya.
Hal ini disampaikan Megawati dalam pidato politiknya saat peringatan HUT ke-49 PDIP, Senin (10/1/2022). Awalnya, putri Presiden Soekarno itu mengatakan bahwa para pejuang kemerdekaan telah memberikan teladan tentang dedikasi bagi negeri. Karena itu, kata Megawati, dirinya selalu meneriakan kata-kata merdeka dalam setiap kesempatan.
"Kalau dulu, saya di mana-mana mengatakan merdeka, orang dengan sinis mengatakan, sudah merdeka kok teriak-teriak merdeka. Karena saya ingin terus mengatakan begitu, karena pada waktu itu (sebelum kemerdekaan), saya sangat tahu, mereka menjawabnya hidup atau mati," kata Megawati.
Menurutnya, begitu banyak pahlawan yang berkorban untuk Indonesia. Sebut saja, Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, Pattimura, Sultan Hasanuddin, Pangeran Antasari, Cut Nyak Dien, Laksamana Malahayati, Ratu Kalinyamat, Raden Kartini, dan masih banyak lagi. Belum lagi peristiwa perlawanan yang begitu menggetarkan hati, seperti Perang Puputan di Bali.
"Ini harus menjadi ingatan kolektif bangsa. Jangan terus seperti sekarang, karena menurut saya, mungkin Indonesia tidak ada lagi perang, tapi hilang sepertinya bonding (ikatan emosional) itu, bonding itu, Pak Jokowi bonding itu, bahwa kita ini merdeka karena ada yang memerdekakan, yang harus kita teruskan adalah perjuangan untuk mengisi kemerdekaan itu," kata Megawati dengan mimik dan intonasi yang penuh tekanan.
Dari sejarah itu, katanya, Indonesia membuktikan sebagai bangsa pejuang. Bangsa yang tidak rela menerima penjajahan dalam bentuk apapun. Bangsa yang terus berkobar-kobar semangatanya agar kemerdekaan sejati menjadi napas kehidupan Indonesia.
Baca juga: Soroti Harga Sembako dan Bumbu Dapur, Megawati: Kok Klasik Amat Ya
"Apa kemerdekaan sejati? ya kemerdekaan lahir batin, dari sini pikiran, dari sini hati dan nurani, kita gembira. kita bisa menyatukan diri, tidak membedekan kaya miskin, tidak membedakan ras, tidak membedakan agama, mustinya itulah Indonesia yang merdeka sejati," katanya.
(abd)