Musim Bersolek Capres Telah Tiba
loading...
A
A
A
Bahkan, Ridwan Kamil sempat memberikan batik karyanya kepada dua personel boy band asal Korea Selatan Super Junior (Suju). Sontak, batik dari Ridwan Kamil yang di-posting personel Suju itu membuat geger pecinta hiburan Korea atau K-Popers.
Kemudian, Menteri BUMN Erick Thohir yang wajahnya dijumpai di setiap layar mesin ATM Himpunan Bank Milik Negara. Erick Thohir juga rajin ke beberapa daerah membantu membangun fasilitas umum masyarakat bersama Yayasan Erick Thohir.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga sebagai Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto beberapa bulan lalu juga rajin safari politik. Wajahnya juga banyak dijumpai di billboard atau spanduk beberapa daerah.
Lalu, seberapa efektifkah kampanye dua tahun jelang Pilpres 2024? Apa saja yang mesti dilakukan para capres demi terus menaikkan popularitas dan elektabilitasnya?
"Para tokoh yang berminat maupun berpeluang menjadi kontestan Pilpres 2024 pasti akan meningkatkan secara lebih masif dan sistematis berbagai upaya mereka untuk membujuk para pemilih," kata Direktur Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan kepada SINDOnews, Rabu (5/1/2022).
Dia menambahkan, selain waktunya sudah makin dekat, yakni hanya dua tahun menjelang pelaksanaan pemilu tersebut, minimal ada tiga alasan pokok mengapa para calon kontestan ini akan semakin masif bersosialisasi. Pertama, kata dia, dari sudut pandang bakal calon pilpres untuk terpilih rumusnya tetap tiga kunci: popularitas, likeabilitas (kedisukaan), dan elektabilitas (kedipilihan).
Dia menuturkan, bagi calon yang popularitasnya sudah penuh atau hampir seratus persen seperti Prabowo Subianto, maka fokusnya pada likeabilitas dan elektabilitas. Dia melanjutkan, bakal calon yang popularitasnya belum penuh seperti Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Khofifah Indar Parawansa, Puan Maharani, Airlangga Hartarto, dan lain-lain akan fokus pada ketiga-tiganya.
"Dan itu harus dilakukan di seluruh Indonesia, tidak bisa hanya fokus pada daerah tertentu, meskipun wilayah pada pemilih seperti Jawa. Waktu dua tahun, sebetulnya tidak begitu panjang untuk upaya-upaya sosialisasi politik semacam ini," tuturnya.
Kemudian, Menteri BUMN Erick Thohir yang wajahnya dijumpai di setiap layar mesin ATM Himpunan Bank Milik Negara. Erick Thohir juga rajin ke beberapa daerah membantu membangun fasilitas umum masyarakat bersama Yayasan Erick Thohir.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga sebagai Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto beberapa bulan lalu juga rajin safari politik. Wajahnya juga banyak dijumpai di billboard atau spanduk beberapa daerah.
Lalu, seberapa efektifkah kampanye dua tahun jelang Pilpres 2024? Apa saja yang mesti dilakukan para capres demi terus menaikkan popularitas dan elektabilitasnya?
"Para tokoh yang berminat maupun berpeluang menjadi kontestan Pilpres 2024 pasti akan meningkatkan secara lebih masif dan sistematis berbagai upaya mereka untuk membujuk para pemilih," kata Direktur Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan kepada SINDOnews, Rabu (5/1/2022).
Dia menambahkan, selain waktunya sudah makin dekat, yakni hanya dua tahun menjelang pelaksanaan pemilu tersebut, minimal ada tiga alasan pokok mengapa para calon kontestan ini akan semakin masif bersosialisasi. Pertama, kata dia, dari sudut pandang bakal calon pilpres untuk terpilih rumusnya tetap tiga kunci: popularitas, likeabilitas (kedisukaan), dan elektabilitas (kedipilihan).
Dia menuturkan, bagi calon yang popularitasnya sudah penuh atau hampir seratus persen seperti Prabowo Subianto, maka fokusnya pada likeabilitas dan elektabilitas. Dia melanjutkan, bakal calon yang popularitasnya belum penuh seperti Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Khofifah Indar Parawansa, Puan Maharani, Airlangga Hartarto, dan lain-lain akan fokus pada ketiga-tiganya.
"Dan itu harus dilakukan di seluruh Indonesia, tidak bisa hanya fokus pada daerah tertentu, meskipun wilayah pada pemilih seperti Jawa. Waktu dua tahun, sebetulnya tidak begitu panjang untuk upaya-upaya sosialisasi politik semacam ini," tuturnya.