Gowok, Mentor Ulung Bersenggama Para Calon Pengantin

Rabu, 08 Desember 2021 - 18:46 WIB
loading...
A A A
baca juga: Penasaran, Aurel Hermansyah Cecar Nagita Slavina soal Urusan Bercinta saat Hamil

Lim Khing Hoo memotret pergulatan masyarakat Banyumas tentang tradisi ini di tahun 1930-an. Tradisi yang dianggap luhur oleh orang-orang tua, ternyata mulai dipertanyakan oleh golongan yang lebih muda.

Acara gowokan dilakukan kalau seorang jejaka telah bertunangan dan akan menikah, orang tuanya mencarikan seorang gowok, membawanya pulang ke rumah, dan untuk beberapa hari si ā€œgowokā€ diperlakukan sebagai menantu perempuan (hal. 12).

Tradisi Gowok sebenarnya bukan sekadar pelatihan melakukan senggama. Tradisi ini memberikan pengetahuan bagaimana sang pemuda bisa memperlakukan istrinya yang tentu belum punya pengalaman berdua dengan pasangan hidupnya. Lim Khing Hoo secara detail menjelaskan tradisi ini melalui percakapan antara Suganda dan Sumbangsih. Suganda adalah anak Lurah Wira, seorang yang sangat terpandang. Sementara Sumbangsih adalah seorang gowok yang didatangkan untuk melatih Suganda.

Suganda yang menolak tradisi gowokan terpaksa harus berduaan di dalam kamar dengan Sumbangsih. Alih-alih bercinta, Suganda malah berdialog dengan Sumbangsih tentang tradisi Gowokan. Suganda menyampaikan segala argumentasinya untuk menolak tradisi ini, sementara Sumbangsih menjelaskan nilai-nilai luhur tradisi Gowokan. Suganda mempertanyakan kegunaan tradisi ini dan menilai dari nilai kesopanan yang selayaknya sudah harus ditinggalkan. Suganda juga menyamakan tradisi gowokan dengan praktik prostitusi.

baca juga: Bahaya Menelan Sperma saat Bercinta, Waspada Gonore hingga HIV

Sedangkan Sumbangsih menjelaskan mengapa tradisi gowokan itu penting. Tradisi Gowokan dilakukan untuk mempersiapkan si calon temanten lelaki supaya bisa mengenali calon istrinya, memperlakukan dengan hormat calon istrinya demi kebahagian kehidupan keluarga mereka ke depan. Jadi gowokan bukan sekadar pelatihan teknik bercinta. Sumbangsih menjelaskan berbagai tipe perempuan dan laki-laki serta pengalaman seksual mereka sebelum masuk ke pernikahan (hal. 18).

Tradisi gowokan bertujuan untuk memberi pengetahuan dan keterampilan bagaimana sang lelaki memperlakukan pasangannya di malam pertama.

Lim Khing Hoo sangat berhasil dalam membeberkan pandangan du kubu yang saling bertentang tentang tradisi Gowokan yang mulai dipertanyakan kegunaannya pada tahun 1930-an.

Melalui perjumpaan selama beberapa hari dengan Sumbangsih membuat Suganda malah jatuh cinta kepadanya. Meski akhirnya Suganda tetap menikahi calon istrinya - yaitu Sumiati, Namun hubungannya dengan Sumbangsih tidaklah terputus. Suganda tetap berupaya menikahi Sumbangsih, tetapi Sumbangsih kukuh menjelaskan bahwa tugasnya adalah untuk membantu keluarga Suganda menjadi bahagia. Sumbangsih tahu bahwa dirinya juga jatuh cinta kepada Suganda. Tetapi demi nilai-nilai luhur Gawok, ia memutuskan untuk memendam hasratnya tersebut.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1760 seconds (0.1#10.140)