Masuk Tahun Politik, PKS Harap Ekonomi-Masyarakat Sehat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia pada 2022 sudah memulai sejumlah tahapan persiapan Pemilu 2024 . Namun, pandemi Covid-19 dan dampaknya terhadap kehidupan ekonomi dan sosial masih menjadi masalah yang harus dihadapi.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nasir Djamil mengakui pertumbuhan angka ekonomi secara keseluruhan lebih sehat, namun perlu disikapi dengan hati-hati. Misalnya, kata dia, seperti apa pertumbuhan UMKM.
“Usaha perekonomian kita 90% UMKM, bagaimana pertumbuhannya? Bukan hanya tumbuh tapi agar bagaimana mereka bisa berkembang, jangan sampai pertumbuhan itu tidak dinikmati UMKM,” kata Nasir dalam Polemik MNC Trijaya yang bertajuk “Pemulihan Ekonomi dan Konstelasi Politik 2024”, Sabtu (4/12/2021).
Menurut Nasir, ada catatan dengan angka pertumbuhan itu, apakah berbanding lurus dengan masyarakat yang berpenghasilan rendah. Kalau tidak, maka akan berpotensi terjadi ketimpangan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak dinikmati sebagian besar masyarakat Indonesia yang berpenghasilan rendah.
Nasir menjelaskan, pertumbuhan itu berasal dari belanja pemerintah, sementara belanja itu bersumber dari pinjaman. Sehingga, akan lebih baik jika pertumbuhan ekonomi itu selain datang dari pengeluaran konsumsi itu harus datang dari investasi.
“Kemarin presiden sudah mewanti-wanti soal investasi, dan meminta Kapolri dan jajarannya untuk menjaga investasi, kalau ada Kapolda yang tidak mampu menjaga investasi itu segera diganti,” ujarnya.
Namun demikian, legislator asal Aceh ini optimistis bahwa Indonesia bisa melewati ini, karena bagaimanapun ini berhubungan dengan nasib bangsa. Sehingga, APBN 2022 diharapkan tidak lagi menjadi APBN transisi sebagaimana kesepakatan dalam Badan Anggaran (Banggar) DPR, dan memasuki tahun politik nanti masalah ekonomi dan kesehatan ini sudah terselesaikan, sehingga rakyat bisa mendapatkan pemimpin yang diharapkan.
“Sehingga kemudian kita bisa firm masuk tahun politik, benar-benar suasananya sudah sehat semua, masyarakat sudah sehat semuanya, ekonominya sehat, politiknya juga sehat. Sehingga mereka bisa dapat pemimpin yang mereka harapkan,” pungkasnya.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nasir Djamil mengakui pertumbuhan angka ekonomi secara keseluruhan lebih sehat, namun perlu disikapi dengan hati-hati. Misalnya, kata dia, seperti apa pertumbuhan UMKM.
“Usaha perekonomian kita 90% UMKM, bagaimana pertumbuhannya? Bukan hanya tumbuh tapi agar bagaimana mereka bisa berkembang, jangan sampai pertumbuhan itu tidak dinikmati UMKM,” kata Nasir dalam Polemik MNC Trijaya yang bertajuk “Pemulihan Ekonomi dan Konstelasi Politik 2024”, Sabtu (4/12/2021).
Menurut Nasir, ada catatan dengan angka pertumbuhan itu, apakah berbanding lurus dengan masyarakat yang berpenghasilan rendah. Kalau tidak, maka akan berpotensi terjadi ketimpangan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak dinikmati sebagian besar masyarakat Indonesia yang berpenghasilan rendah.
Nasir menjelaskan, pertumbuhan itu berasal dari belanja pemerintah, sementara belanja itu bersumber dari pinjaman. Sehingga, akan lebih baik jika pertumbuhan ekonomi itu selain datang dari pengeluaran konsumsi itu harus datang dari investasi.
“Kemarin presiden sudah mewanti-wanti soal investasi, dan meminta Kapolri dan jajarannya untuk menjaga investasi, kalau ada Kapolda yang tidak mampu menjaga investasi itu segera diganti,” ujarnya.
Namun demikian, legislator asal Aceh ini optimistis bahwa Indonesia bisa melewati ini, karena bagaimanapun ini berhubungan dengan nasib bangsa. Sehingga, APBN 2022 diharapkan tidak lagi menjadi APBN transisi sebagaimana kesepakatan dalam Badan Anggaran (Banggar) DPR, dan memasuki tahun politik nanti masalah ekonomi dan kesehatan ini sudah terselesaikan, sehingga rakyat bisa mendapatkan pemimpin yang diharapkan.
“Sehingga kemudian kita bisa firm masuk tahun politik, benar-benar suasananya sudah sehat semua, masyarakat sudah sehat semuanya, ekonominya sehat, politiknya juga sehat. Sehingga mereka bisa dapat pemimpin yang mereka harapkan,” pungkasnya.
(rca)