Ki Bagoes Hadikoesoemo Menolak Perintah Seikerei, Kolonel Jepang Menggebrak Meja
loading...
A
A
A
"Tuan Ki Bagoes, saya minta kepada semua orang Islam dan Muhammadiyah agar melakukan upacara seikerei!" kata Tsuda.
Ki Bagoes menjawab,"Tidak mungkin Tuan. Agama Islam melarang."
Kolonel Tsuda tak terima. Dia kembali meminta agar Ki Bagoes memerintahkan rakyat untuk melakukan seikerei.
"Kalau tidak tahu, maka saya beritahu bahwa membungkuk kepada sesama manusia itu dilarang oleh agama saya," jawab Ki Bagoes.
Sang Kolonel tetap tak terima. Dia kembali menegaskan bahwa seikerei itu sebuah perintah dan wajib dilaksanakan. Tetapi, Ki Bagoes tetap pada pendiriannya. Malah, pria yang lahir dengan nama R Dayat atau Hidayat itu meminta agar Kolonel Tsuda yang memerintahkan langsung.
Kolonel Tsuda menggelengkan kepalanya. "Tidak, Tuan Ki Bagoes yang memerintahkan. Tuan pemimpin Islam, orang Islam akan menurut."
"Tidak bisa Tuan. Agama melarang. Saya tidak bisa memerintahkan itu," jawab anak dari Raden Kaji Lurah Hasyim yang menjabat sebagai abdi dalem Lurah bidang keagamaan di Keraton Sri Sultan Hamengku Buwono VIII itu.
Mendengar jawaban Ki Bagoes, Kolonel Tsuda menggebrak meja. Ki Bagoes pun terkejut. Dia mencoba tenang, lalu mengatakan,"Tuan menganut agama seperti saya, sekalipun berlainan. Tentu Tuan juga tidak mau melanggar ajaran agama Tuan. Seperti kami orang Islam tidak mau melanggar ajaran kami."
Percakapan berhenti di situ. Bahkan, keduanya minum teh bareng. Ki Bagoes pulang dan bersujud syukur karena Jepang tidak berhasil menaklukkan hatinya dan tidak pula berani memerintahkan kekerasan agar umat Islam melakukan seikerei.
Sumber: Bahan Pameran Tokoh "Ki Bagoes Hadikoesoemo" di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jalan Imam Bonjol, Jakarta dan Wikipedia.
Ki Bagoes menjawab,"Tidak mungkin Tuan. Agama Islam melarang."
Kolonel Tsuda tak terima. Dia kembali meminta agar Ki Bagoes memerintahkan rakyat untuk melakukan seikerei.
"Kalau tidak tahu, maka saya beritahu bahwa membungkuk kepada sesama manusia itu dilarang oleh agama saya," jawab Ki Bagoes.
Sang Kolonel tetap tak terima. Dia kembali menegaskan bahwa seikerei itu sebuah perintah dan wajib dilaksanakan. Tetapi, Ki Bagoes tetap pada pendiriannya. Malah, pria yang lahir dengan nama R Dayat atau Hidayat itu meminta agar Kolonel Tsuda yang memerintahkan langsung.
Kolonel Tsuda menggelengkan kepalanya. "Tidak, Tuan Ki Bagoes yang memerintahkan. Tuan pemimpin Islam, orang Islam akan menurut."
"Tidak bisa Tuan. Agama melarang. Saya tidak bisa memerintahkan itu," jawab anak dari Raden Kaji Lurah Hasyim yang menjabat sebagai abdi dalem Lurah bidang keagamaan di Keraton Sri Sultan Hamengku Buwono VIII itu.
Mendengar jawaban Ki Bagoes, Kolonel Tsuda menggebrak meja. Ki Bagoes pun terkejut. Dia mencoba tenang, lalu mengatakan,"Tuan menganut agama seperti saya, sekalipun berlainan. Tentu Tuan juga tidak mau melanggar ajaran agama Tuan. Seperti kami orang Islam tidak mau melanggar ajaran kami."
Percakapan berhenti di situ. Bahkan, keduanya minum teh bareng. Ki Bagoes pulang dan bersujud syukur karena Jepang tidak berhasil menaklukkan hatinya dan tidak pula berani memerintahkan kekerasan agar umat Islam melakukan seikerei.
Sumber: Bahan Pameran Tokoh "Ki Bagoes Hadikoesoemo" di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jalan Imam Bonjol, Jakarta dan Wikipedia.