Menimbang Calon Ketua Umum PBNU, Kiai Said atau Gus Yahya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ( PBNU ) telah memutuskan menunda penyelenggaraan Muktamar NU yang sedianya digelar pada 23-25 Desember 2021.
Muktamar NU tetap akan digelar di Lampung. Ada tiga lokasi yang dipilih, yakni di Pondok Pesantren Darussa'adah, Lampung Tengah; Universitas Islam Negeri Lampung, dan Universitas Malahayati Lampung.
Salah satu agenda penting dalam Muktamar NU nanti adalah pemilihan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2020-2025. Dari belasan nama kandidat yang muncul, hanya dua yang kuat, yakni KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dan sang petahana KH Said Aqil Siroj (Kiai Said). Kuatnya pengaruh Kiai Said dan Gus Yahya di akar rumput belum dapat tertandingi oleh nama-nama lainnya.
Baca juga: PBNU Bakal Tunda Muktamar NU karena PPKM Level 3 di Akhir Tahun
Lembaga survei independen menghimpun bahwa 43% PW/PCNU telah menentukan arah dukungan. Untuk sementara, Kiai Said unggul tipis dengan 47% dibanding Gus Yahya yang mendapatkan dukungan 46%.
Berikut ini sekilas mengenai sepak terjang kedua calon Ketum PBNU tersebut:
1. KH Said Aqil Siroj
Ulama asal Cirebon ini telah memimpin PBNU selama 2 periode. Kiai Said berhasil terpilih kembali pada Muktamar ke-33 di Jombang lewat kemenangan meyakinkan atas pesaing-pesaingnya. Tidak seperti Muktamar sebelumnya, jalan Kiai Said pada Muktamar ke-34 diprediksi lebih sulit dan terjal. Salah satu yang memberatkan adalah status sebagai petahana selama 2 periode berturut-turut mendorong warga NU menyuarakan regenerasi di tubuh organisasi.
Selain alasan regenerasi, keinginan pergantian di pucuk pimpinan PBNU karena Kiai Said dianggap melakukan praktik politik praktis karena menerima posisi Komisaris Utama PT KAI.
Kiai Said juga kerap menuai kritik atas pernyataannya. Salah satunya pada 18 Oktober 2021, ia berujar bahwa "Semua jabatan keagamaan harus dari orang NU, kalau nggak nanti salah semua". Pernyataan ini dianggap mendiskreditkan tokoh-tokoh muslim lain. Statement ini banyak menuai kritik, salah satunya dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Pernyataan kotroversial lainnya ketika Kiai Said muncul dalam sebuah video singkat mengatakan, "Tak ada ayat Alquran yang menerangkan Allah itu ada. Sekarang saya tanya Allah itu ada gak? Di Alquran tuh ga ada. Pasti baru tahu kan, baru dengar kan?" kata Said Aqil dalam video berdurasi 57 detik tersebut.
Baca juga: Muktamar NU Ditunda, Pelaksanaannya Diputuskan 31 Januari 2022
b. KH Yahya Cholil Staquf
Gus Yahya menjabat sebagai Katib Aam PBNU Periode 2015-2020. Dia merupakan kader NU yang memiliki hubungan kekeluargaan atau kakak kandung Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Muktamar NU tetap akan digelar di Lampung. Ada tiga lokasi yang dipilih, yakni di Pondok Pesantren Darussa'adah, Lampung Tengah; Universitas Islam Negeri Lampung, dan Universitas Malahayati Lampung.
Salah satu agenda penting dalam Muktamar NU nanti adalah pemilihan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2020-2025. Dari belasan nama kandidat yang muncul, hanya dua yang kuat, yakni KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dan sang petahana KH Said Aqil Siroj (Kiai Said). Kuatnya pengaruh Kiai Said dan Gus Yahya di akar rumput belum dapat tertandingi oleh nama-nama lainnya.
Baca juga: PBNU Bakal Tunda Muktamar NU karena PPKM Level 3 di Akhir Tahun
Lembaga survei independen menghimpun bahwa 43% PW/PCNU telah menentukan arah dukungan. Untuk sementara, Kiai Said unggul tipis dengan 47% dibanding Gus Yahya yang mendapatkan dukungan 46%.
Berikut ini sekilas mengenai sepak terjang kedua calon Ketum PBNU tersebut:
1. KH Said Aqil Siroj
Ulama asal Cirebon ini telah memimpin PBNU selama 2 periode. Kiai Said berhasil terpilih kembali pada Muktamar ke-33 di Jombang lewat kemenangan meyakinkan atas pesaing-pesaingnya. Tidak seperti Muktamar sebelumnya, jalan Kiai Said pada Muktamar ke-34 diprediksi lebih sulit dan terjal. Salah satu yang memberatkan adalah status sebagai petahana selama 2 periode berturut-turut mendorong warga NU menyuarakan regenerasi di tubuh organisasi.
Selain alasan regenerasi, keinginan pergantian di pucuk pimpinan PBNU karena Kiai Said dianggap melakukan praktik politik praktis karena menerima posisi Komisaris Utama PT KAI.
Kiai Said juga kerap menuai kritik atas pernyataannya. Salah satunya pada 18 Oktober 2021, ia berujar bahwa "Semua jabatan keagamaan harus dari orang NU, kalau nggak nanti salah semua". Pernyataan ini dianggap mendiskreditkan tokoh-tokoh muslim lain. Statement ini banyak menuai kritik, salah satunya dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Pernyataan kotroversial lainnya ketika Kiai Said muncul dalam sebuah video singkat mengatakan, "Tak ada ayat Alquran yang menerangkan Allah itu ada. Sekarang saya tanya Allah itu ada gak? Di Alquran tuh ga ada. Pasti baru tahu kan, baru dengar kan?" kata Said Aqil dalam video berdurasi 57 detik tersebut.
Baca juga: Muktamar NU Ditunda, Pelaksanaannya Diputuskan 31 Januari 2022
b. KH Yahya Cholil Staquf
Gus Yahya menjabat sebagai Katib Aam PBNU Periode 2015-2020. Dia merupakan kader NU yang memiliki hubungan kekeluargaan atau kakak kandung Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.