Belva Mundur Jadi Stafsus Jokowi, Proyek Kartu Prakerja Rp5,6 T Harus Dibatalkan

Rabu, 22 April 2020 - 11:59 WIB
loading...
Belva Mundur Jadi Stafsus...
Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago mengapresiasi sikap yang ditunjukkan Belva Devara. Namun, dia juga meminta pemerintah untuk mengkaji ulang tentang pelaksanaan program Kartu Prakerja. Foto/SINDOphoto
A A A
JAKARTA - Mundurnya Adamas Belva Syah Devara dari posisi Staf Khusus (Stafsus) Presiden mendapat beragam respons publik. Namun, pengunduran diri Belva tersebut dinilai harus diiringi dengan pembatalan mengenai proyek pelatihan online dalam program Kartu Prakerja sebesar Rp5,6 triliun. Sebab, salah satu aplikatornya yaitu Ruangguru.

Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago mengapresiasi sikap yang ditunjukkan Belva Devara. Namun, dia juga meminta pemerintah untuk mengkaji ulang tentang pelaksanaan program Kartu Prakerja.

Dia menilai Kartu Prakerja tidak tepat diberikan sebagai salah satu solusi mengatasi dampak pandemi COVID-19 saat ini. Menurutnya, hal itu lebih menghamburkan uang negara dan mengalirkan ke para aplikator penyedia jasa pelatihan.

“Iya, batalkan. Masyarakat enggak butuh pelatihan dan habis untuk program akal akalan nonton YouTube bayar kuata internet dan seterusnya. Masyarakat butuh makan, butuh uang cash,” ujar Pangi ketika dihubungi SINDOnews, Rabu (22/4/2020).

Mestinya, pembatalan program Kartu Prakerja tersebut harus segera diakhiri agar polemik tersebut tidak makin berkepanjangan. Dalam kondisi darurat kesehatan dan darurat nasional sekarang ini, masyarakat lebih membutuhkan uang untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka sehari-hari.

Pangi menilai saat ini banyak perusahaan yang terpaksa gulung tikar dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dan merumahkan karyawannya. Hal itu imbas dari wabah virus Corona yang mengganggu perekonomian dunia, termasuk Indonesia.

Akibat PHK dan dirumahkan, mereka tak memiliki pemasukan. Karena itu, Pangi mendukung dana Rp20 triliun dari proyek Kartu Prakerja dialihkan menjadi bantuan langsung tunai (BLT) yang dinilai lebih berdampak besar, termasuk menggerakan roda perekonomian dari bawah.

“BLT jauh lebih bermanfaat, rakyat enggak butuh pelatihan. Bagaimana ceritanya pelatihan, ini sudah mulai mati kelaparan. Logikanya bagaimana orang disuruh mancing, energi untuk pergi menancing sudah enggak ada lagi. Jangan dikasih kail pancing, (tapi) kasih ikan, kasih BLT,” tukas dia.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2337 seconds (0.1#10.140)