Mengaktualisasikan Kembali Gagasan Seni Rupa Basuki Resobowo
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pameran Hasil Lokakarya Kurasi Kurator Muda 2021: B Resobowo dihadirkan Galeri Nasional Indonesia, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek , pada 22 Oktober-5 November 2021. Pameran ini merupakan bagian dari rangkaian program Lokakarya Kuratorial Galeri Nasional Indonesia 2021: Kurasi Kurator Muda.
baca juga: Manifesto VII, Langkah Berani Galeri Nasional di Tengah Pandemi
Kurator pameran, Umi Lestari, mengatakan Pameran B. Resobowo berangkat dari penelusuran, pencatatan, dan pendokumentasian arsip Basuki Resobowo (1916-1999). Basuki Resobowo merupakan nasionalis, pemikir seni, seniman, penata artistik film, dan aktivis dari masa Hindia Belanda hingga menjadi seniman eksil pada periode Orde Baru.
“Secara garis besar, kuratorial pameran ini berangkat dari upaya untuk mengaktualisasikan kembali gagasan Basuki Resobowo tentang seni dan budaya pada umumnya. Basuki Resobowo memiliki pandangan untuk meranahkan seni rupa Indonesia sebagai bagian dari seni rupa dunia. Ia meyakini bahwa seni di Indonesia itu hybrid, sehingga dalam surat-menyuratnya dengan Oesman Effendi yang dipresentasikan dalam pameran ini, ia menolak ajakan untuk kembali mencari identitas asli seni Indonesia,” papar Umi.
Untuk menelisik kembali gagasan Basuki Resobowo dalam seni rupa, pameran ini menampilkan satu lukisan yang penetapannya sebagai koleksi negara melibatkan Basuki Resobowo sebagai bagian tim akuisisi karya yang dibentuk oleh pemerintah Indonesia pada 1947. Lukisan tersebut berjudul Gadis yang saat ini menjadi koleksi Galeri Nasional Indonesia.
baca juga: Galeri Nasional Kembali Dibuka dengan Prosedur Kunjungan Baru
Selain itu, ditampilkan pula sejumlah arsip Basuki Resobowo yang dikoleksi beberapa institusi publik dan museum pribadi seperti Dewan Kesenian Jakarta, OHD Museum, Museum EZ Halim, arsip Dolorosa Sinaga, arsip keluarga Sanento Yuliman, serta arsip yang didapatkan Umi Lestari dari lembaga arsip dan kawan dekat Basuki Resobowo. Arsip-arsip tersebut berupa lukisan, sketsa, foto, artikel di surat kabar, otobiografi, ilustrasi cover buku, serta surat-menyurat dengan seniman lain. Karya tersebut dipresentasikan dalam bentuk reproduksi berupa foto, video, dan cetak. Selain itu, disajikan pula infografis berupa lini masa hidup dan karya Basuki Resobowo.
Pameran B. Resobowo dibuka secara resmi oleh Kepala Galeri Nasional Indonesia pada 22 Oktober 2021, via Zoom dan live Facebook Galeri Nasional Indonesia. Pameran ini dapat diakses publik secara daring melalui YouTube Galeri Nasional Indonesia. Publik juga dapat mengikuti serangkaian program publik berupa beberapa Diskusi Pameran B. Resobowo dan Tur Bersama Kurator.
Kepala Galeri Nasional Indonesia Pustanto mengatakan, Pameran Basuki Resobowo mengajak publik untuk memahami gagasan realisme Basuki Resobowo serta merekonstruksi kesejarahan karyanya, untuk memotivasi penelitian lebih jauh tentang Basuki Resobowo dan perannya dalam ekosistem seni dan budaya di Indonesia. “Semoga pameran hasil lokakarya Kurasi Kurator Muda ini dapat berkontribusi pada proses distribusi pengetahuan serta pengembangan praktik kuratorial di Indonesia,” kata Pustanto.
baca juga: Peran dan Potensi Seni Rupa dalam Ekonomi Kreatif saat Pandemi
baca juga: Manifesto VII, Langkah Berani Galeri Nasional di Tengah Pandemi
Kurator pameran, Umi Lestari, mengatakan Pameran B. Resobowo berangkat dari penelusuran, pencatatan, dan pendokumentasian arsip Basuki Resobowo (1916-1999). Basuki Resobowo merupakan nasionalis, pemikir seni, seniman, penata artistik film, dan aktivis dari masa Hindia Belanda hingga menjadi seniman eksil pada periode Orde Baru.
“Secara garis besar, kuratorial pameran ini berangkat dari upaya untuk mengaktualisasikan kembali gagasan Basuki Resobowo tentang seni dan budaya pada umumnya. Basuki Resobowo memiliki pandangan untuk meranahkan seni rupa Indonesia sebagai bagian dari seni rupa dunia. Ia meyakini bahwa seni di Indonesia itu hybrid, sehingga dalam surat-menyuratnya dengan Oesman Effendi yang dipresentasikan dalam pameran ini, ia menolak ajakan untuk kembali mencari identitas asli seni Indonesia,” papar Umi.
Untuk menelisik kembali gagasan Basuki Resobowo dalam seni rupa, pameran ini menampilkan satu lukisan yang penetapannya sebagai koleksi negara melibatkan Basuki Resobowo sebagai bagian tim akuisisi karya yang dibentuk oleh pemerintah Indonesia pada 1947. Lukisan tersebut berjudul Gadis yang saat ini menjadi koleksi Galeri Nasional Indonesia.
baca juga: Galeri Nasional Kembali Dibuka dengan Prosedur Kunjungan Baru
Selain itu, ditampilkan pula sejumlah arsip Basuki Resobowo yang dikoleksi beberapa institusi publik dan museum pribadi seperti Dewan Kesenian Jakarta, OHD Museum, Museum EZ Halim, arsip Dolorosa Sinaga, arsip keluarga Sanento Yuliman, serta arsip yang didapatkan Umi Lestari dari lembaga arsip dan kawan dekat Basuki Resobowo. Arsip-arsip tersebut berupa lukisan, sketsa, foto, artikel di surat kabar, otobiografi, ilustrasi cover buku, serta surat-menyurat dengan seniman lain. Karya tersebut dipresentasikan dalam bentuk reproduksi berupa foto, video, dan cetak. Selain itu, disajikan pula infografis berupa lini masa hidup dan karya Basuki Resobowo.
Pameran B. Resobowo dibuka secara resmi oleh Kepala Galeri Nasional Indonesia pada 22 Oktober 2021, via Zoom dan live Facebook Galeri Nasional Indonesia. Pameran ini dapat diakses publik secara daring melalui YouTube Galeri Nasional Indonesia. Publik juga dapat mengikuti serangkaian program publik berupa beberapa Diskusi Pameran B. Resobowo dan Tur Bersama Kurator.
Kepala Galeri Nasional Indonesia Pustanto mengatakan, Pameran Basuki Resobowo mengajak publik untuk memahami gagasan realisme Basuki Resobowo serta merekonstruksi kesejarahan karyanya, untuk memotivasi penelitian lebih jauh tentang Basuki Resobowo dan perannya dalam ekosistem seni dan budaya di Indonesia. “Semoga pameran hasil lokakarya Kurasi Kurator Muda ini dapat berkontribusi pada proses distribusi pengetahuan serta pengembangan praktik kuratorial di Indonesia,” kata Pustanto.
baca juga: Peran dan Potensi Seni Rupa dalam Ekonomi Kreatif saat Pandemi