Taruna Merah Putih Siap Menangkan PDI Perjuangan di 2024
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Taruna Merah Putih (TMP) bertekad memenangkan Partai Demokrasi Perjuangan (PDIP) pada Pemilu 2024 . Hal itu diungkapkan Sekjen DPP TMP Restu Hapsari saat menggelar kembali Pelatihan Menulis dan Fotografi Jurnalistik Angkatan II untuk para kadernya di Jawa Tengah, Sabtu, (16/10/2021).
Kegiatan yang diselenggarakan secara virtual ini menghadirkan dua narasumber, fotografer dokumenter dan dosen jurnalistik Taufan Wijaya serta Agus Rahmat, Jurnalis Vivanews sekaligus penulis buku di Balik Layar Jokowi. Selain itu, pelatihan ini juga melibatkan para mentor yang mendampingi peserta dalam pelatihan tersebut yakni, Sekjen DPP TMP Restu Hapsari, Ketua DPP TMP Bidang Seni dan Budaya Edo Kondologit, Ketua DPP Taruna Merah Putih Bidang Perempuan dan Anak Maya Sofia.
Ketua DPD Taruna Merah Putih Provinsi DKI Jakarta Rolas Sitinjak, Ketua DPD Taruna Merah Putih Jawa Tengah Hendrar Prihadi, dan Pemimpin Umum Genial.id Yayan Sopyani. ”Kita mengenal 4 pilar demokrasi yakni, legislatif, eksekutif, yudikatif dan pers. Pilar keempat demokrasi (pers) menjadi pilar penting untuk menyuarakan agar demokrasi bertumbuh semakin baik,” ujarnya.
Untuk itu, kata Restu, TMP menyadari, bahwa para pemuda harus menjadi bagian dari yang menyuarakan demokrasi dengan berbagai konten terkait isu-isu ideologi dan kebangsaan, kebudayaan serta peradaban bangsa. “Konteks hari ini, terkait dengan dinamika berbangsa dan bernegara, para pemuda tidak hanya menjadi bagian dari penikmat hawa demokrasi yang sudah sangat bebas, tetapi juga harus menjadi bagian dari perkembangan peradaban bangsa," tegas Restu.
Dengan pelatihan ini, tambahnya, kader TMP diharapkan dapat berkontribusi mempublikasikan program-program keorganisasian TMP dan kepartaian PDI Perjuangan, menyampaikan pesan-pesan ideologi dan kebangsaan, kebudayaan dan peradaban bangsa. Kontribusi di bidang media dari para kader Taruna Merah Putih ini juga diharapkan berdampak besar dalam upaya pemenangan PDI Perjuangan di 2024 agar program-programnya semakin dikenal dan dicintai rakyat.
Menurutnya, demokrasi pascareformasi perkembangannya sangat luar biasa, termasuk di bidang pers. Namun demikian ada tanggung jawab bagi insan pers. Hal ini menurut Restu, pernah ditegaskan oleh Bung Karno dalam silaturahmi insan pers Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada 20 November 1965 di Bogor. Dalam kesempatan itu, Bung Karno mengingatkan agar terus meng-upgrade kualitas dan memperdalam literasi melalui peningkatan budaya membaca.
“Dengan semangat membaca yang tinggi, maka kita dapat memilah isu-isu atau konten hoaks dan bernuansa SARA yang berseliweran di sosial media. Karena jika kita tidak menjadi bagian sebagai pemberi informasi yang benar atau menyuarakan kebenaran, maka kita sebenarnya telah membiarkan demokrasi Indonesia jatuh dan mengalami kemunduran," tegasnya.
Sementara itu, Agus Rahmat, menyampaikan, berita mempunyai arti cerita atau keterangan terkait kondisi realitas masyarakat yang tengah terjadi. Agus menilai, jurnalis adalah orang yang memberikan informasi, menggali informasi atau mencari fakta-fakta yang benar untuk disampaikan kepada masyarakat. Dia menjelaskan, unsur-unsur berita harus melingkupi keaktualan, kedekatan (proximity) penting (urgen), ketokohan, ekslusif, human interest, sedang trending, atau mengandung humor.
“Sebuah tulisan layak disebut berita jika mengandung 5W1H yaitu What (apa), Who (siapa), When (kapan), Where (di mana), Why (kenapa), dan How (bagaimana). Keenam unsur tersebut merupakan unsur yang paling dasar dan sebaiknya dikandung oleh sebuh berita," ujarnya.
Agus berpesan, agar jangan kaku ketika di lapangan, seorang jurnalis harus mampu membangun kedekatan emosional dengan orang yang mau diwawancara. Karena menurutnya, ketika jurnalis tidak kaku dengan orang yang mau diwawancarai, maka dapat membangun faktor kedekatan secara peraonal, sehingga akan dapat menggali informasi yang lebih dalam, dan hal ini akan menghasilkan nilai lebih dari sebuah berita.
Adapun Taufan Wijaya selaku fotografer dokumenter dan dosen pengajar ilmu jurnalistik memaparkan, dalam memahami dunia fotografi jurnalistik hal-hal yang perlu diperhatikan adalah, pertama freedom menyangkut independensi agar objektif. Kedua, technical ability yakni kemampuan teknis fotografi dan reportase. Ketiga, aeshetic sensitivity yakni, dimaknai sebagai jiwa seni atau peka terhadap keindahan. Keempat, energy and ethics yakni, energi fisik maupun psikis serta berpedoman pada etika profesi. Kelima, intellectual curiosity yaitu selalu penasaran dan bertanya-tanya untuk mencari jawaban.
Selain itu, tambahnya, dalam menulis caption di foto yang mau diangkat ke media, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah dengan mencantumkan unsur 5W1H. t.
Selanjutnya, aktor film Red CobeX, Edo Kondologit yang sekaligus mentor dalam pelatihan ini menegaskan, medan pertempuran para kader TMP ke depan adalah bagaimana konsisten menampilkan berita dan narasi-narasi positif untuk menghalau narasi-narasi negatif seperti hoax, issue SARA, dan radikalisme.
“Para kader TMP harus dibangun keteguhan memegang prinsip untuk terus melawan narasi-narasi hoax, issue SARA dan radikalisme. Pelatihan ini juga memberikan pembelajaran yang sangat penting dengan mengubah mindset para kader TMP untuk memiliki semangat perlawanan terhadap berita-berita negatif dan provokatif, dengan menyebarkan semangat-semangat positif di ranah digital," tegas penyanyi nasional penggemar musik jazz tersebut.
Wali kota Semarang yang sekaligus Ketua DPD TMP Jawa Tengah Hendrar Prihadi mengatakan, pelatihan jurnalistik untuk kader TMP menjadi sangat penting dalam era digital, karena kader-kader TMP dapat memberikan semangat positif di ranah media dan media sosial untuk menggalang narasi positif dalam konteks perwarta penggerak, bukan pewarta penggertak. Sebagai kader TMP, tentu gerakan yang dibangun adalah gerakan positif dengan menetralisir berita-berita hoaks dan provokatif.
Pengalaman di Kota semarang, pewarta penggerak menjadi salah satu pilar pembangunan di Kota Semarang. Anak muda tidak hanya digembleng untuk memproduksi tulisan-tulisan positif terkait Kota Semarang, tetapi dilatih membuat konten, film, dan melahirkan karya-karya yang inovatif dan edukatif untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.
“Era digital, membuat semua orang dapat memiliki media pewarta sendiri dengan menulis konten dan berita yang positif dalam konteks pembangunan. Hal ini akan menjadi magnet bagi daerah lain. Semakin banyak narasi positif yang diwartakan dalam media, maka sebuah kota akan menjadi perhatian dan dapat menarik wisatawan," ucapnya.
Kegiatan yang diselenggarakan secara virtual ini menghadirkan dua narasumber, fotografer dokumenter dan dosen jurnalistik Taufan Wijaya serta Agus Rahmat, Jurnalis Vivanews sekaligus penulis buku di Balik Layar Jokowi. Selain itu, pelatihan ini juga melibatkan para mentor yang mendampingi peserta dalam pelatihan tersebut yakni, Sekjen DPP TMP Restu Hapsari, Ketua DPP TMP Bidang Seni dan Budaya Edo Kondologit, Ketua DPP Taruna Merah Putih Bidang Perempuan dan Anak Maya Sofia.
Ketua DPD Taruna Merah Putih Provinsi DKI Jakarta Rolas Sitinjak, Ketua DPD Taruna Merah Putih Jawa Tengah Hendrar Prihadi, dan Pemimpin Umum Genial.id Yayan Sopyani. ”Kita mengenal 4 pilar demokrasi yakni, legislatif, eksekutif, yudikatif dan pers. Pilar keempat demokrasi (pers) menjadi pilar penting untuk menyuarakan agar demokrasi bertumbuh semakin baik,” ujarnya.
Untuk itu, kata Restu, TMP menyadari, bahwa para pemuda harus menjadi bagian dari yang menyuarakan demokrasi dengan berbagai konten terkait isu-isu ideologi dan kebangsaan, kebudayaan serta peradaban bangsa. “Konteks hari ini, terkait dengan dinamika berbangsa dan bernegara, para pemuda tidak hanya menjadi bagian dari penikmat hawa demokrasi yang sudah sangat bebas, tetapi juga harus menjadi bagian dari perkembangan peradaban bangsa," tegas Restu.
Dengan pelatihan ini, tambahnya, kader TMP diharapkan dapat berkontribusi mempublikasikan program-program keorganisasian TMP dan kepartaian PDI Perjuangan, menyampaikan pesan-pesan ideologi dan kebangsaan, kebudayaan dan peradaban bangsa. Kontribusi di bidang media dari para kader Taruna Merah Putih ini juga diharapkan berdampak besar dalam upaya pemenangan PDI Perjuangan di 2024 agar program-programnya semakin dikenal dan dicintai rakyat.
Menurutnya, demokrasi pascareformasi perkembangannya sangat luar biasa, termasuk di bidang pers. Namun demikian ada tanggung jawab bagi insan pers. Hal ini menurut Restu, pernah ditegaskan oleh Bung Karno dalam silaturahmi insan pers Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada 20 November 1965 di Bogor. Dalam kesempatan itu, Bung Karno mengingatkan agar terus meng-upgrade kualitas dan memperdalam literasi melalui peningkatan budaya membaca.
“Dengan semangat membaca yang tinggi, maka kita dapat memilah isu-isu atau konten hoaks dan bernuansa SARA yang berseliweran di sosial media. Karena jika kita tidak menjadi bagian sebagai pemberi informasi yang benar atau menyuarakan kebenaran, maka kita sebenarnya telah membiarkan demokrasi Indonesia jatuh dan mengalami kemunduran," tegasnya.
Sementara itu, Agus Rahmat, menyampaikan, berita mempunyai arti cerita atau keterangan terkait kondisi realitas masyarakat yang tengah terjadi. Agus menilai, jurnalis adalah orang yang memberikan informasi, menggali informasi atau mencari fakta-fakta yang benar untuk disampaikan kepada masyarakat. Dia menjelaskan, unsur-unsur berita harus melingkupi keaktualan, kedekatan (proximity) penting (urgen), ketokohan, ekslusif, human interest, sedang trending, atau mengandung humor.
“Sebuah tulisan layak disebut berita jika mengandung 5W1H yaitu What (apa), Who (siapa), When (kapan), Where (di mana), Why (kenapa), dan How (bagaimana). Keenam unsur tersebut merupakan unsur yang paling dasar dan sebaiknya dikandung oleh sebuh berita," ujarnya.
Agus berpesan, agar jangan kaku ketika di lapangan, seorang jurnalis harus mampu membangun kedekatan emosional dengan orang yang mau diwawancara. Karena menurutnya, ketika jurnalis tidak kaku dengan orang yang mau diwawancarai, maka dapat membangun faktor kedekatan secara peraonal, sehingga akan dapat menggali informasi yang lebih dalam, dan hal ini akan menghasilkan nilai lebih dari sebuah berita.
Adapun Taufan Wijaya selaku fotografer dokumenter dan dosen pengajar ilmu jurnalistik memaparkan, dalam memahami dunia fotografi jurnalistik hal-hal yang perlu diperhatikan adalah, pertama freedom menyangkut independensi agar objektif. Kedua, technical ability yakni kemampuan teknis fotografi dan reportase. Ketiga, aeshetic sensitivity yakni, dimaknai sebagai jiwa seni atau peka terhadap keindahan. Keempat, energy and ethics yakni, energi fisik maupun psikis serta berpedoman pada etika profesi. Kelima, intellectual curiosity yaitu selalu penasaran dan bertanya-tanya untuk mencari jawaban.
Selain itu, tambahnya, dalam menulis caption di foto yang mau diangkat ke media, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah dengan mencantumkan unsur 5W1H. t.
Selanjutnya, aktor film Red CobeX, Edo Kondologit yang sekaligus mentor dalam pelatihan ini menegaskan, medan pertempuran para kader TMP ke depan adalah bagaimana konsisten menampilkan berita dan narasi-narasi positif untuk menghalau narasi-narasi negatif seperti hoax, issue SARA, dan radikalisme.
“Para kader TMP harus dibangun keteguhan memegang prinsip untuk terus melawan narasi-narasi hoax, issue SARA dan radikalisme. Pelatihan ini juga memberikan pembelajaran yang sangat penting dengan mengubah mindset para kader TMP untuk memiliki semangat perlawanan terhadap berita-berita negatif dan provokatif, dengan menyebarkan semangat-semangat positif di ranah digital," tegas penyanyi nasional penggemar musik jazz tersebut.
Wali kota Semarang yang sekaligus Ketua DPD TMP Jawa Tengah Hendrar Prihadi mengatakan, pelatihan jurnalistik untuk kader TMP menjadi sangat penting dalam era digital, karena kader-kader TMP dapat memberikan semangat positif di ranah media dan media sosial untuk menggalang narasi positif dalam konteks perwarta penggerak, bukan pewarta penggertak. Sebagai kader TMP, tentu gerakan yang dibangun adalah gerakan positif dengan menetralisir berita-berita hoaks dan provokatif.
Pengalaman di Kota semarang, pewarta penggerak menjadi salah satu pilar pembangunan di Kota Semarang. Anak muda tidak hanya digembleng untuk memproduksi tulisan-tulisan positif terkait Kota Semarang, tetapi dilatih membuat konten, film, dan melahirkan karya-karya yang inovatif dan edukatif untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.
“Era digital, membuat semua orang dapat memiliki media pewarta sendiri dengan menulis konten dan berita yang positif dalam konteks pembangunan. Hal ini akan menjadi magnet bagi daerah lain. Semakin banyak narasi positif yang diwartakan dalam media, maka sebuah kota akan menjadi perhatian dan dapat menarik wisatawan," ucapnya.
(cip)