Ade Armando Akhirnya Minta Maaf ke PP Muhammadiyah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Akademisi Ade Armando akhirnya meminta maaf kepada Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah atas postingannya di media sosial Facebook beberapa hari lalu. Karena, Ade baru mengetahui bahwa Webinar Nasional bertajuk Menyoal Kebebasan Berpendapat dan Konstitusionalitas Pemakzulan Presiden di era Pandemi COVID-19, Senin 1 Juni 2020 itu tidak ada kaitannya dengan PP Muhammadiyah.
"Saya meminta maaf kepada PP Muhammadiyah, karena ternyata penyelenggara acara webinar yang menggulirkan isu pemakzulan presiden adalah sebuah organisasi yang menggunakan nama Muhammadiyah, tapi sebenarnya tidak meminta izin terlebih dulu pada PP Muhammadiyah," ujar Ade Armando di akun Facebooknya dikutip SINDOnews, Rabu (3/6/2020). (Baca juga: Pemuda Muhammadiyah: Ade Armando Jangan Over Acting)
Adapun Webinar Nasional itu digelar oleh Masyarakat Hukum Tata Negara Muhammadiyah (Mahutama) dan Kolegium Jurist Institute (KJI). "Saya juga gembira karena PP Muhammadiyah jelas-jelas menyatakan keberatan bahwa nama Muhammadiyah dibawa-bawa dalam acara webinar tersebut," kata Ade.
"Ketua PP Muhammadiyah bahkan menganggap webinar itu dapat merusak reputasi Muhammadiyah," sambung Ade Armando.
Kendati demikian, Ade tidak meminta maaf kepada Din Syamsuddin atas postingannya di Facebook. Ade tidak terima pernyataan Din yang menyebut penyelenggaraan konser virtual dalam rangka penggalangan dana korban terdampak Corona yang diselenggarakan BPIP dan MPR menunjukkan pemerintah bergembira di atas penderitaan rakyat. (Baca juga: Din Syamsuddin: Kebebasan Berpendapat Itu Hak Manusia )
"Tapi saya tidak akan minta maaf kepada Din Syamsuddin. Walau dia seorang senior, tapi ucapannya bahwa penyelenggaraan konser virtual dalam rangka penggalangan dana korban terdampak Corona yang diselenggarakan BPIP dan MPR menunjukkan pemerintah bergembira di atas penderitaan rakyat adalah pernyataan yang jahat dan dungu," pungkasnya.
"Saya meminta maaf kepada PP Muhammadiyah, karena ternyata penyelenggara acara webinar yang menggulirkan isu pemakzulan presiden adalah sebuah organisasi yang menggunakan nama Muhammadiyah, tapi sebenarnya tidak meminta izin terlebih dulu pada PP Muhammadiyah," ujar Ade Armando di akun Facebooknya dikutip SINDOnews, Rabu (3/6/2020). (Baca juga: Pemuda Muhammadiyah: Ade Armando Jangan Over Acting)
Adapun Webinar Nasional itu digelar oleh Masyarakat Hukum Tata Negara Muhammadiyah (Mahutama) dan Kolegium Jurist Institute (KJI). "Saya juga gembira karena PP Muhammadiyah jelas-jelas menyatakan keberatan bahwa nama Muhammadiyah dibawa-bawa dalam acara webinar tersebut," kata Ade.
"Ketua PP Muhammadiyah bahkan menganggap webinar itu dapat merusak reputasi Muhammadiyah," sambung Ade Armando.
Kendati demikian, Ade tidak meminta maaf kepada Din Syamsuddin atas postingannya di Facebook. Ade tidak terima pernyataan Din yang menyebut penyelenggaraan konser virtual dalam rangka penggalangan dana korban terdampak Corona yang diselenggarakan BPIP dan MPR menunjukkan pemerintah bergembira di atas penderitaan rakyat. (Baca juga: Din Syamsuddin: Kebebasan Berpendapat Itu Hak Manusia )
"Tapi saya tidak akan minta maaf kepada Din Syamsuddin. Walau dia seorang senior, tapi ucapannya bahwa penyelenggaraan konser virtual dalam rangka penggalangan dana korban terdampak Corona yang diselenggarakan BPIP dan MPR menunjukkan pemerintah bergembira di atas penderitaan rakyat adalah pernyataan yang jahat dan dungu," pungkasnya.
(kri)