Budiman Sudjatmiko dan Fahri Hamzah Isi Malam Minggu dengan Debat Panas soal Terorisme

Minggu, 10 Oktober 2021 - 09:01 WIB
loading...
Budiman Sudjatmiko dan Fahri Hamzah Isi Malam Minggu dengan Debat Panas soal Terorisme
Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko dan politikus Partai Gelora Fahri Hamzah terlibat debat panas soal terorisme di Twitter. FOTO/DOK.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Budiman Sudjatmiko terlibat debat panas dengan Fahri Hamzah di Twitter. Kedua aktivis reformasi ini perang tweet tentang terorisme dan negara gagal.

Debat bermula dari tweet Budiman Sudjatmiko yang menyoroti bom masjid di Afghanistan yang menewaskan sekitar 100 orang. Masjid di Kota Kunduz yang dibom saat salat Jumat ini diketahui sebagai tempat ibadah umat Syiah.

"Yg meledakkan masjid & menewaskan puluhan jama'ahnya di Kabul ini BUKAN orang2 "kafir". Sudah 3 kali kejadian serupa dalam seminggu ini. Kebayang kalau Densus 98 di Indonesia dibubarkan, pesta pora aksi2 teroris seperti ini," cuitnya, Sabtu (9/10/2021) malam.

Baca juga: Bom Meledak Saat Shalat Jumat di Masjid Syiah Afghanistan, Ratusan Orang Dilaporkan Tewas

Fahri Hamzah lalu mengomentari tweet Budiman Sudjatmiko tersebut. Menurutnya, cuitan politikus PDIP itu tidak jelas.

"Tapi anda gak jelas mau menjelaskan apa? Negara gagal anda mau samakan dengan kita? Kenapa pakai kata kafir? Anda ngerti gak sih? Kritik kepada lembaga negara yg pakai APBN harus dijawab secara rasional bro. Negara vs negara aja," tulis Fahri yang merupakan politikus Partai Gelora.

Menurut Budiman, terorisme tidak hanya terjadi di negara gagal. Afghanistan hanya sebagai contoh dalam cuitannya.

"Ini contohnya, bro @Fahrihamzah," cuit Budiman yang menautkan berita berjudul "153 Orang Tewas dalam 6 Serangan Teror di Paris".

Baca juga: Dalangi Bom Masjid Afghanistan saat Salat Jumat, ISIS: Pengebomnya Orang Uighur

Tak puas dengan jawaban Budiman, Fahri pun kembali melontarkan pertanyaan. "Kalau negara gagal memberantas korupsi dan narkoba, agama apa yang anda salahkan?" katanya.

"Inkompetensi dan maling itu lintas agama & linyas suku karena sependek pengetahuanku tak ada yg mencuri uang rakyat atas nama agama," jawab Budiman.

Pertanyaan kembali disodorkan Fahri. "Atau kalau pakai afghanistan, kalau mereka gagal jadi negara moderen seperti kita. Yang salah amerika, taliban, ISIS, atau Islam?" cuitnya.

Menurut Budiman, ISIS merupakan pemain baru di Afghanistan, sementara Amerika dan Taliban adalah pemain lama. "Islam? Ada banyak negara mayoritas Musim yg tak gagal. Dan aku mau Indonesia bagian dr yg tak gagal itu," cuit Budiman menjawab Fahri.

Fahri menjelaskan bahwa cuitan Budiman gagal menghilang bau tuduhan kepada Islam. Bahkan negara juga terseret dalam tuduhan yang sama.

"Ini yg ingin kita perbaiki supaya peradaban politik negara kita lebih maju.. ini yg sekarang sudah diperbaiki di negara2 asal kampanye sesat ini," tulisnya.

Budiman mengakui bahwa Islam menanggung beban tuduhan dalam kasus terorisme. Sama seperti Hindu di Srilanka dan Katholik di Irlandia Utara.

"Krn itu harus lebih banyak tokoh Islam mengecam terorisme sambil mengajak umat menjemput masa depan yg gak ada preseden masa lalunya," cuitnya.

Perdebatan berlanjut. Fahri Hamzah menegaskan bahwa terorisme dan korupsi adalah kejahatan. "Itu saja, jangan gagal negara yg salah identitas.. yg harus introspeksi siapa? Ya negara lah.. petugas negara siapa? Ya pemerintahlah. Masak pesantren?," ujarnya.

Kata Budiman, salah satu tugas negara adalah menjaga keamanan dari terorisme. Salah satunya diwujudkan dengan membentuk Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteros. "Densus 88 adalah antiteroris..bukan antiIslam. Jadi gak nyambung kalau menuduhnya Islamofobia," katanya.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1754 seconds (0.1#10.140)