Indonesia Kembali Terima 1.199.250 Dosis Vaksin Pfizer
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia kembali menerima vaksin Pfizer sebanyak 1.199.250 dosis. Kedatangan vaksin tahap ke-85 dari pembelian langsung tersebut tiba di Bandar Udara Soekarno Hatta pukul 08:00 WIB dan Bandar Udara Ahmad Yani Semarang pukul 11:00 WIB.
“Sehingga total vaksin yang datang dalam bulk atau bahan baku maupun vaksin jadi adalah 278.281.780 dosis,” ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, Kamis (7/10/2021).
Nadia mengatakan, pemerintah terus berupaya memenuhi kebutuhan vaksin untuk kepentingan vaksinasi nasional. Menurut dia, kedatangan vaksin ini menunjukkan stok vaksin di Indonesia aman. Di lain sisi, lanjutnya, pemerintah juga mengajak seluruh masyarakat segera divaksinasi. “Tidak perlu pilih-pilih vaksin, karena semua vaksin aman dan berkhasiat,” ujar Nadia.
Nadia menekankan, pemerintah memasukkan capaian vaksinasi di daerah dalam menjadi salah satu indikator level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di daerah. Salah satu yang menjadi perhatian utama adalah peningkatan vaksinasi untuk kelompok lansia.
Nadia mengungkapkan, hingga kini masih ada sejumlah daerah dan target sasaran yang capaian vaksinasinya rendah, terutama untuk kelompok umur lansia. “Saya berharap ada strategi yang disusun sesuai dengan permasalahan atau hambatan yang spesifik di masing-masing wilayah untuk meningkatkan cakupan pada kelompok rentan ini,” katanya.
Sementara itu, Nadia memaparkan ketentuan penurunan level kabupaten/kota dari level 3 menjadi level 2 dengan capaian total vaksinasi dosis 1 minimal 50% dan capaian vaksinasi dosis 1 lansia di atas 60 tahun minimal 40%.
Penurunan level kabupaten/kota dari level 2 ke level 1 dengan capaian total vaksinasi dosis 1 minimal 70% dan capaian vaksinasi dosis 1 lansia di atas 60 tahun minimal 60%
Masih menurut Nadia, seiring upaya percepatan vaksinasi, pemerintah juga mengingatkan masyarakat untuk tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan. “Karena vaksin bukan satu-satunya tameng untuk melindungi dari Covid-19,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Nadia juga menegaskan, bahwa dosis 3 atau booster saat ini masih diperuntukkan bagi tenaga kesehatan. Apalagi saat ini juga masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan vaksin. “Prioritas program vaksin booster saat ini adalah tenaga kesehatan sebagai populasi berisiko, sekaligus vital dalam mendukung layanan dalam kesehatan di masa pandemi,” ujar Nadia.
“Sehingga total vaksin yang datang dalam bulk atau bahan baku maupun vaksin jadi adalah 278.281.780 dosis,” ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, Kamis (7/10/2021).
Nadia mengatakan, pemerintah terus berupaya memenuhi kebutuhan vaksin untuk kepentingan vaksinasi nasional. Menurut dia, kedatangan vaksin ini menunjukkan stok vaksin di Indonesia aman. Di lain sisi, lanjutnya, pemerintah juga mengajak seluruh masyarakat segera divaksinasi. “Tidak perlu pilih-pilih vaksin, karena semua vaksin aman dan berkhasiat,” ujar Nadia.
Nadia menekankan, pemerintah memasukkan capaian vaksinasi di daerah dalam menjadi salah satu indikator level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di daerah. Salah satu yang menjadi perhatian utama adalah peningkatan vaksinasi untuk kelompok lansia.
Nadia mengungkapkan, hingga kini masih ada sejumlah daerah dan target sasaran yang capaian vaksinasinya rendah, terutama untuk kelompok umur lansia. “Saya berharap ada strategi yang disusun sesuai dengan permasalahan atau hambatan yang spesifik di masing-masing wilayah untuk meningkatkan cakupan pada kelompok rentan ini,” katanya.
Sementara itu, Nadia memaparkan ketentuan penurunan level kabupaten/kota dari level 3 menjadi level 2 dengan capaian total vaksinasi dosis 1 minimal 50% dan capaian vaksinasi dosis 1 lansia di atas 60 tahun minimal 40%.
Penurunan level kabupaten/kota dari level 2 ke level 1 dengan capaian total vaksinasi dosis 1 minimal 70% dan capaian vaksinasi dosis 1 lansia di atas 60 tahun minimal 60%
Masih menurut Nadia, seiring upaya percepatan vaksinasi, pemerintah juga mengingatkan masyarakat untuk tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan. “Karena vaksin bukan satu-satunya tameng untuk melindungi dari Covid-19,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Nadia juga menegaskan, bahwa dosis 3 atau booster saat ini masih diperuntukkan bagi tenaga kesehatan. Apalagi saat ini juga masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan vaksin. “Prioritas program vaksin booster saat ini adalah tenaga kesehatan sebagai populasi berisiko, sekaligus vital dalam mendukung layanan dalam kesehatan di masa pandemi,” ujar Nadia.
(cip)