DPR: Negara Tetangga Sudah Pakai Pesawat Tempur F35, Kita Masih di Bawah Standar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Lodewijk Freidrich Paulus membandingkan kekuatan tempur udara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan negara tetangga.
"Dari aspek angkatan udara, tidak mungkin saat negara lain tetangga kita sudah menggunakan pesawat tempur sejenis F35 tapi kita masih memakai pesawat di bawah standar itu seperti pesawat tempur Sky Hawk, ataupun F5 Tiger," ujarnya di Gedung Nusantara III Komplek Parlemen Senayan Jakarta pada Selasa (5/10/2021).
Dia berharap kepada Panglima TNI baru yang akan diumumkan sebelum 9 November 2021 nanti dapat membuat skala prioritas terhadap Minimum Esensial Force (MEF) yang ada saat ini dengan konsep kekuatan ideal dengan melihat ancaman terkini. "Artinya kalau pesawat tersebut dihadapkan pada F35, maka Indonesia pasti kalah. Itulah yang harus dilihat, imbangan daya tempur relatif harus diperhatikan, dan harus dibangun baik aspek darat, laut, dan udara," kata Lodewijk.
Menurutnya proses membangun kekuatan TNI dan pertahanan Indonesia itu disesuaikan dengan kondisi lingkungan strategis yang ada. "Sehingga kita memang punya sistem pertahanan yang bagus, alutista yang memadai, sehingga dapat membuat efek tangkal terhadap negara tetangga. Bersiap-siaplah untuk perang. Sehingga proses diplomasi militer adalah dengan latihan bersama. TNI AD, AU, dan AL sudah melakukan itu. Saling pengertian antar angkatan bersenjata. Perdamaian terjadi, semua saling menjaga kedamaian antar bangsa," kata Lodewijk.
Lebih lanjut Lodewijk Freidrich Paulus meyakini kekuatan tempur Indonesia akan semakin modern dan membaik apabila kondisi ekonomi Indonesia sudah pulih sepenuhnya.
"Itu yang saya harapkan tugas panglima TNI yang baru menyiapkan konsep yang komprehensif, kekinian, dan mengacu pada tiga Renstra dalam jangka waktu 15 tahun, ataupun lebih panjang dengan konsep 100 tahun NKRI pada 2045. Itu harus dilihat ke sana, dengan pertumbuhan ekonomi bagus maka otomatis angkatan bersenjata kita akan lebih baik," kata Lodewijk Freidrich Paulus.
"Dari aspek angkatan udara, tidak mungkin saat negara lain tetangga kita sudah menggunakan pesawat tempur sejenis F35 tapi kita masih memakai pesawat di bawah standar itu seperti pesawat tempur Sky Hawk, ataupun F5 Tiger," ujarnya di Gedung Nusantara III Komplek Parlemen Senayan Jakarta pada Selasa (5/10/2021).
Dia berharap kepada Panglima TNI baru yang akan diumumkan sebelum 9 November 2021 nanti dapat membuat skala prioritas terhadap Minimum Esensial Force (MEF) yang ada saat ini dengan konsep kekuatan ideal dengan melihat ancaman terkini. "Artinya kalau pesawat tersebut dihadapkan pada F35, maka Indonesia pasti kalah. Itulah yang harus dilihat, imbangan daya tempur relatif harus diperhatikan, dan harus dibangun baik aspek darat, laut, dan udara," kata Lodewijk.
Menurutnya proses membangun kekuatan TNI dan pertahanan Indonesia itu disesuaikan dengan kondisi lingkungan strategis yang ada. "Sehingga kita memang punya sistem pertahanan yang bagus, alutista yang memadai, sehingga dapat membuat efek tangkal terhadap negara tetangga. Bersiap-siaplah untuk perang. Sehingga proses diplomasi militer adalah dengan latihan bersama. TNI AD, AU, dan AL sudah melakukan itu. Saling pengertian antar angkatan bersenjata. Perdamaian terjadi, semua saling menjaga kedamaian antar bangsa," kata Lodewijk.
Lebih lanjut Lodewijk Freidrich Paulus meyakini kekuatan tempur Indonesia akan semakin modern dan membaik apabila kondisi ekonomi Indonesia sudah pulih sepenuhnya.
"Itu yang saya harapkan tugas panglima TNI yang baru menyiapkan konsep yang komprehensif, kekinian, dan mengacu pada tiga Renstra dalam jangka waktu 15 tahun, ataupun lebih panjang dengan konsep 100 tahun NKRI pada 2045. Itu harus dilihat ke sana, dengan pertumbuhan ekonomi bagus maka otomatis angkatan bersenjata kita akan lebih baik," kata Lodewijk Freidrich Paulus.
(cip)