Bersama Perangi Corona, 10 Rumah Aman Ciptakan Kemandirian Warga
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tatanan ekonomi baru dipercaya akan muncul pascapandemi Covid-19. Bersama program 10 Rumah Aman, warga terus bersiap dan menguatkan konsep ekonominya sendiri. Medianya melalui Usaha Kecil Menengah (UKM) warga.
Skenario pelatihannya sudah disiapkan secara 'online' melalui WhatsApp Group (WAG). Nantinya beragam bahan baku dan cara mengolahnya akan dishare secara detail. Para warga bisa mencobanya di rumah masing-masing sembari menjalankan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di area Jakarta, 10-23 April 2020. Jadi, waktu yang ada tetap produktif dan menghasilkan value ekonomi besar.
"Waktu yang ada harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Mengembangkan kuliner melalui UKM sangat bagus bagi warga. Mereka ini akan mendapatkan jaminan ekonomi lebih baik pascapandemi Covid-19. Pangsa pasarnya tentu sangat menjanjikan. Kami akan support beragam ide kreatif untuk menunjang perekonomian warga," kata Kepala Staf Presiden Moeldoko, Selasa (21/4/2020).
Sementara itu, mengedepankan gotong royong dan kemandirian, rintisannya mulai digulirkan. Sampel produk bahkan akan digunakan sebagai pendamping sembako bantuan.
"Kami belajar banyak dari kasus pandemi Covid-19 ini. Perekonomian banyak warga sampai lumpuh. Untuk itu, kami coba bangkit dengan kreativitas yang ada. Apalagi, kami sekarang sudah terbiasa lagi bergotong royong. Kami akan ambil peranan saat tatanan ekonomi baru yang bergulir setelah isu Covid-19 selesai," ungkap Ketua RT.008/RW.04 Balekambang, Kramatjati, Jakarta Timur, Zainal Abidin.
Bernaung dalam program 10 Rumah Aman, warga berhasil keluar dari tarikan negatif Covid-19. Mereka mensikapi tekanan ekonomi melalui amal. Bantuan berupa sembako hingga uang dikumpulkan warga lalu didistribusikan kepada tetangga yang membutuhkannya. Aktivitas ini dilakukan rutin bersamaan dengan pencatatan suhu tubuh warga oleh aktivis Dasa Wisma.
Sembari mengurai isu Covid-19, warga terus berpikir kritis dan produktid. Mereka pun merintis sendiri konsep ekonominya. Melalui konsep UKM, beragam produk kuliner unggulan akan diluncurkan. Lalu, awalannya berupa produk kuliner Madumongso dan Sambal Pecel. Kedua kuliner itu bahkan dipakai sebagai logistik pendamping sembako amal bagi warga.
"UKM warga terus dikuatkan. Itu menjadi cara efektif agar eksis dalam tatanan ekonomi baru setelah Covid-19 mereda. UKM itu tahan tekanan dan bisa diakses luas setiap warga. Kami sudah rencanakan 2 produk yang akan disertakan juga dalam sembako amal. Madumongso untuk menggantikan Kurma. Sambal Pecel itu pengganti Mi Instan. Apalagi, sebentar lagi masuk Bulan Ramadhan," kata Zainal.
Dilakukan secara bergotong royong, produk Madumongso dan Sambal Pecel milik warga RT.008/RW.04 Balekambang sudah siap didistribusikan. Jumlahnya besar. Untuk Madumongso ada 50 pax, adapun Sambal Pecelnya sekitar 100 kemasan dengan berat seperempat kilogram. Produk ini bisa dinikmati 33 kepala keluarga (KK) warga RT.008/RW.04 Balekambang yang kurang beruntun secara ekonomi.
"Produk Madumongso dan Sambal Pecel hasil sumbangan uang warga. Mereka memang menyumbang uang dan sembako. Untuk sembako langsung didistribusikan, adapun uang dikumpulkan lebih dahulu sesuai kesepakatan. Setiap hari ada updatenya. Kami berharap Madumongso dan Sambal Pecel ini bisa menginspirasi warga. Dikembangkan lebih lanjut ke depannya menjadi usaha produktif," tegas Zainal.
Sebagai gambaran, Madumongso adalah kudapan manis. Bahan bakunya Ketan Hitam hasil fermentasi. Menurut historynya, Madumongso sudah ada sejak era Mataram Kuno. Pada masanya, Madumongso menjadi kuliner istimewa yang dinikmati para raja. Untuk membuatnya relatif mudah. Bahan bakunya ada Ketam Hitam yang sudah disosoh. Ada juga air, kelapa, daun pandan, gula merah, dan gula pasir.
Skenario pelatihannya sudah disiapkan secara 'online' melalui WhatsApp Group (WAG). Nantinya beragam bahan baku dan cara mengolahnya akan dishare secara detail. Para warga bisa mencobanya di rumah masing-masing sembari menjalankan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di area Jakarta, 10-23 April 2020. Jadi, waktu yang ada tetap produktif dan menghasilkan value ekonomi besar.
"Waktu yang ada harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Mengembangkan kuliner melalui UKM sangat bagus bagi warga. Mereka ini akan mendapatkan jaminan ekonomi lebih baik pascapandemi Covid-19. Pangsa pasarnya tentu sangat menjanjikan. Kami akan support beragam ide kreatif untuk menunjang perekonomian warga," kata Kepala Staf Presiden Moeldoko, Selasa (21/4/2020).
Sementara itu, mengedepankan gotong royong dan kemandirian, rintisannya mulai digulirkan. Sampel produk bahkan akan digunakan sebagai pendamping sembako bantuan.
"Kami belajar banyak dari kasus pandemi Covid-19 ini. Perekonomian banyak warga sampai lumpuh. Untuk itu, kami coba bangkit dengan kreativitas yang ada. Apalagi, kami sekarang sudah terbiasa lagi bergotong royong. Kami akan ambil peranan saat tatanan ekonomi baru yang bergulir setelah isu Covid-19 selesai," ungkap Ketua RT.008/RW.04 Balekambang, Kramatjati, Jakarta Timur, Zainal Abidin.
Bernaung dalam program 10 Rumah Aman, warga berhasil keluar dari tarikan negatif Covid-19. Mereka mensikapi tekanan ekonomi melalui amal. Bantuan berupa sembako hingga uang dikumpulkan warga lalu didistribusikan kepada tetangga yang membutuhkannya. Aktivitas ini dilakukan rutin bersamaan dengan pencatatan suhu tubuh warga oleh aktivis Dasa Wisma.
Sembari mengurai isu Covid-19, warga terus berpikir kritis dan produktid. Mereka pun merintis sendiri konsep ekonominya. Melalui konsep UKM, beragam produk kuliner unggulan akan diluncurkan. Lalu, awalannya berupa produk kuliner Madumongso dan Sambal Pecel. Kedua kuliner itu bahkan dipakai sebagai logistik pendamping sembako amal bagi warga.
"UKM warga terus dikuatkan. Itu menjadi cara efektif agar eksis dalam tatanan ekonomi baru setelah Covid-19 mereda. UKM itu tahan tekanan dan bisa diakses luas setiap warga. Kami sudah rencanakan 2 produk yang akan disertakan juga dalam sembako amal. Madumongso untuk menggantikan Kurma. Sambal Pecel itu pengganti Mi Instan. Apalagi, sebentar lagi masuk Bulan Ramadhan," kata Zainal.
Dilakukan secara bergotong royong, produk Madumongso dan Sambal Pecel milik warga RT.008/RW.04 Balekambang sudah siap didistribusikan. Jumlahnya besar. Untuk Madumongso ada 50 pax, adapun Sambal Pecelnya sekitar 100 kemasan dengan berat seperempat kilogram. Produk ini bisa dinikmati 33 kepala keluarga (KK) warga RT.008/RW.04 Balekambang yang kurang beruntun secara ekonomi.
"Produk Madumongso dan Sambal Pecel hasil sumbangan uang warga. Mereka memang menyumbang uang dan sembako. Untuk sembako langsung didistribusikan, adapun uang dikumpulkan lebih dahulu sesuai kesepakatan. Setiap hari ada updatenya. Kami berharap Madumongso dan Sambal Pecel ini bisa menginspirasi warga. Dikembangkan lebih lanjut ke depannya menjadi usaha produktif," tegas Zainal.
Sebagai gambaran, Madumongso adalah kudapan manis. Bahan bakunya Ketan Hitam hasil fermentasi. Menurut historynya, Madumongso sudah ada sejak era Mataram Kuno. Pada masanya, Madumongso menjadi kuliner istimewa yang dinikmati para raja. Untuk membuatnya relatif mudah. Bahan bakunya ada Ketam Hitam yang sudah disosoh. Ada juga air, kelapa, daun pandan, gula merah, dan gula pasir.