Epidemiolog Sebut Selisih Pelaporan Data Covid-19 Capai Angka 20-34%

Selasa, 28 September 2021 - 18:51 WIB
loading...
Epidemiolog Sebut Selisih...
Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane mengatakan besaran selisih data kasus Covid-19 yang dilaporkan pemerintah dengan di lapangan antara 20-34%. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane mengungkapkan meski saat ini terjadi penurunan kasus Covid-19, namun masih ada selisih atau gap pelaporan data kasus harian pemerintah dengan data di lapangan.

“Pada kondisi penurunan seperti sekarang ini, masih ada beberapa catatan kami dari epidemiologi terkait dengan pencapaian kita. Pertama, masih ada selisih atau gap antara kasus yang dilaporkan oleh pemerintah dengan kasus yang ada di lapangan,” ujar Masdalina secara virtual, Selasa (28/9/2021). Baca juga: Hari Ini, Positif Covid-19 di Tanah Air Bertambah 2.057 Kasus

Masdalina mengatakan besaran selisih data kasus Covid-19 yang dilaporkan pemerintah dengan di lapangan antara 20-34%. “Berapa besar selisihnya? Antara 20 sampai 34%. Ini harus menjadi catatan. Mestinya tidak boleh terjadi ada gap antara kasus yang ada di lapangan dengan kasus yang dilaporkan secara resmi setiap hari.”

Kemudian yang kedua, kata Masdalina, walaupun testing sudah meningkat dengan cukup signifikan tetapi dibandingkan dengan suspek, tingkat testing masih sepertiga sampai setengahnya. “Artinya masih cukup banyak suspek yang belum dites.”

“Kita harus ingat, bahwa yang harus dites itu yang prioritas adalah suspek. Jadi sepanjang seluruh suspek ini belum dites, ditunjukkan dengan setiap hari diumumkan oleh pemerintah berapa jumlah suspek dan berapa jumlah orang yang dites, maka itu masih menjadi PR kita. Ke depan ini harus diselesaikan juga,” terang Masdalina.

Masdalina mengatakan untuk tracing di Jawa saja masih kurang dari 80%. “Nah, kemudian berapa banyak mereka yang mampu di tracing atau di-containment? Saat ini untuk Jawa, data kami di 49 kabupaten kota yang ada program tracing, tracing itu hanya mampu melakukan tracing sebanyak 69,7%. Itu masih kurang dari 80%.”

“Karena itu wajar saja kalau Wamen atau Menkes menyatakan masih ada kasus konfirmasi dan kontak erat atau kalau di PeduliLindungi itu berwarna hitam itu masih berkeliaran karena memang kemampuan untuk melakukan tracingnya masih kurang dari 80%. Sekalipun rasio kontaknya sudah di atas 10,” paparnya.

Jadi sebenarnya, tambah Masdalina, menurut WHO yang menjadi standar di dalam tracing itu adalah persentase kasus konfirmasi yang mampu dilakukan tracing sampai dengan di-containment dengan isolasi dan karantina.

“Artinya kalau saat ini kita sudah berada pada level 2, kita harus turunkan kembali transmisi kita ke level 1. Dan kedepannya tidak boleh bolak-balik hanya level 1, 2, 1, 2 atau 2, 3, 2, 3. Tetapi ke depan kita harus turun menuju ke level klaster. Kemudian menurun lagi pada tingkat sporadis dan terus turun sampai dengan nol kasus. Saya kira itu yang harus ditarget bagi pemerintah,” tutup Masdalina.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Waspadai Lagi Covid-19,...
Waspadai Lagi Covid-19, Kemenkes Imbau Tetap Prokes dan Hidup Sehat
Saran Epidemiolog Cegah...
Saran Epidemiolog Cegah Lonjakan Covid-19 saat Libur Nataru
Kasus Covid-19 Naik,...
Kasus Covid-19 Naik, Menko Muhadjir Effendy Minta Masyarakat Jangan Panik
Bupati Bengkulu Selatan...
Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi Dilaporkan ke KPK Terkait Dugaan Korupsi Dana Covid-19
Status Pandemi Dicabut,...
Status Pandemi Dicabut, Menko PMK: Satgas Covid-19 Otomatis Bubar
Status Pandemi Dicabut,...
Status Pandemi Dicabut, Pemerintah Tetap Jamin Vaksinasi dan Pengobatan Pasien Covid-19
Indonesia Masuk Endemi,...
Indonesia Masuk Endemi, Satgas Beberkan Dasar Pencabutan Status Pandemi Covid-19
Presiden Jokowi: Kalau...
Presiden Jokowi: Kalau Sudah Masuk Endemi, Kena Covid-19 Bayar
Kasus Covid-19 di Indonesia...
Kasus Covid-19 di Indonesia Bertambah 190, Meninggal 5 Orang
Rekomendasi
Profil Jonathan Frizzy,...
Profil Jonathan Frizzy, Aktor yang Terseret Kasus Narkoba
Tarian Tradisional Bali...
Tarian Tradisional Bali Meriahkan Perayaan Hari Tari Sedunia di Museum Nasional
19 Perusahaan Korsel...
19 Perusahaan Korsel Bakal Tambah Investasi Rp30 Triliun usai Bertemu Prabowo, Ini Daftarnya
Berita Terkini
HNSI Yakin Koperasi...
HNSI Yakin Koperasi Desa Merah Putih Momen Tingkatkan Taraf Hidup Nelayan
1 jam yang lalu
Try Sutrisno hingga...
Try Sutrisno hingga Fachrul Razi Tuntut Gibran Diganti, Bobby Nasution Enggak Mau Tanggapi
2 jam yang lalu
Gen Z Ajak Fachrul Razi...
Gen Z Ajak Fachrul Razi Dialog Terbuka terkait Isu Pelengseran Wapres Gibran
2 jam yang lalu
Bobby Nasution Keluar...
Bobby Nasution Keluar dari Gedung KPK: Bahas Pencegahan Korupsi hingga Koordinasi
2 jam yang lalu
Terungkap, Zarof Terima...
Terungkap, Zarof Terima Uang Rp1 Miliar untuk Pembuatan Film Sang Pengadil
2 jam yang lalu
Try Sutrisno hingga...
Try Sutrisno hingga Fachrul Razi Tuntut Gibran Dicopot, Pimpinan MPR Pegang Keputusan KPU
2 jam yang lalu
Infografis
5 Cara Mencegah Lonjakan...
5 Cara Mencegah Lonjakan Covid-19 di Momen Libur Nataru
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved