Penting! Ini Hasil Riset Para Pakar tentang Kualitas Tayangan Televisi di Indonesia

Jum'at, 24 September 2021 - 17:36 WIB
loading...
Penting! Ini Hasil Riset Para Pakar tentang Kualitas Tayangan Televisi di Indonesia
Doc. Sindonews
A A A
JAKARTA - Sejak adanya media sosial yang menjadikan kita lebih mudah memberi masukan ataupun kritik, termasuk pada KPI. Pada sejumlah komentar sering kita dengarkan mengenai kualitas tayangan di Indonesia. Lantas sebenarnya, bagaimana kualitas tayangan televisi kita?

Untuk menjawabnya, KPI membuat sebuah riset mengenai Indeks Kualitas Program Siaran Televisi di Indonesia berbasis akademik.

Tidak main-main, dalam riset ini, KPI menggandeng 12 besar Universitas Negeri di Indonesia. Ke-12 universitas tersebut adalah Universitas Sumatera Utara, Universitas Andalas, UPN Jakarta, Universitas Padjajaran, Universitas Diponegoro, UIN Sunan Kalijaga, UNS, Universitas Udayana, Universitas Tanjungpura, Universitas Hasanudin, Universitas Lambung Mangkurat, dan Universitas Pattimura.

Riset yang dilakukan secara berkala ini memiliki tujuan besar, yakni mewujudkan penyiaran yang sehat dan memberi kemanfaatan bagi khalayak.

Pada riset semester pertama tahun 2021 melibatkan 108 informan. Para informan terdiri dari informan ahli di 12 kota didominasi perempuan dengan presentasi 54 persen dan laki-laki 46 persen. Adapun latar belakang pendidikan informan ahli 12 persen tamatan S1, 54 persen tamatan S2 dan 34 persen tamatan S3.

Sesuai Standar KPI
Dari hasil penilaian para informan beberapa kategori program siaran memenuhi standar indeks berkualitas yaitu 3.00. Bahkan secara umum hasil indeks periode 1 tahun 2021 mencapai 3.09, artinya memenuhi standar kualitas di atas 3.00.

Meskipun masih perlu perbaikan agar sesuai dengan standar kualitas KPI, 3.00, dalam 5 tahun pelaksanaan riset (2017-2021), indeks keseluruhan dalam setiap periode berbeda-beda namun beberapa program siaran menunjukan trend perubahan ke arah lebih baik, di samping itu beberapa program mengalami penurunan.

Pada 2017, periode pertama 2.84 dan periode kedua 2.88. Selanjutnya, pada 2018, periode pertama 2.84, periode kedua 2.87, dan periode ketiga 2.81. Lalu, tahun pada 2019, periode pertama 2.93 dan periode kedua 2.90. Kemudian pada 2020, periode pertama mencapai 3.14 dan periode kedua 3.21. Untuk hasil indeks kualitas periode pertama tahun ini sebesar 3.09.

Meskipun pada tahun sebelumnya (2020) telah mengalami tren peningkatan yang cukup signifikan, namun pada periode pertama kali ini hasil indeks kualitas program siaran televisi mengalami penurunan di beberapa kategori program.

Hasil Riset 8 Kategori
Adapun hasil riset menunjukkan dari delapan kategori program, 5 kategori program telah mencapai standar KPI (3.00) dengan indeks tertinggi untuk kategori program Wisata dan Budaya (3.53), kemudian Religi (3.40), Anak (3.29), Berita (3.25), dan Talkshow (3.24). Sedangkan ketiga kategori program dengan indeks terendah, yakni: kategori program Variety Show (2.81), Infotainment (2.67) dan Sinetron (2.56).

Untuk kategori program Variety show, ada beberapa catatan penting, yaitu mengenai perlindungan perkembangan psikologis anak-anak dan remaja pada peringkat indeks terendah. Sedangkan untuk indeks tertinggi adalah banyak program Variety Show tidak menampilkan adegan mistik, horor dan supranatural dibawah pukul 22.00-03.00 waktu setempat (klasifikasi D).

Pada kategori program Infotainment, ada beberapa catatan penting, yaitu mengenai perlindungan hak privasi dan perkembangan psikologis terhadap anak-anak dan/atau remaja pada peringkat indeks terendah. Sedangkan indeks tertinggi adalah banyak program infotainment tidak menyajikan informasi yang mengandung unsur mempertentangkan suku, agama, ras dan antargolongan.

Pada kategori program Sinetron, ada beberapa catatan penting, yaitu mengenai perlindungan perkembangan psikologis terhadap anak-anak dan/atau remaja pada peringkat indeks terendah. Sedangkan untuk indeks tertinggi adalah banyak program sinetron tidak menyajikan adegan yang mengandung aktifitas seks dan/atau persenggamaan percakapan, suara tentang aktifitas seks; adegan ciuman bibir; eksploitasi bagian tubuh tertentu, gerakan tubuh erotis dan kata-kata cabul.

Harapan KPI
Hasil penelitian yang berbasis akademik dari para pakar ini bukanlah sekedar menuntaskan rasa tanggung jawab KPI Pusat sebagai regulator penyiaran Indonesia.

Tapi harapannya dapat dijadikan pijakan para pemangku kepentingan penyiaran termasuk stasiun televisi sebagai dasar pertimbangan pada setiap pengambilan keputusan atau kebijakan dalam menciptakan program tontonan yang akan disuguhkan kepada masyarakat.

KPI berharap hasil riset ini menjadi dorongan kuat untuk meningkatkan rasa kepedulian kita akan lahirnya konten isi siaran yang sehat dan berkualitas di Indonesia yang lebih banyak dan bervariatif memasuki era siaran digital.
(atk)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1347 seconds (0.1#10.140)