Sebut Ada Upaya Penghancuran Bangsa, Amien Rais Ungkap tentang Amendemen UUD
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Majelis Syuro Partai Ummat, Amien Rais menilai, saat ini ada upaya atau proses penghancuran terhadap bangsa Indonesia. Hal itu kata Amien, menjadi salah satu tantangan terberat yang harus diselesaikan oleh Partai Ummat.
Baca Juga: Amien Rais
Baca juga: Direstui Kemenkumham, Amien Rais Tegaskan Partai Ummat Siap Bertarung
"Yang satu sudah dimulai, jadi soal amendemen ini, ini sebuah tricky politik, politik yang sangat penuh dengan tipu muslihat. Jadi sesungguhnya, amandemen ini sudah dibicarakan sejak tahun 2019, oleh tokoh-tokoh yang pro Jokowi," kata Amien, Minggu (5/9/2021).
"Bahkan mereka ingin sekali, bahwa tidak ada seorangpun tokoh yang akan bisa melebihi kecerdasan, kemampuan, ketajaman, bahkan kesempurnaan daripada Pak Jokowi," sambungnya.
Namun kemudian, isu amendemen UUD 1945 tersebut tiba-tiba tidak terdengar pada 2019, lalu. Hingga akhirya, kata Amien, isu itu kembali muncul pada 2021 dan diangkat oleh pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi). Akan tetapi, isu mendapat sorotan negatif dari masyarakat.
"Nah ketika semua reaksi masyarakat negatif, kemudian setelah itu menghilang," ucapnya.
Baca Juga: Amien Rais
Baca juga: Direstui Kemenkumham, Amien Rais Tegaskan Partai Ummat Siap Bertarung
"Yang satu sudah dimulai, jadi soal amendemen ini, ini sebuah tricky politik, politik yang sangat penuh dengan tipu muslihat. Jadi sesungguhnya, amandemen ini sudah dibicarakan sejak tahun 2019, oleh tokoh-tokoh yang pro Jokowi," kata Amien, Minggu (5/9/2021).
"Bahkan mereka ingin sekali, bahwa tidak ada seorangpun tokoh yang akan bisa melebihi kecerdasan, kemampuan, ketajaman, bahkan kesempurnaan daripada Pak Jokowi," sambungnya.
Namun kemudian, isu amendemen UUD 1945 tersebut tiba-tiba tidak terdengar pada 2019, lalu. Hingga akhirya, kata Amien, isu itu kembali muncul pada 2021 dan diangkat oleh pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi). Akan tetapi, isu mendapat sorotan negatif dari masyarakat.
"Nah ketika semua reaksi masyarakat negatif, kemudian setelah itu menghilang," ucapnya.
(maf)