Tanpa Baliho Sandiaga Uno Justru Makin Kuat Menuju 2024 dengan Kerja Nyata

Sabtu, 04 September 2021 - 16:10 WIB
loading...
Tanpa Baliho Sandiaga Uno Justru Makin Kuat Menuju 2024 dengan Kerja Nyata
Politikus Partai Gerindra Salahudin Uno tidak mengikuti sejumlah tokoh politik lainnya dengan memasang baliho di banyak tempat. FOTO/DOK.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Ramainya pemasangan baliho beberapa calon yang akan maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 menjadi diskursus di tengah masyarakat. Sejumlah pengamat politik pun membahas ihwal Sandiaga Salahudin Uno yang tak menerapkan strategi tersebut.

Pembahasan tersebut bertajuk 'Mengapa Sandiaga S Uno Tidak Ada di Baliho?'. Diskusi digelar secara daring oleh Parwa Institute, Sabtu (4/9/2021).

Salah satu narasumber sekaligus pengamat politik, Hadi Suprapto mengatakan, strategi pemasangan baliho sudah tidak tepat bagi seorang Sandiaga Uno. Sebab, menurutnya, Sandiaga Uno sudah sadar bahwa posisi eksistingnya sudah kuat.

Baca juga: Desa Wisata Perkampungan Betawi Hadirkan Bank Sampah, Sandiaga Uno: Sejalan dengan Konsep Parekraf

"Dia itu pemain lama, terutama sempat menjabat sebagai Wakil Gubernur di DKI Jakarta, lalu maju Pilpres 2019 dan kini menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di kabinet. Dia sudah sadar bahwa posisi eksistingnya sudah kuat," ujar Hadi.

Lebih lanjut, Hadi menilai peluang Sandiaga Uno untuk maju ke Pilpres 2024 cukup terbuka lebar. Terlebih, Karena kesukaan rakyat terhadap sosok Sandiaga Uno Paling tinggi di semua survei.

Bahkan diperkirakan jika Prabowo tidak ikut dalam kontestasi tersebut maka Partai Gerindra Bisa saja mendorong Sandiaga Uno Sebagai Capres 2024.

Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno Bagikan Tips Usaha Kuliner di Tengah Pandemi Covid-19

"Apalagi kalau Prabowo tidak ikut, maka Gerindra akan dorong Sandiaga Uno. Karena dia yang paling potensial dan termasuk pemain lama, muda, energik, santun serta Disukai emak-emak," ucapnya.

Hadi menyampaikan, baliho bukanlah alat nomor satu untuk menaikkan popularitas. Menurut dia, baliho dianggap kurang efektif di desa-desa. "Baliho bukan alat nomor satu untuk menaikkan popularitas. Apalagi baliho kurang efektif, karena cuma bisa efektif di wilayah strategis seperti pusat kota. Sedangkan untuk desa-desa belum tentu efektif," kata Hadi.

Dalam kesempatan sama, Direktur Eksekutif Parwa Institute, Justrianto juga menanggapi ihwal strategi Sandiaga Uno yang tak menggunakan baliho sebagai alat menaikkan popularitas. Justrianto menyebut Sandiaga Uno sedang memaksimalkan jabatan tugas dan tanggung jawabnya sebagai Menparekraf.

"Saya melihat Sandi hari ini mencoba untuk bagaimana memaksimalkan dirinya menjalankan tugas dan tanggung jawabnya," kata Justrianto.

Dia menambahkan, Sandiaga Uno masih berada di posisi ketiga secara ektabilitas dengan jumlah 13,5 persen. Sedangkan, di Carta Politika, survei pada (8/8/2021), posisi Sandiaga Uno urutan keempat ada di 7,7 persen.

"Terkait tokoh-tokoh yang tidak melakukan start awal meningkatkan elektabilitas atau popularitas, perlu kita apresiasi. Karena tahun ini belumlah tahun politik. Kita tahu Bung Sandi masih tetap berada di lima survei ektabilitas lembaga survei," katanya.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1048 seconds (0.1#10.140)